Chapter 36

2.9K 278 22
                                    

Keesokan harinya.

Hanna sudah berada di depan rumah Ali-rumah miliknya juga-. Ia masih berada di dalam mobil yang sengaja ia sewa kemarin. Dengan memakai kacamata hitam, matanya seolah mengawasi rumah itu. Hanna ragu. Ragu apakah ini merupakan keputusan yang tepat? Beberapa detik kemudian, Hanna dapat melihat Jodi keluar dari rumah dengan pakaian yang rapi. Tentu saja Jodi sudah siap untuk pergi bekerja, apalagi jam sudah menunjukkan pukul tujuh. Jodi pun memasuki mobil yang akan membawanya pergi ke kantor. Beberapa menit kemudian, mobil tersebut melaju meninggalkan rumah. Hanna menghela nafasnya.
Tekadnya sudah bulat. Ya. Ia harus menjelaskan semuanya. Ia harus kembali pada keluarganya. Sudah cukup selama ini ia menghilang, tanpa kabar bagaikan di telan bumi. Ia harus menebus kesalahannya. Setelah memantapkan hatinya serta menyiapakan mentalnya, Hanna pun turun dari mobil lalu berjalan menuju rumah megah itu.

"Permisi pak, saya mau ketemu Ali. Alinya ada kan pak?", tanya Hanna pada satpam yang berjaga. Sepertinya satpam tersebut satpam baru, jadi Hanna tidak mengatakan kalo ia adalah Ibu dari Ali. Pasti satpam tersebut tidak percaya kalo ia berkata demikian.

"Maaf, Ibu siapa ya? Ada urusan apa dengan Den Ali?", tanya satpam tersebut sambil memandangi Hanna lekat-lekat, seolah perempuan di hadapannya berbahaya.

"Saya tante nya Ali. Saya kesini mau ketemu Ali, karena saya sudah lama tidak bertemu keponakan saya".

Satpam itu pun mengangguk, seolah memberikan kode bahwa Hanna boleh masuk. Ia membuka gerbang berwarna emas itu, dan mempersilahkan Hanna masuk ke dalam. Di pintu utama, jantung Hanna makin berdebar tak karuan. Ia mengetuk pintu utama itu, dan dibuka oleh salah satu ART yang bekerja di situ.

"Ada yang bisa saya bantu Bu?", tanya ART itu pada Hanna.

"Saya mau cari Ali ada? Saya tantenya Ali"

"Den Ali masih dikamarnya bu, nanti saya panggilkan. Ibu silahkan masuk dulu"

"Euhm, Mbak, tapi kalo saya nunggunya di kolam renang aja gapapa? Nanti Ali suruh nyusul ke situ. Ada hal penting yang mau saya bicarakan sama Ali saja".

ART itu pun mengangguk, menyetujui permintaan Hanna. Ia pun mempersilahkan Hanna masuk, lalu menuju ke kamar Ali memanggil tuan mudanya itu. Setelah mengetuk pintu beberapa kali, akhirnya pintu itu terbuka menunjukkan sosok Ali yang memakai kaos putih dan celana selututnya dengan  rambut yang masih terlihat basah.

"Kenapa mbak?", tanya Ali to the point.

"Itu den, dibawah ada yang mau ketemu sama den Ali. Katanya sih tante nya Den Ali, ada hal yang mau dibicarakan sama Den Ali. Sekarang Den Ali ditunggu di kolam renang sama Tante nya", jelas ART itu yang membuat Ali mengerutkan keningnya heran. Tante nya kesini? Kok tantenya gak kasih kabar sih? Tapi aneh juga tantenya itu datang tiba-tiba, apalagi tantenya tinggal di luar negeri.

"Oh, oke. Bentar lagi aku turun"

"Ya udah den, saya turun dulu ya?", pamit ART itu yang diangguki oleh Ali. Beberapa menit kemudian, Ali mulai turun melangkahkan kakinya menuju ke arah kolam renang. Dari kejauhan ia bisa melihat sosok perempuan yang ingin bertemu dengannya. Tapi ia bisa pastikan bahwa itu bukan tantenya. Tantenya memiliki rambut dengan potongan pendek, dan juga warna rambutnya agak kecoklatan. Sedangkan wanita yang berdiri membelakangi dirinya ini memiliki rambut hitam yang panjang.

"Ekhem", Ali berdeham bermaksud agar perempuan itu membalikkan badannya. Tapi sepertinya usaha itu sia-sia, karena perempuan tersebut masih membelakangi dirinya menghadap ke kolam renang didepannya. Ali pun berjalan mendekat ke arah perempuan itu, bertanya pada perempuan itu siapa ia dan apa maksud kedatangannya dan ingin bertemu dengan dirinya. Hening selama beberapa saat, sampai akhirnya perempuan itu berbalik menghadap ke arah Ali. Ali pun masih diam saja dengan kening yang berkerut mendandakan bahwa ia bingung. Lagi-lagi terjadi keheningan di antara mereka berdua, sampai akhirnya Ali kembali membuka suara.

PhotographTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang