Bukan sekali dua Damar menjadi tumpuan harapan keluarga. Seperti sekarang ini, dia disuruh pulang ke kampung neneknya yang dulu beberapa tahun yang lalu dia pernah tinggal disana. Damar mengambil cuti 7 hari untuk merawat neneknya yang sekarang sedang sakit. Damar tak keberatan bahkan dia dengan senang hati melakukannya. Karena dimasa kecilnya, Damar tinggal bersama Sarmi, neneknya, ketika Bapak dan Ibunya harus merantau ke Jakarta mencari penghidupan yg lebih layak.
Didesa, nenek Damar tinggal sendiri dirumahnya. Walaupun 2 anaknya ada yang sekampung dengannya, Sarmi tetap tidak mau tinggal satu rumah dengan anak-anaknya. Sarmi memilih tinggal sendiri. Memelihara ayam dan merawat kebunnya.
Damar ingat bagaimana dulu Sarmi merawat dan mendidiknya. Mengajarkan sopan santun, bekerja keras dan beribadah. Tidak ada kesempatan untuk bermanja. Sarmi juga melatih Damar berhemat. Makan secukupnya dan tidak mudah menghamburkan uang. Hal itulah yang mendukung kesuksesan Damar sekarang ini. Diusianya yang ke 24 tahun, Damar sudah menempati posisi yang tinggi di perusahaan tempatnya bekerja.
Maka ketika ibu mengabarkan nenek Sarmi sakit dan menyuruhnya kekampung, Damar bergegas mengambil cuti. Menurutnya ini adalah kesempatan untuk berbakti pada neneknya.
Apakah hanya itu, Damar? Damar tersenyum... Benar. Ada seseorang yang dirindukannya. Ingin diketahui kabarnya. Seorang yang special bagi Damar. Aah Damar jadi tidak sabar ingin segera sampai didesa.
" Capek, Mat?" tanya Damar pada sopirnya. Oya.. Damar kekampung dengan membawa mobil dan Rahmat, sopirnya.
" Tidak, Pak. Pak Damar capek?" Rahmat balik bertanya.
" Perjalanan masih jauh. Istirahat dulu, Mat. Ngopi sebentar ya.." ajak Damar. Damar memang sengaja membawa mobil, bila nantinya nek Sarmi harus diantar ke rumah sakit atau butuh untuk kesana kemari lebih mudah dan tidak merepotkan saudara ibunya dikampung.
"Siap. Mau istirahat dimana Pak?" tanya Rahmat
"Terserah kamulah. Yang penting bisa buat istirahat sebentar, ada anget-angetnya," kata Damar menarik tangannya kebelakang kepala terlihat capek.
Rahmat menepikan mobilnya disebuah warung makan lesehan. Warung ditepi jalan tapi kelihatan bersih dan asri. Rahmat sangat paham dengan selera bosnya. Sederhana tapi bersih. Walaupun posisi Damar sekarang sudah menjadi salah satu pimpinan perusahaan tapi pribadinya yang sederhana tetap tidak berubah. Bahkan suatu saat Damar bisa menjadi sahabat bagi Rahmat ketika menghadapi masalah.
Sambil menunggu makanan yang dipesan, Damar membaringkan badannya. Sambil memejamkan mata, Damar berusaha mengistirahatkan badan dan pikirannya. Tetapi justru wajah gadis itu yang nampak diangan-angannya. Rewinta.. Yaa.. wajah Rewinta. Gadis kecilnya. Bagaimana Rewinta sekarang? Sudah berapa tahun ya aku tidak ketemu dengannya? Pasti ia tumbuh menjadi seorang gadis yang cantik.
"Hhhhh..." Damar mendesah lirih seolah tak sabar menempuh perjalanannya ke kampung.
"Capek, Pak?" pelan-pelan Rahmat bertanya pada Damar saat melihat Damar gelisah.
"Lumayan, Mat. Masih berapa jam lagi perjalanan kita?"
"Kalau tidak tergesa-gesa insyaallah 4 jam lagi." jawab Rahmat yang memang sudah paham jalan ke kampung Damar.
"Sini berbaring sebentar, biar punggungmu tidak kaku," ajak Damar sambil menepuk tempat disebelahnya.
Rahmat membaringkan tubuhnya ditempat yang ditunjukkan Damar. Pandangannya lurus kelangit-langit gasebo sedangkan kedua tangannya menopang kepalanya.
"Pak, kenapa sih sampai sekarang masih betah menjomblo?" tanya Rahmat santai. Rahmat walaupun sopir tapi dia sudah seperti saudara. Akrab. Walaupun demikian, Rahmat tetap menjaga kesopanan dan mawas diri.
Dengan posisinya yang masih berbaring, Damar menengok ke arah Rahmat.
"Memangnya ada apa, Mat?" tanya Damar sambil mengernyitkan dahinya. Tumben si Rahmat tanya masalah kayak gini.
"Nggaaak.. Dengan usia Bapak yg sudah matang, posisi diperusahaan yang sangat lumayan, Bapak tampak enjoy aja. Ngga pingin menjalin hubungan hati yang serius, Pak?" tanya Rahmat ringan.
"Ha.ha.ha Mat.. Mat.. Ya pinginlah. Aku kan laki-laki normal. Tapi memang belum ada yang pas dihati aja," sambil berkata begitu pikiran Damar kembali menerawang.
" Bapak kan tinggal pilih tuh para manajer yang cantik-cantik dan secara kehidupan juga sudah mapan. Tapi tampaknya pak Damar adem-adem saja. Ada apa sih Pak?"
Rahmat sedikit banyak paham kehidupan Damar. Sebagai salah satu pimpinan perusahaan, teman-teman Damar adalah orang-orang tajir. Banyak yang melakukan pendekatan tapi bosnya itu tidak mempedulikan.
"Ngga segampang itu, Mat. Ini masalah hati, cinta. Kalau bisa sekali seumur hidup."
Memang tidak mudah bagi Damar menentukan pilihan. Walaupun setiap hari Damar bertemu dengan banyak wanita cantik dan mapan. Banyak diantara mereka yang berusaha menarik perhatiannya dan ia tinggal memilih salah satunya. Tapi Damar tak melakukañya.
"Jangan-jangan Bapak pernah patah hati yaa.." Rahmat memang sengaja memancing. Karena tidak mudah menebak pikiran bosnya itu.
"Ha.ha.ha enggaklaah. Menyatakan cinta aja belum pernah. Bagaimana mau patah hati? Ah kamu ada-ada saja Mat..Mat." Damar merasa konyol dengan ucapan Rahmat.
"Terus apa yang menghalangi pak Damar sampai kayak orang ngga selera ama perempuan," terus terang Rahmat penasaran dan saat ini kesempatannya untuk mencari jawaban atas rasa penasarannya.
"Ngga selera bagaimana? Kayak makanan aja. Sebenarnya pilihan itu ada. Tapi masih butuh dipastikan."
"Dipastikan apanya, Pak?" mata Rahmat berbinar. Pancingannya kena. Ada sebersit bahagia dihati Rahmat dan dia berharap apa yg diinginkan Damar dapat terwujud. Bagaimanapun Damar adalah majikan yang baik dan ia mengharap kebaikannya.
"Ya dipastikan kalau dia cinta sama saya, belum ada yang punya dan mau menerima lamaran saya nantinya," jawab Damar menerawang. Apa kabar disana Rewinta. Sudah seperti apa dirimu sekarang? Masih lucukah seperti saat kecilmu? Ah Damar benar-benar merindukan gadis itu.
"Oooo...," Rahmat paham sekarang. Bahwa tuannya sedang memperjuangkan cintanya. Rahmat berharap bahwa Damar tak bertepuk sebelah tangan dan segera mendapatkan gadis yang diidamkanya.Tbc
######
Hai guys..
Ini cerita pertamaku
Semoga bisa diterima teman-teman semua
Cerita ala kampung dan tentang anak kampung....

KAMU SEDANG MEMBACA
Mengejar Cinta Halalmu
Roman d'amourKau adalah sahabat kecilku Saat ku harus pergi jauh Kenapa bayangmu tak bisa hilang dari ingatanku Sampai datang saat itu Dan aku tak mau menyia-nyiakannya Damar Satria Anugrah Tiba-tiba kau hadir Dan tak bisa kupungkiri Bahwa hatiku telah kau bawa...