Terbongkar

1.1K 44 0
                                    

******Happy Reading******







Sorry for typos and hope you like.





Rio, Ify dan Ray sekarang berada di dalam mobil Rio menuju perjalanan pulang ke rumah Ify. Suasana dalam mobil Rio sangat hening, Rio maupun Ify tak ada yang membuka mulutnya sedangkan Ray sekarang tertidur di jok belakang.

" Kakak gak jadi curhat sama Ify?" akhirnya Ify membuka mulutnya untuk bertanya.

" Jadi, lho buru-buru pulang gak?" kata Rio.

" Aku mah gak sih kak. Tapi Ray kan tidur?" tanya Ify.

" Ray biarin tidur di mobil, kita mampir ke taman dulu." kata Rio menyarankan.

" Aku mah terserah kakak aja." ucap Ify akhirnya.

" Oke kalau gitu kita ke taman dulu." putus Rio.

Mobil Rio melaju menuju taman, keheningan kembali menyapa mereka berdua. Akhirnya setelah beberapa menit mereka sampai ke taman. Setelah memastikan bahwa Ray akan aman bila mereka tinggal di mobil sendiri, mereka berdua melangkah menuju bangku di taman itu.

" Fy!" panggil Rio ketika mereka berdua baru saja mendudukkan tubuhnya di atas bangku taman.

" Iya kak." jawab Ify.

" Fy lho beruntung ya walaupun kedua orang tua lho udah gak ada tapi lho masih ada Ray. Gak kayak gue." cerita Rio.

" Maksud kakak?" tanya Ify tak paham apa yang Rio katakan.

" Ya lho beruntung masih punya adik disaat orang tua lho udah gak ada gak kayak gue yang sendirian walaupun orang tua gue masih lengkap tapi rasanya orang tua gue udah pada mati." jelas Rio.

" Kak Rio gak boleh ngomong kayak gitu. Kakak harusnya bersyukur orang tua kakak masih ada. Jangan pernah berpikiran bahwa ditinggal orang tua itu senang kak, rasanya kehilangan banget rasanya bingung sedih mau gimana kalau disaat merindukan kehadiran orang tua tapi kita nggak tahu gimana caranya buat ketemu sama mereka karena kita hidup dalam dimensi yang berbeda." kata Ify sedih.

" Sama aja Fy, bokap nyokap gue juga gak pernah ngurusin gue, mereka gak pernah peduli sama gue. Disaat gue kangen mereka juga gak pernah paham sama apa yang gue rasakan. Mereka sibuk dengan dunianya sendiri sampai-sampai lupa bahwa mereka masih punya anak. Gue bahkan lupa kapan terakhir kali gue ketemu sama mereka langsung. Telepon aja jarang. Disaat gue mencoba menghubungi mereka mereka selalu saja memutuskan panggilan sepihak karena mereka yang terlalu sibuk. Gue kangen mereka Fy! Apa mereka gak kangen sama gue? Ah pasti gak kangen lah ngapain mereka kangen sama gue. Mungkin mereka malah lupa kalau punya anak. Menyedihkan memang gue ini." cerita Rio dengan emosi menggebu-gebu disertai air mata yang mengalir di pipinya.

Biarlah Ify tahu gimana sosok Rio yang sebenarnya. Biarlah Ify tahu betapa rapuhnya Rio sebenarnya. Biarlah! Rio tak peduli akan jati dirinya yang selama ini dia tutupi di depan publik. Yang Rio inginkan adalah meluapkan semua keluh kesah yang dia pendam sendirian. Dia sudah tak tahan memendam sakit ini sendirian. Sungguh Rio membutuhkan sandaran saat ini. Ia ingin menceritakan pada sahabat-sahabatnya tapi hubungan dia dengan sahabatnya agak merenggang.

" Kak! Tuhan gak akan ngasih beban ke umatnya jika umatnya tidak bisa menghadapi beban itu. Sama kayak kak Rio, Tuhan memberikan masalah memberikan beban pada kak Rio karena kak Rio pasti bisa menghadapi dan menyelesaikannya. Manusia gak ada yang sempurna, sama kayak hidup kak Rio. Diatas kesempurnaan yang kak Rio miliki pasti terdapat kekurangan. Dan kekurangan itu ada pada keluarga kakak. Percaya deh kalau orang tua kak Rio itu sayang sama kakak. Apalagi kakak kan anak satu-satunya. Mereka sibuk kerja kan juga buat ngehidupin kakak." terang Ify.

LOVE FOR IFYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang