Kejadian Menyakitkan

1.9K 96 6
                                    

******Happy Reading******



Maaf kalau banyak typo.



Sudah dua hari Ray mendapat perawatan di rumah sakit. Dan sudah dua hari pula Ify menemaninya. Bahkan Ify sampai rela tidak masuk sekolah. Yah bagaimana bisa Ify masuk sekolah? Apakah ia akan meninggalkan adiknya sendiri disini? Pasti itu gak akan mungkin terjadi.

Hari ini juga Ray resmi boleh keluar dari rumah sakit. Kata dokter keadaan Ray sudah membaik tapi bukan soal kanker itu. Kanker itu masih terus aktif ditubuh Ray. Bahkan makin ganas. Tapi apa daya ia harus keluar dari sana karena bantuan dari sang dokter hanya sampai Ray sembuh demamnya.

" Kak hari ini Ray boleh pulang ke rumah kan?" tanyanya pada Ify.

" Iya Ray." jawab Ify sambil mengacak-acak rambut Ray.

" Yeyyy. Akhirnya aku bisa keluar dari ruangan ini. Di sini Ray bosen kak!" adunya pada Ify.

" Bosen kenapa hemm? Bukannya di sini lebih enak ya daripada di rumah. Di sini ada AC-nya. Kasurnya empuk. Makanannya enak-enak loh?" tanya Ify.

" Iya sih." jawab Ray sembari berpikir.

" Tapi di sini Ray disuntik terus. Ray gak bisa bergerak bebas karna ada infus ini." jawabnya sambil menunjuk infus yang tergantung ditempatnya.

" Makanya Ray jangan sakit lagi. Ray harus cepat sembuh agar Ray gak diinfus dan disuntik lagi." hiburnya pada sang adik.

Ray hanya mengangguk-anggukkan kepalanya menanggapi kata-kata Ify tadi. Lalu Ify melanjutkan pekerjaannya yang tertunda karena meladeni pertanyaan dari sang adik. Akhirnya beres-beres barang-barangnya selesai juga. Dan waktunya mereka lets go ke rumah!

Dalam hati, Ify sangat bersyukur dan begitu bahagia melihat adiknya yang sudah membaik. Apalagi melihat adiknya yang sangat bahagia dan ceria karena diperbolehkan pulang. Senyum Ray tak pernah luntur dari bibir mungilnya. Hal itu membuat Ify yang ada didekatnya tak bisa menahan senyum bahagianya.

" Kangen banget ya sama rumah? Sampai senyum mulu? Tapi gak papa Ray senyum terus. Jadinya adik kakak ini makin kelihatan gantengnya." goda Ify.

" Iya kak. Soalnya aku sudah kangen sama suasana rumah. Pengen baca buku lagi. Buku yang kakak beri belum selesai Ray baca. Ceritanya bagus banget karena kisahnya kaya Ray yang punya penyakit tapi dia juga semangat melawan penyakit itu." jelas Ray panjang lebar kepada sang kakak.

" Oke dehh. Nanti kakak bawain buku lagi buat Ray. Kakak pinjam ke perpustakaan nanti. Ray mau baca lagi?" tawarnya pada sang adik.

" Mau banget kak." jawabnya dengan penuh antusias.

Ify tersenyum haru karena sang adik. Walaupun dia tidak pernah mengenyam dunia pendidikan tapi semangatnya untuk belajar terus membara. Walaupun gurunya belajar hanyalah kakaknya sendiri.

Sejujurnya Ray adalah anak yang pandai. Kalau dia bisa sekolah pasti dia menjadi juara kelas. Sayangnya kondisi tubuh yang seperti itu membuat Ray tidak bisa sekolah seperti anak umumnya.

Ketika dalam perjalanan pulang ke rumah. Tiba-tiba angkot yang mereka tumpangi berhenti. Yah Ify dan sang adik pulang dari rumah sakit dengan angkot.

" Kenapa berhenti pak?" tanya Ify pada sang sopir angkot.

" Di depan ada kecelakaan neng. Dan sepertinya kendaraan tidak bisa melaju lagi." jawab si supir.

" Hla trus kita gimana pak?" tanyanya lagi.

" Maaf bapak Ibu dan adik-adik sepertinya angkot ini hanya bisa mengantar kalian sampai di sini. Do depan tidak bisa dilewati karena ada kecelakaan." jelas sang supir angkot kepada penumpangnya.

Para penumpang yang ada di dalam angkot mulai ke luar dari angkot tak terkecuali Ify dan adiknya. Mereka keluar dengan wajah kecewa. Tapi apa daya karena memang jalan di depannya tidak bisa dilewati kendaraan.

Ify tampak sabar diantara penumpang lainnya. Disaat penumpang lain mendumel. Ia tampak tersenyum bahkan berkata tidak apa-apa untuk supir angkot itu.
Untung jarak rumahnya tinggal dikit lagi kira-kira 1 km lagi.

" Ray naik ke punggung kakak. Kakak gendong Ray." perintahnya pada sang adik.

" Gak usah kak. Ray jalan sendiri aja." tolak sang adik.

" Ray gak boleh jalan sendiri! Ray kan baru sembuh dari sakitnya. Ray gak boleh kelelahan. Ayo! Cepetan naik!" kata Ify lagi.

" Gak usah kak. Kakak nanti kecapean kalau gendong Ray." tolak adiknya lagi.

" Ray jangan bantah perintah kakak. Ayo! Cepetan naik." ucap Ify.

Ray pun hanya bisa pasrah. Dia mulai naik ke punggung sang kakak. Sungguh dia kasihan pada kakaknya itu. Dia bisanya merepotkan saja. Bahkan kakaknya juga harus membawa barang-barangnya juga. Tapi Ray tidak bisa menolak perintah kakaknya itu. Sekali lagi dia merasa dia paling beruntung karena mempunyai kakak seperti Ify.

Ketika jarak rumahnya masih kurang setengah km lagi. Ify merasa dia lelah. Tapi dia berusaha kuat. Ia tak mau adiknya jalan sendiri dengan jarak lumayan jauh ini. Ia tak mau adiknya kelelahan. Biarlah dirinya yang kelelahan asalkan sang adik tidak merasakan. Sungguh mulia hati gadis ini.

" Kakak capek ya? Turunin Ray kak! Ray mau jalan sendiri." pinta Ray pada Ify.

" Enggak! Kakak gak capek. Kakak kan cewek strong." ucapnya berusaha menutupi rasa lelahnya.

" Tapi kakak kelihatan capek kaya gitu!" bantah sang adik.

" Enggak Ray! Udah Ray diam aja. Kakak masih kuat kok." balasnya.

^^^^^^

Tiba-tiba ketika melewati sebuah rumah megah. Muncullah seseorang yang tak lain adalah Rio. Karena rumah megah itu milik keluarga Rio.

" Cupu lho ngapain gendong-gendongan kaya gitu? Itu adik lho? Gak punya kaki ya pakai digendong segala!" ucap Rio.

Seketika emosi Ify memuncak. Ify bisa bersabar jika kakak kelasnya itu menghinanya tapi tidak untuk Ray. Dia tidak terima Ray dihina seperti itu.

" Maaf kakak Rio terhormat. Jangan sekali-kali anda menghina adik saya! Adik saya punya kaki kak Rio! Kenapa anda yang sewot karena saya gendong Ray. Kakak tidak saya rugikan akan hal itu. Jadi, jangan kakak hina adik saya dengan kata-kata tak enak didengar dari mulut anda!" jawab Ify dengan emosi yang menggebu-gebu. Entah ia dapat keberanian dari mana bisa menjawab omongan Rio seperti itu.

" Ohhh maaf? Cupu bisa marah juga ya?" bukannya Rio takut malah ia menanggapi ucapan Ify dengan meledeknya lagi.

" Btw adik lho penyakitan ya? Kelihatan kalau dia orang sakit-sakitan. Pasti karena lingkungan lho kumuh makanya adik lho kena penyakit. Lingkungan lho kan banyak kuman!" tambahnya dengan disertai tawa mengejek.

" Terima kasih atas penilaian kakak soal lingkungan saya. Asal kakak tau! Jika kakak ada diposisi adik saya saat ini. Kakak gak akan sanggup menjalani kehidupan ini. Jadi, kakak jangan asal ngomong soal adik saya!" ucapnya lagi pada Rio.

" Sayangnya kehidupan gue gak kaya kehidupan adik lho Cupuu!" kata Rio sambil mendorong bahu Ify. Ia capek meladeni omongan si cupu. Lebih baik dia meninggalkan mereka berdua.

Ify sedikit terhuyung ke belakan karena dorongan Rio tadi. Untung dia tak jatuh. Jadi, adiknya aman di atas gendongannya. Kalau sampai adiknya kenapa-napa tadi. Dia tidak akan memaafkan Rio. Dan akan membeci Rio.

" Udahlah kak. Gak usah ditanggepin omongan kakak tadi. Ray gak papa kok." ucap Ray berusaha menenangkan emosi sang kakak.

Thanks for reading😘😘

Dan jangan bosen ya buat baca cerita ini☺ Baca cerita saya sampai akhir ya?😊

Jangan lupa vote-nya😊
Atau kalau ingin mengomentari cerita ini. Saya persilahkan....

Makasih semuanya yang masih setia baca cerita abal-abal saya😘😘

LOVE FOR IFYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang