Patah Hati dan Penyesalan

1.4K 70 3
                                    

******Happy Reading******






Sorry for typos
And semoga kalian suka.






" Mau nggak?" tanya Gabriel.

" Ehh ta tapi aku...tapi aku duh bingung deh jadinya." jawab Ify gelagapan dan kebingungan.

" Bingung kenapa, Fy?" tanya Gabriel lagi.

" Engg kak Gabriel bener suka sama Ify? Ify jelek lo kak? Ify juga bukan anak orang kaya. Ify hanyalah gadis yang hidup sebatang kara. Masih banyak gadis di luaran sana yang lebih baik dari Ify." jelas Ify takut-takut.

" Dengerin gue, Fy! Gue bener-bener suka sama lho! Walau kita deket belum terlalu lama tapi gue nyaman kalau sama lho. Gue gak peduli kalau di luaran sana banyak gadis yang lebih dari lho. Karena bagi gue, lho itu lebih dari cukup. Lho memang gak secantik gadis di luaran sana, tapi menurut gue lho itu lebih cantik gak hanya fisik tapi juga hati lho. Lho memang gak kaya, tapi gue bukan cowok yang gila harta jadi gue gak masalah karena itu. Intinya gue serius sayang sama lho. Sekali lagi gue tanya ke lho. Lho mau gak jadi pacar gue?" jelas dan tanya Gabriel pada Ify.

Hening. Ify masih belum membuka suara. Dia masih bimbang dengan apa yang harus dia katakan untuk memberi  jawaban ke Gabriel. Di lain sisi dia kepikiran dengan Rio. Karena hatinya masih sepenuhnya untuk Rio. Tapi, jika dia mengatakan sejujurnya pada Gabriel, sama saja dia menyakiti Gabriel. Ify bingung. Bagaimana ini? pikirnya. Kalau dia menolak Gabriel, pasti Gabriel akan kecewa. Dia tak mau membuat Gabriel kecewa karena Gabriel sudah banyak berbuat baik padanya. Sungguh Ify benar-benar bingung saat ini.

" Gimana, Fy?" tanya Gabriel karena Ify masih diam.

" Ehmm Ify mau kak." putus Ify akhirnya menerima Gabriel walaupun dengan setengah hati.

Gabriel tersenyum mendengar jawaban yang keluar dari mulut Ify. Lalu, dia menangkup pipi Ify hingga mau tak mau Ify menatap Gabriel.

" Makasih, Fy. Aku janji akan menjadi pacar yang baik buat kamu." janji Gabriel.

Ify yang mendengar itu pun menagis. Gabriel yang melihat Ify menangis dengan segera menarik Ify dalam dekapannya.

" Kenapa nangis?" tanya Gabriel.

Ify hanya menggelengkan kepalanya. Lalu, keduanya larut dalam pelukan tersebut tanpa menyadari bahwa sedari tadi ada dua orang yang melihat acara penembakan tersebut dengan hati yang hancur. Mereka adalah Rio dan Shilla. Mereka benar-benar patah hati melihat orang yang mereka suka resmi berpacaran dengan orang lain. Rasanya seperti ditusuk-tusuk ribuan jarum.

*Tes*

Air mata menetes di pipi Rio. Pertama hanya satu tetes. Tapi, lama kelamaan menjadi deras. Kenapa semua tidak berpihak pada Rio? Kenapa akhirnya apa yang Rio takutkan terjadi juga? Padahal Rio sudah merelakan jika Ify bersama Gabriel. Tapi, kenapa rasanya masih sesakit ini.

Mungkin dia belum sepenuhnya merelakan Ify untuk Gabriel. Tapi, dia bisa apa? Merebut Ify dari Gabriel? Jahat sekali jika dia melakukannya. Dia juga tak sampai hati jika melakukannya.

Kini rasa sesal yang dirasakan oleh Rio. Kenapa tidak dari dulu dia jujur tentang perasaannya. Kenapa dia menjauh dari Ify. Kenapa? Yah hanya kenapa dan kenapa. Hingga akhirnya dia kehilangan orang yang dia sayang. Hilang sudah kesempatan dirinya untuk menjadi kekasih Ify. Dia sudah kalah sebelum berjuang.  Sungguh hatinya saat ini penuh dengan penyesalan.

Tak jauh berbeda dari keadaan Rio. Shilla bahkan lebih buruk jika dilihat dari keadaannya. Air mata sudah mengalir dengan derasnya di kedua pipinya. Hidungnya bahkan sudah memerah.

Selama ini Shilla suka sama Gabriel. Tapi, dia hanya menyimpannya dalam diam. Menyimpannya untuk dirinya sendiri. Tak ada orang yang tahu jika dia menyukai Gabriel. Bahkan sahabat-sahabatnya pun tidak tahu.

Tapi, tanpa banyak yang menyadari jika Shilla sering memperhatikan Gabriel diam-diam. Bahkan dia menyukai Gabriel sejak pertama kali masuk ke SMA Varuna. Love at the first sight intinya. Dan selama itu, dia menyimpan perasaan itu rapi-rapi tanpa ada orang yang tahu.

Dan sekarang, Gabriel jadian sama Ify yang notabene adalah sahabatnya. Ingin marah, tapi dia tak punya hak. Ingin bilang kalau dia cemburu tapi dia juga bukan siapa-siapa Gabriel. Yang bisa dia lakukan hanyalah menangis seperti ini.

Karena merasa tidak kuat menahan rasa sakit melihat Gabriel dan Ify yang masih berpelukan, Shilla meninggalkan taman sambil berlari dengan air mata yang masih berlinang. Tak peduli orang-orang melihatnya heran dan terkejut.

Lain halnya dengan Shilla, Rio masih tetap bergeming di tempatnya berdiri. Dengan pikiran yang berkecamuk, Rio memutuskan untuk menguatkan hatinya. Dia mulai menghapus sisa-sisa air matanya. Tiba-tiba dia dikejutkan oleh teriakan seseorang.

" Yo! Lho ngapain di situ?" teriak Gabriel menyadari Rio berdiri tak jauh darinya.

" Eng nggak. Gak sengaja aja kesini." sahut Rio dengan suara seraknya.

" Oh. Dari tadi kamu di sini?" tanya Gabriel lagi.

" Ehm ya gitu deh. Btw selamat buat jadiannya. Pokoknya long last deh." kata Rio dengan senyum terpaksanya.

" Oke. Makasih." jawab Gabriel sedangkan Ify memandang Rio dengan pandangan yang sulit diartikan.

Rio yang menyadari jika Ify memandanginya dengan tatapan yang sedemikian itu, mengalihkan pandangannya. Tak kuat Rio melihatnya. Rasanya dia ingin menarik Ify ke pelukannya sekarang juga. Tapi, dia tidak bisa.

Sedangkan Ify, dia merasa kecewa dengan Rio. Dia berharap yang menembak dirinya adalah Rio bukan Gabriel. Tapi, apakah mungkin jika Rio melakukannya. Mustahil. Dia sadar jika dia bukan tipenya Rio.

" Ya udah gue duluan balik ya? Sekali lagi selamat ya? Jangan lupa traktirannya!" celetuk Rio dengan cengirannya walaupun itu hanyalah cengiran palsu.

" Sipp. Oke." sahut Gabriel.

Rio pun dengan segera membalikkan badannya. Setelah memunggungi Gabriel dan Ify, air mata kembali menetes di pipi Rio. Biarlah orang lain bilang kalau Rio cengeng. Tapi, kenyataannya sungguh sakit bila harus berpura-pura bahagia seperti ini.

Dengan segenap kekuatan yang dia miliki. Rio berjalan dengan tergesa agar dia cepat-cepat meninggalkan dua insan yang kini sudah menjadi sepasang kekasih itu. Belum cukupkah semua beban yang harus dia tanggung? Kenapa malah tambah lagi beban yang Rio rasakan?

Rio yang kesepian dan butuh perhatian dan kasih sayang dari orang tuanya, namun orang tuanya yang tak pernah peduli apa yang Rio rasakan. Di saat hidup Rio perlahan berubah karena sesosok matahari yang menyinari kegelapan di hidupnya yang tak lain adalah Ify. Hidup Rio berubah menjadi cerah dan mulai berwarna. Tapi, karena keegoisan dirinya, membuat sosok matahari dalam hidupnya berpaling dan menyinari hidup orang lain, yang tak lain adalah sahabatnya sendiri yaitu Gabriel.

Sesal itu lah yang terus berputar-putar dalam pikirannya. Seandainya dulu dia tidak egois, mungkin dia dan Ify sudah bersatu layaknya Gabriel dan Ify. Tapi, semuanya terlambat sudah. Ahh lupakan! Rio pusing menghadapi semuanya.





Thanks for reading😘😘

Jangan lupa vote and comment dan jangan lupa follow yaa😉

LOVE FOR IFYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang