Chapter 20

4K 279 12
                                    

"Kak Piyiiii", teriak Zio yang langsung menubruk tubuh Prilly begitu turun dari mobil.

"Hai sayanggg, kakak kangen deh sama kamu", balas Prilly sambil memeluk Zio.

"Kak Piyi kenapa sekarang jarang main kerumah?", tanya Zio.

"Kak Piyi sibuk. Emang Kak Piyi cuma ngurusi kamu doank?", sambar Ali yang entah sejak kapan sudah ada di samping Zio.

"Bener kak?", tanya Zio lagi.

"Enggak kok sayangg. Kak Piyi juga mau main kerumah mu, tapi kan Zio sekolah. Nanti kalo Zio udah libur panjang, Kak Piyi janji deh kalo bisa tiap hari main ke rumah Zio", ucap Prilly.

"Beneran?", tanya Zio dengan mata yang berbinar.

"Iya sayang", balas Prilly sambil mengusap rambut Zio dengan lembut.

"Ehem. Disini masih ada orang loh...", sindir Ali.

"Abang kenapa sih? Cemburu ya kalo Kak Piyi sama Zio?", tanya Zio.

"Dih, cemburu? Nggak. Ngapain juga cemburu", balas Ali.

"Oh gitu? Ya udah, kita masuk aja yuk Zi. Biarin aja thu abang kamu di luar terus", balas Prilly sambil menggandeng tangan Zio untuk masuk kerumah nya.

"Eh, Bieeee...", rengek Ali.

"Bie?", balas Prilly bingung.

"Iya kamuuu.".

"Aku Prilly, bukan Bie"

"Bie itu panggilan aku buat kamu. Abis kamu mirip barbie sih".

Dan boom. Seketika pipi Prilly berubah menjadi seperti kepiting rebus. Ali yang menyadari itu pun tambah menggoda Prilly.

"Eh bu, itu pipi kenapa merah gitu ya?", tanya Ali.

"Apaan sih. Ga merah. Matamu kali salah", elak Prilly sambil menundukkan kepalanya.

"Idih. Jangan suka bohong nanti hidungnya panjang loh".

"Enggak bohong kok".

Zio yang melihat perdebatan 2 orang itu pun mengerutkan dahinya bingung.

"Kak Piyi bohong apa sih Bang?", tanya Zio setelah sekian lama menyimak.

"Tuh Zi. Coba kamu liat, pipi Kak Prilly merah apa nggak?", suruh Ali.

Zio pun mulai mengamati pipi Prilly. Tak lama ia berujar.

"Lho Kak Piyi, itu pipinya kenapa? Kok merah banget?".

Seketika tawa Ali pun pecah.

"Ketawa aja terus sampe besok", ucap Prilly sinis.

Alipun mencoba untuk meredakan tawanya. Setelah tawanya reda, ia mengambil nafas beberapa kali dan baru mulai berbicara.

"Neng, jangan galak-galak napa? A'a takut nih", ucap Ali sambil menunjukkan muka takut yang dibuat-buatnya.

"Abanggg!!!! Jijik ah Zio ngeliatnyaaa", teriak Zio kencang hingga membuat Ali maupun Prilly menutup kedua telinganya.

"Zi!! Jangan teriak ah, ini dirumah orang!", peringat Ali pada adiknya itu.

Zio yang menyadari bahwa ia sekarang berada di rumah Prilly pun menampilkan cengiran khasnya.

"Zi lupaaaa", balas Zio tanpa rasa bersalah.

Alipun memukul keningnya pelan melihat tingkah adik semata wayangnya itu.

"Aduuhh, ini ada apaan sih? Ribut bangettt...", tanya Diana, yang entah sejak kapan sudah berdiri di samping Prilly.

"Eh? Hai tan..", sapa Ali ramah.

PhotographTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang