Ketika mobil sudah berhenti dan ketika Rewinta akan keluar dari mobil, Damar bertanya," Betul itu rumahnya Wit?"
"Betul Yo. Aku sudah pernah kesini kok" jawab Rewinta sambil memandang wajah Damar. "Ada apa?" tanya Rewinta lagi.
"Lama apa tidak?" tanya Damar.
"Sebentar kok. Hanya ambil beberapa file untuk presentasi besok. Biar ada persiapan" Rewinta menjelaskan sambil tersenyum.
"Temanmu cowok apa cewek?" sebenarnya inilah pertanyaan Damar yang sesungguhnya. Ah Damar.. Damar mau tanya itu saja muter-muter alun-alun segala. Tapi apa tanggapan Rewinta, sambil tersenyum lebar Rewinta menjawab
"Cewek kok Yo. Nanti aku kenalin ya. Anaknya cantik. Pintar daaaan anaknya orang kaya" Sungguh jawaban yang tak diharapkan oleh Damar. Kenapa Rewinta ngga tanggap dengan sinyal khawatir Damar? Ah Rewinta terlalu polos. Lihat! wajahnya saja tak dipoles apapun kecuali bedak biasa. Dandannya biasa.
"Aku ngga butuh cewek cantik. Pinginnya cewek yang baik" jawab Damar agak sewot dan memberi penegasan pada Rewinta. Jawaban yang membuat Rewinta mengernyitkan dahi. Ada apa dengan Damar? Segitu sewotnya.
"Dia juga baik, Yo.. Hhmm?" alis Rewinta dinaikan untuk menggoda Damar.
"Ahh.. Sudah-sudah. Cepetan lho ya.." tangan Damar dikibas-kibaskan tanda mengusir Rewinta.
"Kamu juga sih yang mulaiii. Aku turun dulu ya..."
Damar mengangguk sambil tersenyum.
Rewinta keluar dari mobil dan melangkah kerumah bercat putih itu.
Damar memandangi Rewinta dari spion mobilnya karena rumah yang dituju Rewinta ada dibelakang mobilnya. Tampak oleh Damar Rewinta memencet bel rumah warna putih itu. Tak lama kemudian muncul seorang gadis berkulit putih dan beberapa detik kemudian Rewinta telah masuk kerumah gadis itu.
Sambil menunggu Rewinta menyelesaikan urusannya, Damar menghubungi bibinya, Asih.
Damar : "Assalamu'alaikum.. Bi ini Damar. Bagaimana keadaan nenek?"
"......................................"
Damar : Alhamdulillah. Ini masih dijalan RE Martadinata, Bi.
"......................................"
Damar : Nanti saja aku ceritakan, Bi. Bi aku mau minta tolong, bisa ya?
"......................................."
Damar : Begini, Bi... Sebentar aku dan Rewinta akan sampai di Rumah sakit.......
Damar menceritakan rencananya pada bibinya. Meminta tolong bibinya untuk menelponkan ibunya Rewinta dan mengatakan bahwa bibi Asih meminta tolong Rewinta untuk beberapa urusan dirumah sakit sehingga bila nanti Rewinta telat pulang bisa dimaklumi ibunya.
Damar tampak tersenyum mendengar jawaban bibinya.
"Terimakasih ya Bi. Assalamu'alaikum" Damar menutup percakapannya dengan Bi Asih.
Diseberang sana Bi Asih tersenyum. Dia sudah bisa menebak pilihan hati keponakannya itu. Rewinta gadis yang baik, dia dan keluarganya akan mendukung pilihan Damar.
"Tyooo..." teriakan Rewinta mengagetkan Damar yang masih ada didalam mobil. Dia menyembulkan kepalanya dari jendela mobil memandang kearah Rewinta.
"Siniiii..." Rewinta melambaikan tangannya kearah Damar agar mendekatinya.
Damar turun dari mobil dan berjalan mendekati Rewinta yang disitu juga teman Rewinta si pemilik rumah.
"Ada apa, Wit?" tanya Damar setelah dia berada di hadapan kedua gadia itu.
"Kenalkan.. Ini temanku. Namanya Putri.." Rewinta tersenyum dengan polosnya ketika dia mengenalkan temannya pada Damar. Tak ingin mengecewakan Rewinta, Damar tersenyum dan selanjutnya menjabat tangan gadis itu.
"Damar..." Damar memperkenalkan dirinya lalu pandangannya beralih kearah Rewinta.
"Wiit sudah selesai? Kita masih harus kerumah sakit.. Yuk" Damar mengajak Rewinta dengan lembut.
"Eh iya.. Put aku balik dulu ya. Makasih salinannya. Sampai ketemu besok..." Rewinta berpamitan kepada Putri.
"Sama-sama, Win" kata Putri.
Rewinta berjalan kemobil diiringi Damar dibelakangnya.
Waktu sekarang ini sangat berharga bagi Damar. Waktu cutinya yang terbatas membuat Damar harus bisa memanfaatkan kebersamaannya dengan Rewinta sebaik-baiknya.()()()()()()()()
Mobil Inova yang dikemudikan Damar telah sampai dirumah sakit. Mereka berdua menyusuri area parkir dan berjalan masuk kerumah sakit.
"Diruang apa nenek Sarmi dirawat, Yo?" tanya Rewinta pada Damar yang berjalan disampingnya
"Diruang flamboyan kamar 202. Tangga didepan itu kita naik dan lalu belok kanan dikamar 202 nenek dirawat" kata Damar dan dia melanjutkan menceritakan proses neneknya masuk kerumah sakit daru berangkat dari rumah, bertemu Rewinta di traficlight tadi pagi sampai neneknya bisa dapat kamar sehingga bisa langsung rawat inap. Bahasanya antusias, sesekali menggoda Rewinta. Bukannya Rewinta tidak menyadari perhatian Damar, tatapan Damar, emosi Damar, kekhawatiran Damar. Tapi Rewinta tak mau gegabah menyimpulkan. Jangan ge er Wit... Terus dia ingatkan dirinya. Dia merasa harus tahu diri tentang siapa dirinya.#########
Alhamdulillah..
Selesai utk part ini

KAMU SEDANG MEMBACA
Mengejar Cinta Halalmu
RomanceKau adalah sahabat kecilku Saat ku harus pergi jauh Kenapa bayangmu tak bisa hilang dari ingatanku Sampai datang saat itu Dan aku tak mau menyia-nyiakannya Damar Satria Anugrah Tiba-tiba kau hadir Dan tak bisa kupungkiri Bahwa hatiku telah kau bawa...