Thirty Six

815 61 2
                                    

Disaat saya membutuhkan kamu, mengapa kamu malah menghilang? Saya sangat terpuruk disini dan sangat membutuhkanmu.

****

Nadya sedang mondar-mandir di ruang tamu ditemani Bi Diah yang sedang duduk di sofa.

"Aduh bi, kok Revan belum pulang juga ya? Nadya khawatir, bi." Ucap Nadya yang semakin gusar.

"Iya, non. Coba telepon lagi den Revannya."

"Udah bi, tapi gak diangkat." Nadya terus menatap layar ponselnya. Berharap ada pesan dari Revan untuk pulang.

Kring kring kring

Suara telepon rumah berdering. Nadya terlonjak kaget.

"Ada telepon, non." Bi Diah hendak bangkit dari duduknya namun segera Nadya cegah.

"Gak usah bi, biar Nadya aja." Sela Nadya.

"Ohh ya sudah, non, kalo begitu."
Bi Diah kembali duduk.

Nadya berjalan menuju telepon rumah. Menghela napasnya, lalu mulai mengangkatnya.

"Hallo."

"Apakah benar ini keluarganya Pak Dilon Kavindra?"

"Iya benar, ada apa ya?"

"Begini, pak Dilon mengalami kecelakaan, dan sekarang sedang dirawat di RS Puncak Bogor."

Nadya langsung telonjak kaget mendengar kabar buruk ini. Ia langsung menutup mulutnya yang terbuka dengan telapak tangan.

"Sekarang dia sedang dirawat, pak?"

"Iya sekarang dia sedang dirawat. Mba, bisa langsung datang kesini? Karena kondisi Bu Dita juga sangat parah."

"Bisa, pak. Tolong tanganin mereka dulu ya pak, saya akan segera secepatnya kesana."

Nadya langsung menutup teleponnya. Menatap Bi Diah yang terlihat cemas. "Ada kabar apa, non?"

"Papahnya Revan sama mama barunya kecelakaan, bi."

Bi Diah langsung terlihat kaget. "Kok bisa non? Sekarang mereka udah di bawa kerumah sakit?"

"Nadya gak tau pasti penyebabnya apa. Bi, Nadya mau cari Revan dulu ya, bibi boleh ikut, sekalian kita langsung berangkat ke puncak buat jenguk papah sama mamahnya." Ucap Nadya, disertai anggukan Bi Diah.

"Iya non, bibi siap-siap dulu ya?"

"Iya, bi."

Nadya menatap ponsel yang ada ditangannya.

Semoga lo tabah menghadapi ini, van.
-batin Nadya.

****

Revan masih menunduk di meja bar club.
"Mas mau sampe kapan disini terus? Udah malem mas." Tanya Key.

"Gue bilang lo mendingan diem aja. Lagian gue disini juga bayar kali." Revan meraba saku jaketnya, dan mengeluarkan beberapa selembaran uang ratusan. "Nih.. puas lo?!" Ucapnya sambil menyodorkan uang tersebut.

Pelayan club itu menerima uang tersebut. "Lebih baik mas istirahat di rumah, gak baik di club lama-lama. Mas ini masih remaja, harus banyak-banyak istirahat, jangan pelampiasin semua masalah mas pada vodka."

"Banyak bac--"

"Revan!" Sontak dari belakang punggung Revan.
Revan menoleh mendapati Nadya yang sedang menghampirinya.
"Revan mendingan sekarang kita pulang, van. Gue khawatir sama lo."

"Buat apa lo peduliin gue? Bukannya lo cuma peduli sama papah dan mamah baru gue?"

"Ini masalah beda lagi, van. Papah sama mamah baru lo masuk rumah sakit karena kecelakaan!" Sahut Nadya.

Boy Bestfriend Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang