Thirty

808 63 16
                                    

Perasaan gelisah itu wajar, ketika kamu tidak membalas pesan dariku.

***

Aletha membaringkan tubuhnya dikasur. Aletha masih kepikiran tentang Revan yang tadi sore dikatakan.

"Gak enak ya menjalin hubungan kayak gini. Gak bebas buat mengumbar kemesraan didepan orang banyak."

Itu adalah kalimat yang masih Aletha pikirkan.

Aletha merasa sangat pusing dengan pikirannya kali ini.

Akhirnya mencoba menuruni anak tangga dan berjalan menuju kursi belakang rumahnya yang tersedia kolam renang disana.

Aletha duduk dibangku sisi kolam renang. Ia menatap kolam renang dengan tatapan kosong.

Pengen berenang, tapi udah sore.
-batin Aletha.

Aletha bangkit dari tempat duduknya dan berjalan kepinggir kolam renang.

Drt drt drt

Aletha merasakan sakunya bergetar. Aletha mengeluarkan ponselnya, lalu melihat notifikasi yang masuk.

"KAKAK!" Alika tiba-tiba berlarian, dan langsung memeluk pinggang Aletha. Aletha tersentak kaget, lalu dengan refleks ponselnya terjatuh dan nyemplung di kolam renang.

"Yahh Alika, hp kakak jadi jatoh kan."

Alika menatap ponsel kakaknya yang terjatuh. "Maafin Alika kak, Alika gak sengaja."

Aletha menghembuskan napasnya. Bagaimana dengan nasibnya besok jika ponselnya saja terjatuh kedalam kolam?

Aletha merasa gusar.
"Kenapa sih kamu lari-lari? Bikin kakak kaget tau gak?"

Alika menunduk, "tadi ada kecoa di kamar aku kak. Aku takut."

Aletha menghela napasnya. Lalu mengambil saringan dengan gagang yang panjang yang tersedia di pinggir kolam.

Aletha mengambil ponselnya yang tercemplung ke dalam kolam dengan saringan itu.

Dan akhirnya ponselnya berhasil diambil. Aletha menatap ponselnya yang mati. "Yah kan rusak!"

Alika semakin menunduk. "Maafin aku kak."

Aletha "Nasib gue gimana besok?" Gumam Aletha.

"Kakak marah ya?"

Aletha menatap Alika. "Buat apa marah? Toh udah terjadi. Mendingan sekarang kamu masuk kedalem. Udah sore."

Alika mengangguk, lalu memasuki rumahnya. Dan Aletha, Aletha masih menatap ponsel yang ada ditangannya, yang dipenuhi oleh air.

"Mampus deh gue!" Gumam Aletha.

***

Revan menatap ponselnya yang sama sekali tak ada balasan dari Aletha.

Revan mengusap wajahnya.
"Mungkin hp nya low kali ya." Revan berusaha berpikir positif.

Revan menatap jam dinding yang sudah menunjukan pukul 7 malam. Malam ini Revan sudah siap untuk pergi makan malam bersama teman-temannya. Revan memakai pakaian kemeja berwarna merah maron yang terbiarkan terbuka, serta kaos putih yang dikenakannya. Celana jeans hitam, dan sepatu putih. Serta gaya rambutnya yang messy membuat siapa pun yang melihat Revan akan kelepek-kelepek.

Revan benar-benar tampan malam ini. Tapi percuma tampan kalo hati Revan kini sedang tidak tenang. Kenapa? Toh doi belum balas chat darinya. Positive thingking, mungkin dia lagi menulis perencanaan untuk acara PMR nya besok.

Boy Bestfriend Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang