Berurusan dengan Rio lagi

2K 101 3
                                    

******Happy Reading******

Maaf kalau ada typonya.

     " Keluarlah dari kamarmu Ray! Ayo kita makan! Kakak udah beli makanan untuk kita makan!" panggil dan perintah Ify untuk adiknya.

" Iya kak.'' sahut Ray dari dalam kamar sambil keluar dari kamar.

" Sini! Duduk di dekat kakak! Kakak suapin ya?" pinta Ify.

" Iya kak. Kakak gak makan?" tanya Ray.

" Kakak udah makan saat jualan tadi." jawabnya.

Padahal Ify berbohong. Sedari pagi perutnya belum terisi sesuap nasi pun. Hanya air putih yang mengisi perutnya yang kosong. Tapi ia tak peduli yang ia pedulikan ialah sang adik. Adiknya harus selalu makan agar dia selalu kuat jika sakitnya datang lagi. Ify tak ingin Ray kelaparan sehingga dia tambah sakit lagi. Cukup kanker itu yang menyerang adiknya. Dia tak sanggup bila harus melihat adiknya merintih kelaparan. Ingin rasanya rasa sakit yang Ray punya diberikan kepada Ify saja. Ia sungguh tak tega melihat anak kecil yang tak tau apa-apa harus mengalami rasa sakit yang luar biasa.

Kadang rasa takut mengusik pikiran Ify. Rasa takut kehilangan sosok sang adik. Kalau Ray meninggalkan dirinya, dia akan sendirian didunia ini. Ia tak akan punya keluarga lagi. Cukup orang tuanya saja yang meninggalkannya jangan ambil adiknya juga. Dia selalu berdoa kepada Tuhan untuk jangan mengambil adiknya itu dari dirinya. Dia tak akan sanggup.

Ify mulai menyuapi Ray dengan penuh kasih sayang. Ia tersenyum melihat Ray memakan makanannya dengan lahap. Pasti adiknya sudah kelaparan dari tadi. Ia merasa dia bukanlah kakak yang baik. Ia belum bisa membuat Ray hidup dengan bahagia. Rasanya ia begitu bahagia melihat adiknya makan dengan lahap. Walaupun ia harus mengorbankan dirinya untuk mendapatkan makanan. Tapi ia tak peduli itu. Karena hanya Ray lah keluarga yang ia miliki. Sebisa mungkin ia akan memenuhi kebutuhan Ray.

Tinggal beberapa sendok lagi, nasi itu habis. Senyuman selalu terpatri diwajah lusuh Ify. Akhirnya nasi itupun habis.

" Pintarnya adik kakak. Makannya dihabisin. Masih lapar gak Ray?" tanyanya pada adiknya itu.

" Ray udah kenyang kak. Ray mau masuk kamar mau tidur. Ray capek baca buku tadi." jawab Ray.

" Ya udah. Yuk kakak antar ke kamar." tawarnya.

Ify pun mengantar Ray ke kamarnya. Sesampainya di kamar, ia membantu sang adik berbaring. Lalu menyelimutkan selimut di tubuh sang adik. Lalu ia menemani adiknya hingga tertidur. Setelah tertidur, ia meninggalkan adiknya. Sebelumnya ia sempat mengecup kening sang adik dan membisikinya.

" Tidur yang nyenyak adikku sayang." lirihnya.

Hari mulai beralih menjadi petang. Matahari sudah pulang ke peraduannya. Lalu ia keluar dari kamar sang adik menuju kamarnya untuk isirahat sebentar. Setelah rasa lelahnya mereda, ia mulai membuka buku pelajarannya untuk belajar dan mengerjakan tugas yang diberikan bapak atau ibu gurunya. Ify adalah seorang siswi yang rajin belajar maka tak heran ia menjadi siswi yang pandai dan bisa mendapat beasiswa dari sekolah elite itu.

Setelah selesai belajar, sekitar pukul delapan malam. Ia keluar dari kamar menuju kamar sang adik. Setelah memastikan adiknya aman, ia kembali ke kamarnya untuk tidur. Rasanya ia ingin merebahkan tubuh lelahnya. Ia tidur dengan perut yang tidak terisi. Walaupun dengan perut kosong ia juga bisa tertidur. Mungkin saking lelahnya.

Pagi harinya ia terbangun dengan perut yang begitu sakit. Setelah membasuh muka dan menggosok gigi, ia pergi ke warung dekat rumahnya untuk membeli sarapan untuk hari ini. Sekaligus mengisi perutnya yang sakit itu.

Hari ini adalah hari Minggu. Rencananya Ify akan mencari pekerjaan yang lebih layak dari pekerjaannya saat ini. Serta yang mempunyai penghasilan cukup tinggi. Ify akan melamar sebagai pelayan restoran dekat sekolah barunya. Ketika pulang sekolah kemarin ia tak sengaja melihat depan restoran ada pengumuman butuh pelayan. Mungkin ini kesempatan bagi Ify untuk bekerja. Ia akan mengambil jam kerja sepulang dari sekolah. Jadi ia tak perlu pulang, ia bisa langsung kerja. Walaupun ia harus meninggalkan adiknya di rumah sendirian sampai malam nantinya. Tapi apa daya inilah yang harus dilakukannya. Pasti Ray akan memahaminya. Ia sempat ijin dengan Ray dan sang adik mengijinkan dan menyuruh Ify untuk cemas pada dirinya. Toh Ify kerja untuk dirinya juga katanya.

Pukul 09.00 pagi Ify berangkat ke restoran yang ingin ia lamar. Ia berangkat kesana jalan kaki. Setelah ia siap-siap dan pamit kepada sang adik ia pun berangkat. Sesampainya disana Ify langsung bertanya pada kasir restoran itu. Kasir itu menjawab memang restoran tersebut sedang membutuhkan pelayan. Akhirnya Ify pun bersedia menjadi pelayan. Dia sangat bersyukur menjadi pelayan restoran seenggaknya itu lebih terhormat dari pekerjaan sebelumnya.

Hari ini Ify sudah bisa bekerja. Kasir itu mengajak Ify ke ruang belakang untuk berganti pakaian khusus pelayan. Serta menjelaskan aturan dan tata krama bekerja di restoran tersebut. Ify sangat mendengarkan penjelasan sang kasir. Setelah itu ia melaksanakan pekerjaannya.

^^^^

Lain halnya dengan Ify, CRAG sedang berada di dalam mobil. Mereka sedang bersenda gurau.

" Makan dulu yok! Gue laper tadi belum sarapan!" ajak Cakka

" Alah makan mulu pikiran lho kka!" sahut Gabriel sambil menoyor kepala Cakka.

" Emang lho udah makan!" jawab Cakka.

" Belum. Ya udah ayo kita makan dulu! Gue juga lapar.''

" Wooo tadi ngledek gue! Setuju juga akhirnya. Yo Vin gimana lho?"

" Seterah." jawab mereka berdua.

" Yaudah, kita makan di restoran deket sekolah kita." kata Cakka.

Akhirnya CRAG menuju ke restoran yang dimaksud. Sesampainya disana mereka memesan makanan masing-masing. Dan yang mengantar pesanan mereka adalah Ify.

'' Ehhh cupuu! Ngapain lho disini? Lho kerja disini?" tanya Rio ketika mengetahui bahwa yang mengantar pesanannya adalah Ify.

" Iya kak.'' jawabnya.

" Lho gak pantes kerja disini! Lho tuh jelek-jelekkinn restoran ini. Masa punya pelayan jelek dan cupu kaya lho! Menjijikkan!" ledek Rio dengan pedasnya.

" Pelayan!" panggil Rio ketika melihat seorang pelayan yang lewat.

" Iya. Ada yang bisa saya bantu?" tanya pelayan itu.

" Gue gak mau yang nganterin makanan gue si cupu ini! Nanti makanan gue gak higienis lagi!"

" Baiklah. Tunggu sebentar ya? Ayo fy kamu ke belakang!" balasnya.

Ify pun mengikuti pelayan itu. Sesampainya di belakang, pelayan itu bertanya pada Ify.

" Kamu ada masalah sama orang itu fy?" tanyanya.

" Mereka sering bully Ify di sekolah kak." jawab Ify lirih.

Pelayan itu menghembuskan nafas berat.

" Ya udah gapapa. Biar aku aja yang anterin pesanannya."

'' Makasih kak.''

Ify akhirnya bisa bernafas lega. Dia takut karena Rio tak suka padanya akan membuat ia dipecat dari restoran ini. Ia takut pemilik kafe ini akan marah karena ia membuat masalah. Dan semua masalah itu karena Rio. Rio lagi Rio lagi. Apakah sebegitu bencinya Rio terhadapnya? Apakah ia begitu buruk dimata Rio? Sungguh Ify harus bersabar menghadapinya.

Thanks for reading😘😘

Makasih yang udah vote dan coment. Makasih juga buat kalian yang udah mau mampir ke cerita saya💕💕

LOVE FOR IFYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang