Fiveteen

1.2K 127 15
                                    

Mungkin ada benarnya juga orang itu bilang. Orang-orang yang jatuh cinta terkadang terbelenggu oleh ilusi yang diciptakan oleh hatinya sendiri.

***

Aletha berjalan menyusuri koridor kelas 11. Koridor sudah sangat ramai, siswa dan siswi berjalan kesana-kemari menuju ruangan kelasnya. Aletha berjalan menyusuri koridor dengan santai. Hari ini Revan memang tidak masuk sekolah. Andai Revan masuk sekolah, mungkin Aletha akan menghampiri kelasnya dan memutar kembali ingatan yang semalam terjadi.

***

"Jadi rumus ini bisa dibagi dengan ini." Bu Lani sedang menjelaskan Fisika di kelas 11 IPA 2. Para murid mendengarkan penjelasan itu dengan saksama dan tertib. Termasuk Aletha yang dari tadi sibuk mendengarkan penjelasan bu Lani sambil mencatat apa yang ada di papan tulis.

Anggun sesekali melirik ke arah Wildan dan Rafi. Ketika Wildan membalas lirikan Anggun, Anggun langsung mengalihkan pandangannya. Entah mengapa tatapan Wildan seolah sangat tajam. Anggun tidak kuat bila harus menatapnya lama-lama.

"Gue salting ,tha." Bisik Anggun. "Gue gak kuat kalo diliatin wildan terus." Lanjut Anggun.

Aletha mengarahkan pandangannya kepada Anggun. "Kenapa lo?."

"Gue lirik Wildan, eh wildan juga malah lirik gue. Hayati tidak kuat jika harus meliriknya lama-lama." Ucap Anggun dengan nada pelan.

Aletha melihat ke arah Wildan yang sedang melihat ke arah papan tulis. "Enggak ngeliat ke sini tuh." Ucap Aletha.

"Lo gak liat sih tadi." Ucap Anggun. "Deg degan gue."

Aletha menyipitkan matanya. "Cie yang salting ya? Rafi gimana tuh?."

"Rafi? Gak tau gue juga bingung."

Aletha hanya tersenyum miring. "Nanti istirahat kita lanjutin ngobrolnya."

Anggun mengangguk.

***

"Apa rencana lo buat Wildan?." Tanya Aletha.

"Gue liat wildan kayaknya dia suka sama lo." Sambung Bella.

Anggun meraih jus alpukat yang ada di depan matanya. "Gue masih ragu."

Aletha san Bella hanya mengangguk kecil. Aletha melihat Rafi ke arah pojok kantin sedang berkumpul bersama  teman-temannya. "Tuh Rafi lagi ngumpul,gun." Ucap Aletha. Di pertengahan obrolan Rafi dan teman-temannya datanglah seorang cewek, Aletha tebak itu adalah Amanda. Amanda membawa sebatang es krim dan diberikan kepada Rafi.

Rafi tampak tersenyum ke arah Amanda, Amanda pun membalas senyuman Rafi.

"Thanks ya?." Ucap Rafi, yang suaranya bisa terdengar oleh Aletha. Aletha memerhatikan gerak-gerik Rafi kepada Amanda, dan juga gerak gerik Amanda terhadap Rafi. Keakraban mereka cukup dibilang sangat akrab.

Anggun melihat Rafi yang sedang memakan es krim bersama Amanda. Ya, Anggun sedikit merasa cemburu melihatnya. Ternyata kini Rafi sudah memiliki pengganti dirinya. Dulu janji Rafi terhadap Anggun yaitu akan selalu bersamanya. Tapi nyatanya? Rafi malah lebih memilih mencari pengganti dirinya.

Lalu Anggun? Anggun hanya sebatas sehelai daun kering yang terbiarkan terjatuh dari pohon yang lebat. Mungkin kedatangan Wildan dalam hidupnya bisa menjadi pengganti Rafi. Tapi Anggun memang belum mengetahui dalam-dalam isi hati Wildan. Dan Anggun perlu mencari tahu kebenaran itu.

Aletha melambaikan tangannya di depan wajah Anggun. "Anggun?."

Anggun terlonjak kaget. "E-eh, kenapa tha?." Anggun gugup.

Boy Bestfriend Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang