"Kamu nanti siang kekantor Papa. Papa gak mau denger penolakan darikamu".
Kalimat itu selalu terngiang di telinga Ali. Memang tadi pagi setelah sarapan, sebelum ke kantor Jodi menyuruh putra sulungnya agar siang nanti kekantornya. Entah apa yang akan Jodi lakukan pada Ali.
"Ngapain coba pake suruh ke kantor, malesin banget", gerutu Ali. Lelaki itu sedang berada diperjalanan menuju ke kantor Jodi.
Entah kapan terakhir kali Ali datang kekantor Jodi. Yang pasti, itu sebelum hubungannya dengan Jodi menegang.
Ali memakirkan mobilnya di lobby kantor, tepat disamping mobil Jodi. Dengan segera ia masuk melangkah menuju ruangan Papanya tanpa membalas sapaan demi sapaan yang ia dapatkan.
"Papa ada didalam?", tanya Ali pada Rio, sekretaris Papanya. Umur Rio sama dengan Ali. Maka dari itu, Rio akrab dengan Ali.
"Ada Li, masuk aja sana lo. Udah ditungguin daritadi", balas Rio.
"Yadah, gue masuk dulu ya", pamit Ali.
Setelah mengetuk pintu dan mendapat balasan dari Jodi, Ali dengan segera memasuki ruangan Jodi.
"Kamu ternyata Li", ucap Jodi ketika melihat Ali yang masuk ke ruangannya.
"Ada apa Papa nyuruh Ali kesini?", tanya Ali to the point. Jodipun melepaskan kacamata yang sedari tadi ia pakai.
"Kamu udah besar Ali, dan Papa pengen kamu yang pegang perusahaan sekarang. Udah cukup Papa megang perusahaan ini", balas Jodi.
Alipun mendesah malas. Sudah berkali-kali Jodi meminta hal ini.
"Pa, papa udah minta hal ini untuk keberapa kalinya sama Ali? Dan kayaknya tanpa Ali jawab Papa juga udah tau kan jawabannya? Emang kalo Ali nurutin permintaan Papa yang satu ini, Papa mau nurutin permintaan Ali juga?", tanya Ali.
"Papa bakal nurutin apapun yang kamu minta kalo kamu mau jadi CEO di perusahaan ini", balas Jodi dengan hati setengah ragu.
"Oke kalo gitu. Ali akan jadi CEO diperusahaan ini, nurutin apa yang Papa minta kalo Papa mau nyari Mama dan bawa Mama pulang. Terserah Papa mau nurutin syarat dari Ali atau gak. Keputusan ada ditangan Papa sekarang. Ali permisi".
Jodi membeku ditempatnya mendengar syarat yang Ali ajukan. Demi Tuhannnn, kenapa harus itu syarat yang Ali berikan?
***
"Oke kalo gitu. Ali akan jadi CEO diperusahaan ini, nurutin apa yang Papa minta kalo Papa mau nyari Mama dan bawa Mama pulang. Terserah Papa mau nurutin syarat dari Ali atau gak. Keputusan ada ditangan Papa sekarang. Ali permisi".
"Arghhhh", geram Jodi frustasi. Sampai sekarang, ia masih terus saja memikirkan persyaratan yang Ali berikan.
Mencari Hanna dan membawanya pulang? Apakah ia bisa melakukannya? Memang, Ia dan Hanna sampai sekarang belum bercerai padahal Hanna sudah mengirim surat perceraian pada Jodi sebanyak 3 kali. Tapi Jodi, pria itu tetap tidak menandatangi surat perceraiannya. Apa Hanna mau kembali dengan Jodi setelah hal bodoh yang Jodi lakukan dulu? Pikiran Jodi melayang ke belakang. Tepat disaat ia menyakiti Hanna, istri dan juga ibu dari anak-anaknya.
"Pa, kamu kemana aja sih? Kok akhir-akhir ini pulang malam terus? Susah dihubungi? Anak-anak itu kangen sama kamu. Kemarin Sabtu dan Minggu aja kamu pergi entah kemana ga pulang, baru pulang sekarang. Ada masalah dikantor kah? Cerita donk Paa, jangan bikin Mama khawatir", ucap Hanna pada Jodi.
Hanna khawatir ada masalah dikantor Jodi, mengingat lelaki itu jadi jarang pulang dan susah dihubungi.
"Paaa, jawab donkkk, jangan diam ajaaa. Papa bikin Mama khawatir. Paaa cerita donk sama Mamaa", desak Hanna.
KAMU SEDANG MEMBACA
Photograph
FanfictionWe keep this love in a photograph We made these memories for ourselves Where our eyes are never closing Hearts are never broken And time's forever frozen still