Chapter 19

3.5K 244 11
                                    

Setelah mengantar Prilly pulang, Ali kembali ke rumahnya dengan senyum yang terus mengembang. Sambil menenteng jas hitamnya, ia memasuki rumahnya.

"Darimana saja kamu?".

Ali menghela nafas mendengar suara bariton ini. Ia pun membalikkan badan menatap Papanya yang baru saja keluar dari dapur.

"Memang apa peduli anda pada saya?", jawab Ali dengan sinis.

"ALI!! PAPA ITU TANYA SAMA KAMU! JAWAB YANG BENER!!!.

"SAYA SUDAH MENJAWABNYA", balas Ali dengan dingin.

"Apa benar kamu melamar perempuan tadi?", tanya Jodi?.

"Kalau iya kenapa? MASALAH BUAT ANDA?", tanya Ali.

"Papa sudah bilang berapa kali ke kamu? Papa sudah menjodohkan kamu dengan anak teman papa yang lebih baik dari wanita itu, Ali!".

"ALI SELALU BILANG KALO ALI GA MAU DI JODOHIN. ALI GA PEDULI SAMA SIAPA PEREMPUAN LAIN. ALI UDAH PUNYA PRILLY. DAN BAPAK, GA USAH CAMPURIN URUSAN ALI LAGI", ucap Ali dengan emosi yang meluap-luap.

Perempuan yang lebih baik dari Prilly? Hanya Mamanya, neneknya, dan Mama Prilly perempuan baik selain Prilly. Perempuan lain dimata Ali sama saja. Hanya memanfaatkan kekayaan milik ayahnya saja.

"ALI JANGAN KURANG AJAR KAMU SAMA PAPA", bentak Jodi.

"Papa? Saya rasa, saya tidak punya papa", balas Ali dingin lalu mulai melangkahkan kakinya menuju ke kamarnya yang berada di lantai dua. Ali sama sekali tidak menggubris Papanya yang masih saja berteriak memanggil namanya. Ia menutup pintu kamar nya dengan kasar dan membuang jas hitamnya sembarang. Ia terduduk di kasur sambil menutup wajahnya menggunakan kedua tangannya.

Frustasi. Mungkin satu kata yang cocok untuk keadaan Ali saat ini. Ia frustasi dengan kondisi keluarganya yang berbeda. Ia tidak mendapat kasih sayang Mamanya. Dan Ali menganggap Papanya yang membuat ia kehilangan sosok figur Ibu dalam hidupnya.

"Ma, Mama dimana? Mama gak kangen Ali sama Zio?", ucap Ali lirih sambil memandang foto dirinya, Zio juga mamanya yang ia pajang di meja dekat kasurnya.

Ali pun berdiri dan masuk ke kamar mandi untuk membersihkan dirinya lalu tidur.

***
"Kamu di mana Han? Ali dan Zio butuh kamu", ucap Jodi sambil memegang foto Hanna, istrinya yang juga Ibu dari anak-anaknya.

"Sudah 7 tahun sejak kejadian itu, kamu meninggalkan aku dan anak-anak kita. Bahkan keluargamu juga pergi entah kemana. Apa kamu tidak rindu pada keluargamu?", lirih Jodi.

Jodi sadar, kesalahnnya 7 tahun yang lalu memang tidak pantas untuk dimaafkan. Tapi sayang, ia terlambat menyadarinya.

"Andai waktu bisa diputar, aku ga bakal ngelakuin hal itu", ucap Jodi lirih memandang kosong foto yang berada di tangannya.

****

Bunyi yang berasal dari hp itu membuat sang empu yang masih berada di balik selimut terganggu. Perlahan ia mengerjapkan matanya, lalu mengambil hpnya yang berada di nakas sebelah tempat tidurnya. Dengan mata yang masih terpejam dan tanpa melihat siapa yang menghubunginya, ia menekan tombol hijau pada layarnya.

"Halooo", ucapnya dengan suara serak khas bangun tidur.

Beberapa detik ia menunggu, tetapi masih tidak ada jawaban.

"Halooo", ulangnya sekali lagi.

