Gengsi

2K 94 4
                                    

******Happy Reading******

Maaf untuk typo.

Ify kini berada di kamarnya. Dengan senyum yang terpatri di wajahnya bahkan kadang kala ia tertawa kecil karena mengingat Rio. Seketika ia terbangun dari kasurnya, ia melupakan adiknya. Buru-buru ia mengecek sang adik ke kamar samping kamarnya. Ternyata efek jatuh cinta dan diantar Rio membuat dia lupa akan kebiasaan mengecek sang adik sepulang kerja.

Dengan tergesa-gesa ia membuka pintu kamar Ray. Dan pemandangan pertama kali yang Ify tangkap adalah adiknya yang tertidur dengan buku di tangannya. Lalu Ify berjalan mendekat adiknya, mengecup kening sang adik dan membenarkan selimut adiknya serta mengambil buku dari tangan Ray. Setelah itu, ia kembali ke kamar untuk tidur.

^^^^^^

Pagi ini sangat cerah karena matahari yang sepenuhnya bersinar. Di pagi yang cerah ini , secerah hati seorang gadis yang berjalan kaki sekarang ini. Gadis itu adalah Ify. Karena kejadian kemarin lah yang membuat mood Ify sangat baik. Sepanjang perjalanan ke sekolah, bibirnya tak pernah berhenti bersenandung.

Tak terasa dia sudah sampai di sekolah tercintanya SMA Varuna. Dengan langkah riang ia memasuki gerbang sekolah itu. Sebelumnya ia juga menyapa pak satpam yang berjaga di depan gerbang. Yang dibalas dengan senyuman ramah oleh satpam itu.

Seketika moodnya buruk ketika matanya menangkap Shilla cs berdiri tidak jauh darinya. Menatap Ify dengan tatapan sinis seperti biasanya. Ify mendengus sebal ketika ia harus lewat di depan Shilla cs. Rasanya ia tak mau tetapi mau lewat mana lagi? Itu jalan satu-satunya menuju ke kelasnya.

Ketika lewat di depan Shilla cs, Ify terus mengabaikan tatapan sinis milik mereka. Yang ingin ia lakukan adalah cepat-cepat menjauh dari orang-orang itu. Sebelum Ify pergi menjauh, tangannya ditarik oleh seseorang. Yang tak lain adalah Shilla.

" Mau kemana lho!" sentak Shilla.

" Ke kelas." sahut Ify tenang.

" Eittt gak bisa! Lho harus ikut gue!" kata Shilla.

" Aku ada jadwal piket hari ini shill. Jadi, tolong lepasin tangan kamu!" mohon Ify pada Shilla.

" Gak sebelum lho ikut gue!" jawab Shilla sambil menarik Ify ke taman belakang.

" Mau kemana sih shill?" tanya Ify.

" Gak usah bicara mulu deh! Ikutin gue aja deh nanti lho tau!" jawab Shilla.

" Kok ke taman belakang sih shill? Kamu mau apa?" tanyanya lagi.

" Mau siksa lho!" jawab singkat Shilla.

" Aku mohon jangan siksa aku lagi shill. Aku mau ke kelas." pinta Ify.

" GAK." jawabnya.

Shilla terus menarik Ify ke taman belakang. Di belakangnya ada Via dan Agni yang setia mengikuti Shilla. Mereka memang sedari tadi hanya diam. Tak jauh dari mereka, Rio melihat Ify yang ditarik Shilla. Ia merasa khawatir, ia yakin bahwa Shilla ingin membully Ify. Rasanya ia ingin menolong Ify tapi ia gengsi. Akhirnya ia hanya mengamati dari jauh.

Sementara itu Ify dan Shilla cs Sudan berada di taman belakang. Mereka tak tau bahwa sedari tadi ada yang mengikuti mereka. Orang itu tak lain adalah Rio.

Shilla langsung mendorong Ify dengan kasar hingga Ify terjatuh di atas rerumputan taman. Kemudian dia menyuruh Via mengambil ember yang sudah ia persiapkan untuk Ify. Setelah itu, ia menyiramkan ember berisi air bekas cucian piring yang ia minta di kantin tadi ke arah Ify.

Selain itu, Shilla juga menyuruh Agni mengambil telur dan tepung yang mereka sembunyikan di belakang pohon di taman itu. Lalu mereka melempari Ify dengan telur dan tepung tersebut*kaya ultah aja.

Ify hanya bisa diam pasrah. Yang dia lakukan hanyalah menangis. Setelah puas mereka bertiga pergi meninggalkan Ify dengan keadaan yang memprihatinkan. Ify menangis dalam diam. Dia merenungi nasibnya. Apakah ia bisa mengikuti pelajaran jika kondisinya seperti ini.

Rio yang melihat kondisi Ify hanya bisa diam. Mau mendekat tapi gengsinya terlalu tinggi. Cukup sekali saja ia baik pada Ify yaitu kemarin. Dia tak ingin menolong Ify lagi walau hatinya berkata lain. Rio tetap Rio yang mengutamakan imagenya. Karena bingung akhirnya Rio melangkahkan kakinya menjauhi tempat Ify terduduk sekarang. Meninggalkan Ify dalam kesedihannya.

Akhirnya Ify tak masuk kelas melainkan ke tempat kerjanya. Ia tak mau pulang dengan keadaan seperti itu. Ia tak mau membuat adiknya khawatir dan tau bahwa ia sering di bully di sekolah. Ia tak mau membebani pikiran bocah kecil itu.

" Loh kamu kok gak sekolah fy? Kamu kenapa kok penuh tepung dan telur kaya gini?" tanya teman kerja Ify ketika ia sampai di restoran tempat dia bekerja.

" Gak kenapa-napa kak." jawab Ify sambil berusaha tersenyum ke arah temannya itu.

" Kamu ulang tahun?" tanyanya lagi karena penasaran terhadap Ify.

" Enggak." jawab Ify.

" Terus? Cerita dong fy sama aku?" desaknya.

" Huftt tadi Ify di bully karena seragam Ify kotor gak mungkin Ify masuk kelas. Jadi, Ify ke sini aja kerja dari pagi." jelas Ify.

" Kamu di bully? Kenapa gak laporin ke kepala sekolah kamu?" tanyanya pada Ify.

" Aku hanya siswi beasiswa kak bisa apa? Mereka orang tuanya punya peran penting di SMA Varuna." jawab Ify.

" Tapi kamu gak pantes dibully! Kamu juga pantas belajar disana! Kamu manusia juga seperti mereka! Kamu makan nasi mereka juga. Jangan anggap kamu anak beasiswa terus kamu diam disiksa sama mereka anak orang kaya! Kamu juga punya hak melawan fy! Jangan hanya diam saja!" ceramahnya pada Ify panjang lebar.

Ify hanya diam lalu ia mendongakkan kepalanya ke arah teman kerjanya itu.

" Tapi aku takut kak. Mereka akan berbuat lebih jika aku melaporkan mereka ke kepala sekolah." jawab Ify dengan suara bergetar karena menahan tangis. Rasanya ia ingin mengakhiri penyiksaan itu. Ia tak kuat bila harus disiksa terus. Ify capek.

" Jangan takut fy. Kalau kamu takut kapan kamu bisa lepas dari siksaan mereka?" tanyanya.

Sementar Ify menggelengkan kepala tanda tidak tau.

" Kamu gak tau kan! Kamu mau disiksa terus?" tanyanya lagi.

" Enggak." jawab Ify mantap.

" Kalau enggak kamu harus berani melaporkan penyiksaan itu. Dan kamu akan hidup tenang." katanya.

" Iya kak. Besok aku ke ruang kepala sekolah." jawab Ify.

" Oke sipp. Ya sudah sekarang kamu ganti baju sana terus kerja!" perintahnya pada Ify.

" Siapp!"

Ify bergegas ganti baju kerjanya. Sebelum itu, ia membersihkan tubuhnya lebih tepatnya ia mandi. Karena rasanya tubuhnya sangat bau. Antara amis dan busuk tercampur menjadi satu di tubuhnya. Dan jangan lupakan tepung yang membuat tubuhnya berwarna putih semua. Setelah selesai, ia mulai bekerja. Dan melupakan sejenak peristiwa buruk yang menimpanya tadi.

Thanks for reading😘😘

Jangan lupa vote atau coment terlebih dahulu. See you in the next chapter guys😊😊

LOVE FOR IFYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang