Jam sudah menunjukkan pukul 18.48, tetapi saat ini Prilly masih berada di rumah Ali. Ia sudah mandi dan juga mengganti bajunya yang basah akibat ulah Ali dengan baju yang diantarkan oleh anak buah Papanya itu.
Sebenarnya Prilly sudah ingin pulang saat anak buah Papanya mengantarkan bajunya, tapi Zio merengek padanya agar ia tidak pulang. Zio beralasan bahwa ia sama sekali belum main sama Prilly. Memang benar, Zio belum main sama sekali dengan Prilly karena daritadi Prilly selalu bersama Ali.Sekarang, Prilly berada di dalam kamar Zio. Ia mengajari adik Ali itu menggarap PRnya. Zio pun menyimak Prilly dengan serius.
"Zioooo, makan dulu yoookkkk", ajak Ali yang entah kapan sudah berada di belakang Zio dan Prilly.
"Eh, abang Ali yang gantengnya ngalahin Cak Lontong, kalo mau masuk kamar orang itu ketok dulu pintunya, jangan langsung masuk aja. Iya kalo orangnya ga keganggu, kalo keganggu terus marah gimana? Lagipula kan kita itu harus menghormati sesama orang lain Bang... Gak baik tau masuk kamar orang lain sembarangan, orang juga punya privasi kaliii", ucap Zio panjang lebar menceramahi Ali.
Ali yang melihat Zio pun hanya terpaku, sedangkan Prilly? Ia akhirnya tertawa terbahak-bahak karena sudah tidak bisa lagi menahan tawa.
"HAHAHAHAHHAHAHAHAHAHAHAHAHHAHAHAHAHAHA"
Ali yang melihat Prilly pun memutar bola matanya malas. Ia mengambil tissue yang ada di meja belajar Zio lalu memasukkan tissue tersebut ke mulut Prilly yang terbuka lebar. Sontak saja Prilly terdiam, dan menatap Ali tajam.
"Heh, Ali kambing, ngapain lo masukkin tissue ke mulut gue?", tanya Prilly tak terima.
"Abis lo berisik. Suara ketawa lo juga kayak nenek lampir", jawab Ali kelewat santai.
"Apa lo bilang nenek lampir? Lo ga ngaca ya? Mending gue daripada lo, Onta Arab", balas Prilly.
Zio yang melihat pertengkaran antara Abang nya dengan Prilly pun berdecak kesal.
"Abang, Kak Prilly! Bisa ga sih ga usah berantem kalo ketemu? Pusing tau Zio", ucap Zio kesal.
Ali dan Prilly yang mendengar ucapan Zio pun terdiam. Benar juga apa yang dikatakan Zio, mereka selalu bertengkar jika bertemu. Kalo akur pun, pasti hanya sebentar.
"Udah ah, Zio mau ke bawah aja, mau makan. Kalo Abang sama Kak Prilly masih berantem mending disini aja, biar di bawah ga berisik", ucap Zio sambil berlalu meninggalkan Ali dan Prilly.
"Ziooo, tungguuu", ucap Ali dan Prilly serempak sambil mengejar Zio yang sudah meninggalkan kamarnya terlebih dulu.
Akhirnya setelah makan malam, Prilly pulang karena sudah dijemput oleh sopir yang disuruh Papanya.
3 Bulan Kemudian
Prilly berdiri di depan kaca yang ada di kamarnya. Hari ini, ia diajak pergi oleh Ali, laki-laki yang sudah mengisi harinya selama kurang lebih 6 bulan. Bermula dari project yang melibatkan keduanya, mereka jadi sangat dekat. Prilly memperhatikan penampilannya kali ini. Dress warna pastel selutut, rambut bagian bawah di curly, dan menggunakan sneaker warna pastel juga. Ia menggunakan make up natural yang membuat ia jadi semakin cantik.
Ting.
Terdengar bunyi pesan masuk dari handphone Prilly.
'Gue udah dibawah' - Ali.
Prilly yang membaca pesan dari Ali pun segera memasukkan handphone nya ke tas dan turun ke bawah. Dari tangga, dilihatnya Ali sedang berbicara dengan Papanya.
"Nah, ini ni yang ditunggu", ucap Robby saat melihat putri semata wayangnya itu turun dari tangga.
Ali yang duduk membelakangi tangga pun, membalikkan badannya melihat Prilly. Ia tidak berkedip saat melihat Prilly karena kecantikannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Photograph
FanfictionWe keep this love in a photograph We made these memories for ourselves Where our eyes are never closing Hearts are never broken And time's forever frozen still