"Al... Alii", jawab sesorang di seberang sana.

Ali membuka matanya dan mengernyitkan dahinya heran. Ia melihat nomor yang tidak dikenal menghubunginya.

"Ini siapa ya?", tanya Ali heran.

Bukannya menjawab, Ali malah mendengar suara isak tangis di seberang sana. Ia pun semakin di buat bingung.

"Haloo? Ini siapa ya? Kok tahu nama saya?", ulang Ali sekali lagi.

"Saaa, sayaaa....".

Belum sempat seseorang yang meneleponnya menjawab, panggilan terputus. Ali pun menjauhkan ponselnya dari telinga. Ia mendesah kecewa saat melihat layar ponselnya mati. Ia pun segera mengcharge ponselnya.

"Siapa sih tadi yang nelfon? Belum dikasih tau, pake acara mati pula thu hp", sungut Ali kesal.

Ali memandang jam dinding di kamarnya yang menunjukkan pukul 03.26.

"Alamat ini mah. Ga bakal bisa tidur lagi", gerutu Ali.

Ali pun mencoba untuk memejamkan matanya. Tetapi nihil, ia sama sekali tidak bisa terbang ke alam mimpi lagi.

"Ngapain nih gue enaknya? Iya kalik jam segini lari. Kalo main game terus teriak-teriak nanti serumah pada bangun. Lagian yang tadi nelfon ga bisa tunggu sampe pagi apa?", ucap Ali yang masih kesal.

"Tau ah, nonton film aja," putus Ali akhirnya.

Dan, sisa waktu yang seharusnya digunakan untuk tidur sampai pagi digunakan Ali untuk menonton Fast and Furious 6.

***

"Wuih, anak Mama lagi ngapain sih?", tanya Diana sambil mengampiri Prilly yang sibuk dengan adonan kuenya.

"Lagi mau bikin kue nih Ma", balas Prilly sambil tetap mengaduk adonan kuenya.

"Buat Ali pasti?", tebak Diana.

Prillypun mengentikan kegiatannya sejenak dan menatap mamanya.

"Kok Mama tahu?", tanya Prilly heran.

"Ya iyalah, udah pasti. Orang kamu semangat 45 gitu. Kamu kan males kalo disuruh buatin kue untuk Papa sama Mama", balas Diana sambil menyindir putrinya itu.

"Ish, Mamaaaaa. Bukannya Prilly malesss..", rengek Prilly.

"Terus apa?", tanya Diana.

"Kan mama juga bisa buat kue. Ngapain harus Prilly yang buat kue kalo mama aja bisa", bela Prilly.

"Nah kalo gitu, kenapa gak minta tolong Mama buat buatin kue buat Ali?".

"Ish Mamaaaaa. Prilly kan pengen Ali ngerasain kue buatanku."

"Nah, berarti males kan bikinin kue buat Papa sama Mama", ucap Diana.

"Terserah lah Ma. Terserah. Yang penting Mama bahagiaaa. Ujung-ujungnya juga Prilly kalah", ucap Prilly kesal.

"Hahahahahaha, bercanda sayanggg. Lanjutin yang bener thu bikin kuenya.", pesan Diana sebelum meninggalkan dapur.

"Iya iya", balas Prilly.

Prilly pun mulai bekerja untuk menyelesaikan tugasnya. Kemarin, Ali berkata bahwa akan main ke rumahnya jam 11 siang bersama Zio. Sekarang sudah jam 9.05 sehingga Prilly harus cepat-cepat membuat kue tersebut.

#TBC

Hai hai haloooo. Udah di next ya kan😏. Ga tau deh nyambung apa gak sama chapter sebelumnya😷. Pendek yak? Iyak emang pendek. Lagi ga punya ide, dan ga ada waktu buat ngetik panjang. Segini aja dulu yak. Siapa tau hasil halu ini mengobati rindu kalian pada AP😉. Jangan lupa vote and comment👊

Ps : Thankyou yang udah kasih vote dan comment. Kalian bikin aku pengen update terus. Tapi aku ga ada ide. Ada yang punya ide dan mau kasih masukan?🙄

PhotographTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang