Bentakan

1.9K 88 2
                                    

******Happy Reading******

Maaf kalau banyak typo.




Sampailah mereka berdua di rumah mereka. Ify dengan segera membuka pintu rumah. Dan membawa Ray ke kamarnya. Sesampainya di kamar, Ify membaringkan Ray di atas tempat tidur.

" Sekarang Ray mau tidur atau apa?" tanyanya kepada si bocah kecil itu.

" Ray mau baca buku dulu kak." jawab bocah itu.

" Ya udah. Kakak beli makanan dulu ya?" pamitnya.

" Iya kak." jawabnya sambil memulai membaca buku.

^^^^^^

Di warung tetangganya, Ify langsung membeli makanan. Si penjual makanan yang tak lain adalah tetangganya itu bertanya padanya.

" Ray udah sembuh fy?" tanyanya.

" Udah bu. Terima kasih ibu dulu mau meminjami uang. Kalau tidak ada ibu mungkin adik saya gak bisa seperti ini." ucap Ify pada ibu-ibu itu.

" Sama-sama fy. Kan memang sudah seharusnya sesama manusia harus saling tolong-menolong." balas ibu itu dengan tersenyum.

" Iya bu. Sekali lagi terima kasih dan maaf ngrepotin ibu terus." tambah Ify lagi.

" Enggak ngrepotin fy. Malah ibu seneng bisa bantu kalian." jawabnya lagi.

" Iya bu. Tapi uangnya belum bisa saya kembalikan hari ini. Nanti kalau say sudah dapat gaji akan saya kembalikan." kata Ify.

" Tidak usah terburu-buru fy. Gunakan dulu uang itu buat kebutuhan kalian. Kalau nanti masih tersisa, baru uang ibu kamu kembalikan." jelas ibu itu panjang lebar.

" Siap bu! Kalau nanti sudah ada uangnya langsung saya kasih pada ibu. Ya sudah saya pamit pulang bu?" jawab dan pamit Ify.

Si ibu itu tersenyum dan berkata pada Ify.

" Salam buat Ray ya? Semoga lekas sembuh." katanya.

" Iya bu."

Ify pun langsung pulang ke rumahnya. Sesampainya di rumah, ia menuju ke dapur miliknya untuk mengambil piring dan sendok beserta air minumnya. Setelag itu, ia bergegas ke kamar adiknya. Dibukanya pintu kamar dan terlihat adiknya masih serius membaca.

" Ray bacanya dilanjut nanti. Sekarang Ray makan dulu." ucapnya.

" Disuapin sama kakak kan?" tanya Ray.

" Iya kakak suapin." jawabnya sambil mengacak rambut adiknya itu.

" Tapi kakak juga makan. Jangan Ray mulu." pinta bocah itu.

" Siap!!! Kakak juga makan. Kakak juga sudah lapar." jawab Ify sambil mengelus perutnya.

Ray hanya tertawa melihat tingkah kakaknya itu. Akhirnya mereka berdua makan dengan nikmat karena dilingkupi oleh kasih sayang. Walaupun mereka makan hanya dengan nasi dan telur dadar. Mereka amat bersyukur bisa makan hari ini.

" Besok kakak harus sekolah. Kakak gak boleh ijin lagi. Kalau kakak ijin terus nanti kakak ketinggalan pelajarannya!" perintah Ray pada kakaknya itu.

" Tapi Ray di rumah sendiri. Nanti kalau Ray kenapa-napa lagi gimana?" protes Ify.

" Enggak kak. Ray berani di rumah sendiri. Lagi pula Ray sudah sembuh." jawab Ray.

Ify hanya bisa mengiyakan permintaan sang adik. Apalagi ia juga sudah tiga hari tidak masuk sekolah. Tapi, ia ragu mau meninggalkan adiknya. Selain itu, ia nanti juga harus kerja. Dan kerjanya pasti sampai malam.

" Ray kalau sepulang sekolah kakak langsung kerja Ray gak papa kan?" tanyanya pada sang adik.

" Gak papa kok kak." sahut Ray.

" Tapi kakak kerja sampai malem Ray. Nanti Ray ambil makan sendiri terus obatnya diminum ya?" amanah Ify pada adiknya.

" Siap kakak." jawabnya sambil hormat.

Ify terkekeh melihat adiknya. Akhirnya adiknya sudah ceria lagi. Sudah tidak ada wajah kesakitan adiknya itu. Ify berharap Ray akan terus ceria seperti ini. Ia ingin Ray tidak kesakitan lagi. Tapi apakah itu bisa terwujud dengan kanker yang terus berkembang dalam tubuhnya? Akan sangat kecil kemungkinan harapan itu terwujud. Kanker bisa saja menyerang tiba-tiba dan kapan saja.

^^^^^^

Tak terasa hari sudah berganti. Pagi telah tiba dan saatnya Ify siap-siap untuk pergi ke sekolah. Sepamitnya pada sang adik, Ify pun berangkat. Rasanya sudah lama sekali ia tidak jalan kaki sambil menikmati udara segar di pagi hari seperti ini. Padahal baru tiga hari saja ia tak melakukan hal seperti ini.

Ify terus tersenyum disepanjang perjalanannya menuju ke sekolah. Sampai setiap ada orang lewat Ify sapa orang itu. Tapi tiba-tiba senyum Ify lenyap ketika melihat Rio di dekat gerbang rumahnya sambil memanasi motornya. Entah kenapa Ify malas melihat Rio. Mungkin karena kata-kata yang Rio tujukan pada adiknya yang membuat Ify malas bertemu Rio. Rasanya ia masih marah akan hal itu.

Rio yang melihat Ify melintas di hadapannya. Langsung menegur Ify dengan kata-kata kejam dari mulutnya.

" Ehhh cupu!! Udah masuk sekolah lho! Mending gak usah masuk deh lho. Tungguin adik lho yang sakit-sakitan itu. Kalau dia sekarat gimana?" ucapnya.

" Jaga omongan kakak! Kenapa sih kakak ganggu aku terus! Ini hidup aku! Kakak gak berhak ikut campur! bentak Ify.

Entah kenapa Ify berani membentak orang yang dicintainya itu. Mungkin karena Rio yang sudah keterlaluan. Ify juga manusia biasa yang memiliki batas kesabaran. Dan sepertinya kesabarannya sudah habis menghadapi perilaku Rio.

" Lho berani bentak gue hah! Lho cuma cewek cupu yang diterima bokap gue di sekolah milik bokap gue! Seharusnya lho bersikap sopan sama gue!" bentak Rio membalas bentakan Ify.

" Aku harus bersikap sopan pada kakak. Kakak aja gak sopan sama aku. Ngapain aku sopan sama kakak?" ucap Ify sinis.

" Arghhh lho berani sama gue? Ishh males gue nanggepin lho!" ucap Rio.

" Bukannya kakak yang mulai duluan? Kalau gak mau nanggepin ya gak usah ditanggepin!" ucapnya.

" Ishhh terserah lho!" jawab Rio kehilangan kata-kata.

Ify langsung meninggalkan Rio. Tak ada gunanya menanggapi Rio. Ia juga bisa terlambat jika menanggapinya lagi. Dengan tergesa-gesa Ify berjalan. Ternyata berdebat dengan Rio memakan waktu cukup lama sehingga ia harus berjalan cepat bahkan kadang ia berlari kecil.

" Untung gak telat." guman Ify ketika memasuki gerbang sekolahnya.

Dan ketika ia melewati parkiran. Ia melihat Rio duduk di atas motornya. Ify langsung memalingkan wajahnya agar ia tidak melihat Rio. Rio yang tau bahwa Ify sempat melihatnya, hanya bisa tersenyum sinis. Ternyata si cupu sudah berani membalas kata-katanya. Itu perubahan besar pada diri si cupu. Bahkan ketika melihatnya, si cupu memalingkan wajahnya.

Dalam hati Rio berjanji akan membuat si cupu tunduk padanya lagi. Dia tak rela melihat si cupu berani padanya. Apalagi mengingat tadi ia dibentakknya. Seorang Mario dibentak cewek cupu bahkan ia kalah bicara pada cewek itu. Apa kata dunia?

" Tunggu pembalasan gue cupu! Gue akan bales lho!" ucap Rio dalam hati sambil memandang punggung Ify.

Thanks for reading😘😘

Jangan lupa vote terlebih dahulu cerita ini. Dan silahkan berkomentar😊jika kalian mau mengeluarkan unek-unek soal cerita ini.

LOVE FOR IFYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang