Cemburu(1)

1.6K 110 8
                                    

******Happy Reading******




Hari ini tepat seminggu Ray terbaring di rumah sakit. Ray belum sadar dari komanya. Hari ini juga tepat seminggu Rio menjauh dari Ify. Tak ada tanda-tanda akan adanya Rio yang dulu peduli pada Ify. Rio tetap diam di posisinya tak ada langkah untuk kembali dekat dengan Ify.

Nyatanya apa yang Rio lakukan tidak sejalan dengan apa yang ia rasakan. Rasanya ia ingin kembali bersama Ify seperti dulu sebelum orang itu menghancurkan kedekatannya dengan Ify. Ia ingin menikmati hari-harinya bersama Ify. Rio sadar bahwa kehadiran Ify membawa dampak bagi hidupnya. Rio merasa hidupnya lebih berwarna karena kedekatannya pada Ify.

Tapi rasanya sangat sulit memulai kembali agar ia bisa dekat dengan gadis itu. Bahkan sekedar menyapa rasanya sangat sulit. Mulutnya seakan terkunci saat ia ingin berbicara pada gadis itu. Tersenyum rasanya ia ingin sekali tersenyum saat gadis itu mencuri-curi pandang terhadapnya. Tapi semua keinginan itu terkalahkan oleh ego dan gengsinya. Yaa Rio tetap Rio dengan sejuta ego dan gengsinya.

" Woy ngelamun aja, Yo!" seru Cakka membuat Rio kembali sadar dari lamunannya.

Rio hanya menoleh ke arah Cakka. Dia tak menanggapi omongan Cakka tadi.

" Kalau ada masalah itu cerita, Yo! Jangan dipendam sendirian. Ntar jatuhnya masalah lho gak kelar-kelar." kata Iel.

" Kita sahabat kan, Yo? Jadi lho bisa cerita ke kita-kita siapa tahu kita bisa bantu lho nyelesain masalah lho." kata Alvin menambahi omongan Iel barusan.

" Gue gak lagi ada masalah." kata Rio.

" Kalau gak ada masalah kenapa lho jam pertama sama kedua bolos pelajaran dan melamun disini?" tanya Cakka.

" Gue lagi males ikut pelajaran." sahut Rio cuek.

" Biasanya kalau lho lagi males ikut pelajaran kan lho ngajak kita bertiga buat bolos bareng-bareng nah kali ini lho ngacir sendirian ke rooftop?" kata Iel.

" Gue gak mau lho bertiga ikut sesat seperti gue."

" Elah gaya lho, Yo! Biasanya mah mana peduli lho!" ucap Cakka sambil menoyor kepala Rio.

" Gak usah noyor kepala gue juga!" kata Rio sambil menatap tajam Cakka.

" Lho bisa cerita kapan pun, Yo! Kita selalu siap buat dengerin cerita lho dan bantu lho." Alvin berbicara dan diangguki oleh Iel dan Cakka.

Rio mengangguki ucapan Alvin tadi.

" Balik sono kalian ke kelas!" perintah Rio pada ketiga sahabatnya.

" Ogah! Mending gue di sini. Males gue di kelas." tolak Cakka.

" Kita balik istirahat nanti. Semua harus balik gak ada acara bolos-bolos lagi." kata Iel.

^^^^^^

Istirahat telah tiba. Rio, Alvin, Iel dan Cakka beranjak dari duduk mereka menuju kantin. Kantin yang tadinya tak begitu ramai mendadak ramai saat ke empat most wanted SMA Varuna memasuki kantin. Teriakan histeris kaum hawa mendominasi kantin saat ini. Mereka histeris karena empat cowok tampan ini. Semua mata memandang ke empat cowok ini.

Tak terkecuali Ify, Shilla, Via dan Agni yang saat ini duduk disalah satu meja kantin. Mereka juga memandang most wanted tersebut. yang memasuki kantin. Mata Ify bertabrakan dengan mata salah satu dari empat cowok tampan itu. Tak berlangsung lama Ify mengalihkan pandangannya kembali ke arah makanannya. Berusaha tak peduli dengan keberadaan cowok itu.

Rio merasa kecewa saat gadis itu mengalihkan pandangannya. Ia merindukan tatapan teduh yang dimiliki gadis itu. Tapi Rio tak bisa menyalahkan gadis itu yang memalingkan wajahnya saat melihatnya. Karena dia lah yang menjalankan aksi menjauhnya. Itu mungkin resiko atas apa yang Rio lakukan saat ini. Resiko ketika ia menjauhi gadis itu..

Rio, Alvin, Iel dan Cakka berhenti disalah satu meja yang tidak terlalu jauh dari meja Ify dan sahabatnya.

" Kka pesen makan gih! Pesenin makan buat kita!" perintah Iel.

" Seperti biasanya kan? Bakso sama es teh?" tanya Cakka.

Ketiga sahabatnya itu mengangguk lantas Cakka melangkahkan kakinya untuk memesan makanan.

Iel berdiri dari kursinya. Seketika Alvin dan Rio mengangkat kepalanya dari hp masing-masing.

" Mau kemana, Yel?" tanya Alvin.

Iel tidak menjawab pertanyaan Alvin. Ia terus melangkahkan kakinya menuju meja Ify dan sahabatnya.

" Fy pulang nanti gue anter ya?" tanya Iel ketika sudah berada di meja Ify dan sahabatnya.

" Uhukk uhukkk,"

Shilla tersedak mendengar perkataan Iel. Lantas ia mengambil es tehnya dan meminumnya. Iel memandang Shilla heran.

" Hah? Gak usah kak." tolak Ify halus.

" Gak ada penolakan. Lho nanti tungguin gue di parkiran. Kita pulang bareng." kata Iel dan berbalik kembali ke mejanya tadi.

Ify masih syok karena tawaran Iel tadi. Bahkan Shilla, Agni dan Via juga masih terdiam.

Mungkin kak Iel ada urusan kali sama Ify makanya ngajak pulang bareng pikir mereka.

Sementara itu di meja lain, Rio merasa emosi saat Iel mengajak pulang bareng Ify. Ada perasaan tak rela dalam hatinya. Ia mengepalkan tangannya di bawah meja.

" Ngapain lho ngajak pulang bareng Ify?" tanya Rio langsung saat Iel ada di meja mereka.

" Suka-suka gue. Bukan urusan lho!" sahut Iel dengan santai.

Rio tak bisa menyahuti perkataan Iel. Dia langsung terdiam dan Iel tersenyum remeh melihat itu.

Tak lama dari itu Cakka kembali dengan membawa pesanan mereka. Cakka mengernyit bingung. Kenapa sahabatnya itu saling terdiam.

" Kok pada diem-dieman sih?" tanya Cakka pada ketiganya.

Iel hanya mengedikkan bahunya sementara Rio dan Alvin hanya diam.

Dalam keheningan mereka berempat makan. Tidak ada sepatah kata pun yang mereka keluarkan. Cakka bingung. Kenapa dengan sahabat-sahabatnya. Pasti tadi ada sesuatu deh saat gue pesen makanan pikir Cakka.

Setelah selesai makan Rio beranjak dari tempatnya. Diikuti ketiganya. Cakka semakin tak paham dengan keadaan ini. Ini tak seperti biasanya.

" Mau kemana, Yo?" tanya Iel saat Rio hendak melangkahkan kakinya melewati kelas mereka.

" Rooftop."

" Gak boleh!" kata Iel menarik paksa Rio masuk kelas. Rio menghembuskan nafas kesal.

Selama pelajaran Rio masih memikirkan tindakan Iel tadi. Rasanya sangat sakit saat gadisnya akan pulang dengan orang lain. Ehh gadisnya? Sejak kapan Ify menjadi gadisnya? Rio menggelengkan kepalanya.

" Yo lho kenapa? Pusing?" tanya Alvin dengan suara berbisik karena guru sedang mengajar di depan.

Rio menggelengkan kepalanya. Lalu menatap ke depan memperhatikan guru itu menerangkan. Sebenarnya Rio tidak sedang memperhatikan guru itu dia hanya menatap ke depan dengan tatapan kosong. Melamun. Pikirannya berkelana ke kejadian di kantin tadi. Kejadian dimana Iel mengajak Ify pulang bareng sukses membuat Rio seperti ini. Moodnya hancur seketika ketika mengingat itu.

Kenapa Iel mengajak Ify pulang bareng? Apakah Iel menyukai Ify? Kenapa rasanya ia tak rela jika Iel menyukai Ify? Dia jadi teringat perkataan iel yang mengatakan bahwa Ify itu cantik hanya tertutupi penampilan cupunya. Apakah Iel benar-benar menyukai Ify? Arghh Rio benar-benar bingung saat ini. Hatinya tak tenang memikirkan itu.




Jangan lupa voment yaaa😉 Jangan lupa buat follow akun aku😁

See you in the next chapter guys😙😙

Thanks for reading😘😘

LOVE FOR IFYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang