Cemburu(2)

1.1K 54 0
                                    

******Happy Reading******






Sorry for typo and semoga kalian suka.








Hari ini cerah seperti biasanya, matahari masih menunjukkan kesetiaannya pada bumi dengan menyinari bumi tanpa kenal lelah. Seorang cowok tampan sedang berjalan menyusuri koridor dengan earphone yang menyumpal telinganya. Entah karena apa, hari ini Rio berangkat sangat pagi. Yah cowok tampan tadi adalah Rio si Most wanted boy SMA Varuna.

Langkah kaki terdengar menggema di lantai koridor. Karena masih pagi maka suasana sangat hening sehingga langkah kaki Rio begitu terdengar jelas. Rio tidak melangkahkan kakinya menuju ruang kelas melainkan melangkahkan kaki menuju taman belakang sekolah. Pagi ini ia sengaja berangkat pagi karena ingin menenangkan pikirannya yang begitu berkecamuk semenjak kemarin.

Dia merasa sangat sedih sekarang, entah apa yang membuatnya merasa seperti itu. Yang jelas banyak sekali masalah dalam hidupnya. Jangan kalian berpikir Rio bahagia dengan segala kekayaan yang ia miliki. Rio bahagia dengan kehidupannya yang bergelimangan harta. Jawabannya adalah salah. Rio merasa hidupnya selalu kesepian kecuali jika dia sedang bersama sahabat-sahabatnya.

Dia lupa kapan terakhir kali dia merasakan hangatnya bersama keluarga. Dia masih mempunyai keluarga yang utuh tapi rasanya dia seperti anak yatim piatu. Belum selesai masalah keluarga yang membuat dia kepikiran, muncul masalah lainnya yang tak lain masalah hatinya. Dia merasa menyesal kenapa dulu dia begitu mementingkan egonya.

Sekarang dia sadar bahwa dia sudah jatuh cinta pada Ify. Gadis cupu yang dulu dia benci dan dia bully. Memang benar ya kata orang kalau kita akan sadar kalau kita cinta sama seseorang, kita akan menyadari ketika orang itu sudah pergi.

Sesampainya di taman, Rio mendudukkan dirinya di kursi taman. Rio mulai memejamkan kedua matanya. Angin sepoi-sepoi menerpa wajah tampannya membuat dia merasa tenang. Dia bingung apa yang harus dia lakukan sekarang.

Karena terlalu lama memejamkan matanya membuat Rio tertidur. Maklum saja tadi malam dia tidak bisa tidur. Mana mungkin dia bisa tertidur dengan pikiran-pikiran yang memenuhi kepalanya.

Tak terasa sudah dua jam lamanya dia tertidur. Rio mulai membuka matanya dan menegakkan punggungnya yang terasa pegal karena tidur dengan posisi duduk. Lantas dia mengusap wajahnya yang terasa begitu berat. Kemudian dia melihat jam yang melingkar di tangan kirinya. Pukul 08.00 yang tertera pada jam itu.

Rio bangun dari duduknya dan melangkahkan kaki keluar dari taman menuju perpustakaan. Dia tahu kalau hari ini semua kelas akan free KBM. Makanya dia langsung menuju perpustakaan tanpa ke kelas terlebih dahulu. Biarlah sahabat-sahabatnya mencarinya, dia ingin sendiri saat ini. Dan perpustakaan merupakan tempat yang tepat untuk menyendiri pikirnya.

Sesampainya di perpustakaan, rencana yang sejak tadi dia pikirkan gagal total. Rencana dia ingin menenangkan diri malah menambah beban pikirannya. Di sana di depan Rio tampak dua anak manusia berlainan jenis sedang terduduk sambil menghadap buku. Sesekali obrolan dan candaan keluar dari mulut mereka.

Dua orang itu adalah Gabriel dan Ify. Rasanya Rio ingin membalikkan badannya dan meninggalkan perpustakaan. Tapi, kepalang tanggung dia sudah ada disini. Selain itu, Gabriel sudah lebih dulu menyadari keberadaannya.

" Oii Yo! Ngapain lho berdiri di situ?" sapa Gabriel.

" Gak pa pa." jawab Rio lalu melangkahkan kakinya menuju meja pojok yang sedikit jauh dari Gabriel dan Ify.

Gabriel tak bertanya lagi karena Rio langsung menelungkup kan kepalanya di atas meja. Berusaha tertidur lagi dan mengabaikan mereka berdua. Namun, dia tak bisa melakukan itu karena sedari tadi suara tawa Ify memenuhi indera pendengarannya. Dan Rio hanya bisa tersenyum kecut karena sadar bahwa tawa itu bukanlah dia yang menyebabkannya.

Ingin rasanya dia menarik Gabriel menjauh dari Ify. Tapi, dia siapa bagi Ify. Gabriel lah pacar dari cewek itu. Dia tidak ada hak untuk menarik Gabriel. Bahkan salah besar jika dia meminta Gabriel untuk menjauhi Ify. Dia lah yang seharusnya menjauh dan tak mengganggu hubungan mereka berdua. Dia tak pantas untuk cemburu.

" Fy, aku ke kamar mandi dulu ya?" pamit Gabriel pada Ify.

" Iya kak." jawab Ify.

Setelah Gabriel keluar dari perpustakaan, mata Ify terfokus pada Rio yang masih menelungkupkan kepalanya. Dia tahu kalau Rio saat ini banyak beban di pikiran. Dilihat dari wajahnya tadi sudah jelas ada kesedihan yang tersirat di wajah tampan itu. Ingin rasanya Ify menghampiri Rio. Tapi dia takut membuat Rio marah karena kehadirannya yang menggangu.

" Kak Rio kenapa?" tanya Ify yang sudah duduk di samping Rio.

Rio kaget dengan kehadiran Ify yang tak pernah terpikirkan olehnya. Lantas dia menegakkan tubuhnya dan menatap Ify bingung.

" Kakak lagi banyak pikiran ya?" tanya Ify sekali lagi.

" Ngapain lho ada disini?" bukannya menjawab Rio malah balik bertanya.

" Ehhh gak kak, cuma Ify tadi lihat kalau kak Rio kayaknya lagi banyak masalah. Kalau kakak punya masalah jangan dipendam sendiri gak baik buat pikiran kak." saran Ify.

Rio menatap Ify lekat. Memandang wajah cantik natural Ify yang tertutup kaca mata bulat itu. Mata Rio tampak berkaca-kaca. Tak percaya bahwa gadis itu berada dihadapannya sekarang. Gadis itu masih peduli padanya. Ada rasa kebahagiaan yang membuncah di hati Rio saat ini.

" Kakak bisa cerita masalah kakak ke aku kalau kakak mau." ucap Ify dengan tulus.

" Jangan buat gue terlalu berharap dengan sikap lho itu Fy." batin Rio.

" Lho membuat gue tambah cinta sama lho." tambahnya lagi.

" Hallo kak!" panggil Ify sambil melambaikan tangannya di depan wajah Rio.

" Ehh apa Fy?" tanya Rio akhirnya tersadar dari lamunannya.

" Kakak gak denger ya apa yang Ify ucapin?" tanya Ify.

" Denger kok." sahut Rio cepat.

" Makasih sebelumnya udah nawarin gue buat cerita sama lho. Tapi.... apa Gabriel gak marah kalau gue cerita ke lho?" tanya Rio pelan.

Ify terkekeh pelan sebelum menjawab. Dan kekehan Ify itu membuat Rio makin yakin kalau dia benar-benar jatuh cinta pada gadis dihadapannya itu.

" Gak lah kak. Ngapain marah orang cuma curhat." jawab Ify dengan senyumnya.

" Ify bisa dipercaya kok kak. Ify jamin masalah kakak aman di Ify." tambahnya lagi.

" Nanti lho kerja gak?" tanya Rio.

" Enggak kak soalnya nanti mau antar Ray periksa ke rumah sakit." jawab Ify.

" Ehm nanti pulang gue anterin sekalian gue anter ke rumah sakit dan gue mau curhat sama lho." tawar Rio.

" Oke deh kak." jawab Ify.

" Gue balik dulu ya?" pamit Rio sambil berdiri dari duduknya.

" Mau nunggu Gabriel?" tanya Rio.

" Iya kak."

" Gue duluan." pamitnya lagi.

Rio keluar dari perpustakaan dengan hati yang berbunga-bunga. Suasana hatinya membaik sekarang. Rasanya sedikit beban hidupnya terangkat hanya karena berbicara pada Ify. Sungguh Ify membawa banyak perubahan dihidupnya.

" Maafin gue Yel. Gue suka sama pacar lho." batin Rio selama perjalanan ke kelas.









Thanks for reading😘😘


Jangan lupa vote dan komen ya😀
See you on the next chapter guys😉

LOVE FOR IFYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang