Dekat

1.9K 100 2
                                    

******Happy Reading*****

Maaf kalau banyak typo.

" Enggg nggak sih kak. Aku nolongin kakak tuh iklas bukan karna balas budi. Lagian kalau ada orang yang kesusahan ya wajib ditolong lah kak." sahut Ify menjelaskan maksudnya menolong Rio tadi. Yahh jawaban Ify tak sepenuhnya berbohong karena memang itulah salah satu alasannya menolong Rio. Walaupun alasan utamanya adalah ia tak mampu melihat Rio dalam keadaan seperti tadi. Melihat orang yang dicinta dipukuli tentu kita tidak akan diam.

Itu sama yang dihadapi Ify. Tentunya Ify harus melakukan sesuatu untuk menolong Rio. Mengabaikan ketakutan dalam dirinya. Itu semua ia lakukan untuk Rio hanya untuk Rio. Dan dengan  tanpa dosanya Rio malah menanggapi perhatian Ify dengan jawaban kasarnya tadi.

" Ohh gitu. Kalau seandainya yang dikeroyok tadi bukan gue. Apa lho akan nolong orang itu?" tanya Rio penasaran.

" Ya iyalah. Masa aku biarin aja kak." sahut Ify.

Setelah beberapa langkah Ify memapah tubuh Rio. Sampailah mereka di dekat mobil milik Rio. Ify akan masuk ke mobil Rio merasa minder. Apakah ia pantas masuk ke mobil mewah seperti ini. Rasanya ia tak pantas untuk duduk di kursi yang ada di dalamnya.

" Ngapain lho masih berdiri di situ? Kaya patung aja!" ucap Rio.

" Enggg aku gak papa nih masuk mobil kakak?" tanya Ify sopan.

" Hmmm sebenarnya sih gue gak mau lho masuk mobil gue! Takut banyak kumannya! Tapi karena gue lagi butuh bantuan lho! Jadi gak papa lah! Nanti gue suruh pembantu gue cuci mobil ini sampai bersih supaya kuman-kuman ditubuh lho gak menempel lagi." jawab Rio dengan santainya.

Ify yang mendapat jawaban seperti itu atas pertanyaannya hanya bisa menunduk menahan tangis. Kata-kata Rio tadi sangat menyayat hatinya. Apakah ia seburuk itu? Sampai Rio bilang Ify banyak kumannya. Padahal ia juga rajin dan teratur untuk mandi.

Kemudian Ify langsung masuk ke mobil Rio tanpa sepatah kata apapun. Ia duduk di jok belakang. Rio yang melihat Ify langsung memerintah Ify untuk pindah ke depan. Mana mau Rio kalau Ify duduk di belakang. Kaya supirnya aja batin Rio.

Akhirnya mereka pun menuju ke rumah Ify. Lagi-lagi hanya keheningan yang menemani keduanya. Sesekali Ify bicara untuk menunjukkan arah ke rumahnya. Yahh walaupun dulu Rio pernah mengantar Ify pulang, tapi Rio sudah lupa jalan ke rumah Ify. Mana mau Rio menghafal arah dan jalan menuju rumah kumuh Ify. Membuang pikiran dan tenaga menurutnya.

Sesampainya di rumah Ify. Buru-buru ia membuka pintu mobil milik Rio. Dengan tergesa-gesa ia mencari kunci rumahnya. Ia khawatir akan keadaan sang adik yang ada di dalam rumah itu. Sebelumnya, ia mempersilahkan Rio untuk masuk ke rumahnya. Rio pun berada di belakang Ify. Mengikuti kemana gadis mungil itu melangkah.

Ternyata Ify memasuki sebuah kamar. Dan kamar itu milik Ray. Rio hanya diam mengikuti Ify dengan langkah tertatih. Ify langsung histeris ketika melihat kondisi adiknya. Ray yang tubuhnya panas dan terus menggigil disertai darah yang mengalir dari hidungnya. Dan bibirnya terus meracaau mengatakan sakit.

Rio bingung menghadapi situasi seperti ini. Akhirnya ia mendekati Ify yang sedang memeluk sang adik dengan air mata berderai.

" Pu adik lho kenapa?" kalimat yang terlontar dari bibir Rio membuat Ify sadar kalau ada orang lain di rumahnya.

" Ray kambuh kak. Ray sakit kak. Kanker darah." jawab Ify sesenggukan.

" Terus lho gak lakukan pengobatan ke adik lho?" tanya Rio penasaran.

Ify menjawabnya dengan gelengan.

" Kenapa kok gak dibawa ke dokter. Kanker kan penyakit yang butuh penanganan khusus?" ucap Rio bingung.

" Aku gak sanggup buat biayain pengobatan Ray kak. Aku hanya sanggup membelikan Ray obat pereda rasa sakit." tutur Ify dengan jujur.

" Orang tua lho?" tanya Rio lagi.

" Bapak sama ibu udah gak ada kak. Mereka meninggal karena kecelakaan." jawab Ify.

" Upsss sorry gue gak tau soal orang tua lho itu. Terus lho biarin adik lho kesakitan kaya gini?" kata Rio.

" Sebenarnya gak mau kak. Tapi mau gimana lagi aku benar-benar gak punya uang. Aku kakak yang gagal ya? Adik lagi kesakitan aku hanya bisa diam." ucap Ify sedih.

" Huhhh ya udah kita bawa Ray ke rumah sakit aja. Soal biaya biar gue yang nanggung." putus Rio.

" Gak usah kak. Ify ngrepotin kakak." tolak Ify halus.

" Gak usah sok nolak. Adik lho butuh pengobatan saat ini. Lho gak kasihan liat adik lho kaya gini?" tanya Rio.

" Ehmm ya udah deh kak. Aku mau demi Ray. Ayo kak kita bawa Ray ke rumah sakit!" putus Ify.

Akhirnya Ify menyetujui ajakan Rio. Mereka berdua pun pergi ke rumah sakit dengan mobil Rio.  Rio lah yang membopong Ray ke mobilnya. Mengabaikan rasa sakit di badannya.

Sesampainya di rumah sakit, Ray dilarikan ke UGD. Ify harap-harap cemas menunggu adiknya itu. Berulang kali ia mondar-mandir di depan pintu UGD. Sedangkan Rio duduk di kursi tunggu. Seketika Ify ingat bahwa wajah Rio penuh luka. Ia melupakan bahwa ia membawa Rio ke rumahnya untuk diobati.

Kemudian Ify mencari suster rumah sakit itu. Ia ingin meminta P3K untuk Rio. Setelah mendapatkan barang yang dicari, Ify kembali ke ruang UGD dimana adiknya ditangani dan dimana Rio duduk.

" Kak aku obatin dulu luka di wajah kakak!" ucap Ify mengagetkan Rio yang saat itu matanya terpejam.

Rio hanya menurut saja apa yang dilakukan gadis di hadapannya. Sesekali ia meringis ketika tangan Ify yang terlalu keras menekan luka di wajahnya. Setelah selesai, Ify buru-buru mengembalikan kotak obat itu. Setelah itu, ia duduk di dekat Rio menunggu sang adik.

" Makasih." ucap Rio singkat.

" Sama-sama. Aku yang seharusnya berterima kasih banyak ke kak Rio karena mau biayain pengobatan Ray ini. Aku janji kalau aku udah punya uang. Aku akan ganti uang kakak." kata Ify mantap.

" Hmmm. Makanya semangat cari uangnya ya." jawab Rio.

" Siap kak." ucap Ify semangat.

Sesungguhnya dibalik kata yang Rio ucapkan itu mengandung makna lain. Rio ingin menyemangati Ify untuk bekerja bukannya agar Ify cepat mengembalikan uangnya. Tapi entah kenapa ia ingin gadis itu semangat menjalani hidupnya. Semangat dalam menghidupi dirinya sendiri dan adiknya itu.

Biarlah Ify berpikir bahwa Rio berkata seperti itu agar ia cepat mengganti uangnya. Padahal kalau seandainya uang itu tidak dikembalikan. Rio tidak apa-apa. Karena ia menolong Ify tak mengharapkan kembalian. Ia kasihan kepada Ray si bocah cilik itu karena kesakitan seperti itu. Yang dirasakan Ray pasti sangat sakit.

Thanks for reading😘😘

Jangan lupa vote or coment😊😊
See you in the next chapter guys😀😀

Follow akun wattpad  aku dong😁😁 Thanks😘😘

LOVE FOR IFYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang