fourteen

1.2K 126 29
                                    

Nggak perlu temen banyak, asal selalu ada buat kita dan enggak fake aja. Meskipun sekarang jarang banget bisa temuin temen kayak gitu.

***

Aletha POV

Gue tampak rapi banget hari ini. Hari ini adalah Hari Senin, dimana gue bakalan ngelaksanain upacara bendera. Hari ini juga adalah hari ulang tahun gue. Duh, gue udah enggak sabar buat pergi kesekolah, ckck siapa tau aja ada yang kasih kado sama gue. Ngarep banget gue.

Gue sih gak begitu ngarepin kado, yang penting doanya aja. Jujur! Gue itu orangnya enggak pernah ngerayain ulang tahun. Kenapa? Menurut gue ulang tahun itu seharusnya kita sedih bukan seneng, kenapa? Setiap ulang tahun otomatis umur kita jadi  bertambah, itu lah kesedihan gue pada saat ulang tahun. Gue masih pengen menikmati masa muda gue. Btw, hati ini adalah ulang tahun gue yang ke 17 tahun. Semoga aja gue makin dewasa dan makin berbakti kepada orang tua, amin.

Setelah sampai di sekolah, gue langsung menuju ke kelas. Seperti biasa, Anggun dan Bella lagi stay di tempat duduknya.

"ALETHA!" sontak Bella. "AKU RINDU!" Bella langsung memeluk gue.

"Buset dah! Itu suara kagak bisa dipelanin apa ya? Kuping gue sakit." Gue ngusap-usap kuping gue yang hampir budek, gara-gara suara Bella.

Bella langsung melepaskan pelukkan kecilnya. "Gak tau kenapa, gue kangen lo, tha."

"Gak usah lebay deh bell." Kata gue. "Anggun biasa aja." Gue melirik ke arah Anggun. Tapi Anggun sama-sekali gak noleh ke arah gue. Gue liat sih Anggun lagi galau, dan gue tebak dia lagi mikiran soal Rafi. Pasti!

Gue sama Bella langsung nyamperin ke meja Anggun yang lagi termenung di bagian pojok sambil baca novel.

Gue langsung duduk didepan bangkunya. "Gun, masih kepikiran soal Rafi ya?." Tanya Gue.

Anggun mengangkat bahunya. "Iya, gue masih bingung sama Rafi, gue masih belum yakin kalo Rafi bisa ngerelain gue sama Wildan."

Sesekali gue dan Bella langsung melirik ke arah bangku Rafi dan Wildan. Disana  gue liat Rafi sama Wildan lagi ngobrol seru. Rafi menatap Wildan seolah tidak ada masalah. Mungkin saja Rafi memang benar-benar mengikhlaskan Anggun buat Wildan.

"Coba lo tanya Wildan." Sarah gue. "Sesekali lo tanyain, gapapa kan?."

Anggun menggeleng kepalanya. "Enggak ah, nanti disangkanya gue yang ke ge-eran."

"Apa perlu gue yang tanya?." Sahut Bella. "Kali-kali gue bisa bantuin lo!"

"Emangnya lo mau nanya apa?." Tanya Anggun.

Bella menggeleng kepalanya. "Gak tau." Ucapnya sambil nyengir kuda.

"Bego!--"

"Udah-udah." Sela gue. "Lo berdua kagak usah berantem. Gue bakalan bantu lo selesein masalah ini."

Anggun mengangguk. "Thanks, tha." Ucap Anggun. "Btw..." Anggun seperti mengeluarkan sesuatu dari tasnya. "Ini buat lo." Anggun menyodorkan sebuah kado.

Gue terkejut. "Buat gue?."

"Bukan! Buat setan."Gue cemberut. "Iya-iya, buat lo, happy birthday ya? Wish you all the best, Aletha."

"Thanks Anggun."

"Nih tha buat lo juga." Bella menyodorkan sebuah kado untuk gue.

Gue tersenyum. "Kalian kenapa repot-repot segala sih? Btw makasih semuanya." Ucap Gue.

"Semoga lo suka sama kadonya ya?." Kata Bella.

"Apapun kado dari kalian, gue pasti suka." Kata gue.

Boy Bestfriend Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang