Chapter 13

3.5K 230 0
                                    

Sudah 3 bulan sejak pertemuan pertama Ali dan Prilly di project photoshoot. Saat ini mereka semakin dekat, Prilly pun sering main ke rumah Ali begitu juga Ali yang sering main ke rumah Prilly. Tak jarang pula mereka menghabiskan waktu berdua seperti menonton ataupun makan bersama. Kedekatan mereka pun sudah diketehui oleh Robby yang sangat senang jika mereka berpacaran. Sedangkan Jodi, ia juga sudah mengetahui gadis yang sedang dekat dengan anaknya, tapi ia berpura-pura bersikap acuh walaupun sebeneranya ia mengetahui semuanya karena ia menyewa seseorang untuk selalui memata-matai Ali.

Seperti saat ini, Jodi yang berada diruangannya mendengarkan yang  sedang dikatakan oleh anak buahnya dengan seksama.

"Jadi tuan, Prilly merupakan anak dari pengusaha Robby Hardianto. Ia sendiri sedang kuliah di salah satu kampus swasta di Jakarta menempuh jurusan ekonomi manajemen. Prilly merupakan anak tunggal, sehingga perusahaan milik Pak Robby akan diberikan padanya".

Jodi pun mengangguk pertanda ia menyimak apa yang dikatakan oleh anak buahnya.

"Kerja yang bagus Roy. Sekarang, kamu harus cari cara agar saya bertemu dengan Prilly. Ingat, jangan sampai Ali mengetahui kalo kamu saya tugaskan untuk memata-matai nya".

"Baik tuan, saya akan melaksanakan tugas saya", jawab Roy kemudian pamit pada bos nya itu.

"Aku harus bisa bikin Ali kembali lagi. Cuma Prilly yang bisa aku manfaatin sekarang", gumam Jodi pelan. Ia pun melanjutkan pekerjaan nya yang sempat tertunda.

Sementara itu ditempat lain, Prilly sedang menunggu Ali. Mereka janjian untuk bertemu hari ini di taman. Prilly pun melirik jam tanganya, pukul 15.37 dan Ali belum datang. Tak biasanya Ali terlambat saat mereka membuat janji. Prilly pun mencoba menghubungi Ali tapi sayangnya tidak bisa.

Tanpa Prilly sadari, Ali sebenarnya sudah berada di taman itu sedari tadi. Ali bersembunyi di belakang pohon sambil membawa sebuah boneka doraemon kesukaan Prilly. Ali pun mulai berjalan mengendap-endap mendekat ke arah Prilly. Setelah berhasil berada di dekat Prilly tanpa diketahui Prilly, ia pun tersenyum miring.

"DORRRRR", teriak Ali kencang di telinga kiri Prilly.

Prilly pun teriak dan terlonjak kaget. Ia menatap Ali dengan tatapan tajamnya, sementara Ali hanya menampilkan cengirannya tanpa ada wajah berdosa sama sekali.

"ALIIII!!! JAHAT BANGET SI LOOO!!!! AWAS LO YAAAAA!!!!", teriak Prilly penuh emosi.

Ali pun memejamkan matanya mendengar suara 8 oktaf milik Prilly itu.

"Iyaa maaf Prill. Ga usah teriak deh", ucap Ali setelah Prilly berhenti teriak.

"Salah sendiri lo kagetin gue. Dateng telat lagi, lama tau gue nunggu", jawab Prilly dengan sebal.

"Uluululuulu, yang nunggu gue lamaaaaa. Udah deh ga usah marah-marah, mau gue kasih sesuatu ga?", tanya Ali sambil menaik turunkan alis tebalnya itu.

"Apaan?", jawab Prilly.

"Yeeee, gue tanya nya mau kagak? Jawab nya iya atau tidak. Lah ini? Malah apaan", jawab Ali mencibir.

"Mau nyogok lo?", tanya Prilly.

"Eh, enak aja kalo ngomong. Ngapain juga gue nyogok lo kayak ga ada yang lain aja".

"Ish, sialan lo ya! Ya udah gue mau. Apaan coba? Palingan juga coklat", tebak Prilly.

"Coklat? Lebih kalii. Gue sih yakin ya, abis ini lo bakal heboh sambil ngomong makasih Ali kamu tau banget aku mau ini", jawab Ali dengan pedenya.

"Pede banget ya lo Onta! Buruan apaan sih?", tanya Prilly yang sudah mulai kepo.

"Tutup mata kek. Biar agak romantis gitu", pinta Ali.

"Dih, dasar alay", jawab Prilly sambil memejamkan matanya.

"Biarin aja sih. Awas lo ya sampe ngintip, gue tinggal di sini sendirian lo", ancam Ali.

"IYA ALI BABAAA. GUE GA BAKALAN NGINTIP DAH YA. BURUAN NGAPA?".

Ali pun membawa boneka doraemon yang sedari tadi dibelakang badannya ke hadapan Prilly.

"Gue itung satu sampe tiga, baru lo boleh buka mata".

"Yayayayaya", jawab Prilly malas.

"Satu"

"Dua"

"Dua seperempat"

"Dua setengah"

"Lama ah", ucap Prilly.

"Ish, diem ngapa! Gue ulang ni".

"Huh, dasar nyebelin".

"Satu"

"Dua"

"Tiiiiiiiiiigaaaaaa, buka mata lo", pinta Ali.

Prilly pun mulai membuka matanya. Matanya berbinar saat mengetahui ada sebuah boneka doraemon di hadapannya.

"DORAEMONNN", pekik Prilly senang sambil mengambil boneka itu dari tangan Ali. Ia langsung memeluk boneka kartun kesayangannya dengan erat.

Ali yang melihatnya pun tersenyum. Baginya, Prilly sudah seperti saudaranya sendiri. Tapi terkadang, Ali merasa ingin Prilly menjadi miliknya. Entahlah, Ali tidak ingin memikirkan hal itu.

"Dalam rangka apaan nih ngasih gue boneka?", tanya Prilly.

"Rangka apaan ya? Dalam rangka valentine kali ya?", jawab Ali.

"Ish, valentine udah kelewat lama kali mas", jawab Prilly.

"Lah, mending telat daripada ga sama sekali", jawab Ali membela dirinya sendiri.

"Iya in aja deh ya. Btw, thanks ya Li! Lo pengertian banget".

"Woh, ya jelas. Ali gitu loh".

"Dih, sarap. Obatnya abis mas?"

"Iya abis, lagi bokek jadi ga bisa beli", jawab Ali sambil tertawa.

Prilly pun juga ikut tertawa mendengar ucapan Ali.

"Eh, aku mau ketemu Zio donk", pinta Prilly.

"Mau ketemu Zio? Berarti sekarang ke rumah gue nih?", tanya Ali.

"Ke pasar mas. Iya lah kerumah lo. Gitu aja masih nanya", jawab Prilly dengan malas.

"Aduhh, jangan marah atuh kanjeng ratu. Ya udah yok ke mobil gue", ajak Ali.

Mereka pun menuju ke mobil Ali dan mobil segera meluncur ke rumah Ali.

#TBC

Huaaaa akhirnya bisa lanjut lagiii!!! Lama banget ya kali ini ga update nya:(. Huhuhu, sorry ya kalo chapter ini pendek, ga jelas☹. Beneran dah, kagak punya ide buat next lagi.
Btw, thankyou buat 150+ vote nyaa💙. Sesuai janji, aku bakal follback kalian. Syaratnya? Follow aku dulu dan comment dibawah gimana Photograph ini menurut kalian? Ga ada batasan berapa orang yang bakal aku follback kok. Jangan lupa vote ya😋.

-K

PhotographTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang