Setelah putusnya Drisa dengan Satya, banyak cowok di sekolah yang mendekati Drisa, mulai dari yang hanya menyapa sampai mengajak Drisa jalan. Namun Drisa benar-benar tidak peduli, yang ia inginkan mereka yang terlibat dalam taruhan itu akan merasakan apa yang sudah di rasakan Drisa. Dibuang seperti sampah.
"Damar, lo dimana? Harusnya lo liat ini" batin Drisa
Drisa melangkahkan kaki nya menuju kantin sekolah seorang diri, belum sampai di kantin ia harus bertemu dengan Satya. Lalu Satya menghentikan langkah Drisa dengan menarik lengan Drisa.
"Drisa! Maksud lo apa? Lo ga bisa kaya gini sama gue" ucap Satya dengan cengkraman tangannya yang masih ada di lengan Drisa
"Apaan sih Sat? Kita udah selesai!" Jawab Drisa kesal
"Gue ga terima ya" semakin keras cengkraman tangan Satya
"Lepasin Sat, sakit!"
Saat Drisa berhasil melepaskan diri, Drisa langsung meninggal Satya yang masih menahan emosi.
⚛⚛⚛
Dikantin
Saat Drisa mengambil minuman dingin, tiba-tiba seorang cowok menghampirinya.
"Drisa ya?" Tanya cowo itu
"Iya, siapa?"
"Gue Aji 9E" sambil mengulurkan tangan
"Oh iya" jawab Drisa cuek
"Oke Drisa gue boleh minta nomer Hp lo?"
Drisa pun menyebutkan beberapa digit angka pada Aji.
"Kapan-kapan jalan bareng gue ya, thanks nomernya. Minuman lo gue yang bayar" sambil memberikan selembaran uang 5rb kepada ibu pemilik warung.
"Eh ga usah Ji"
"Udah ga apa-apa, anggap aja sebagai perkenalan"
"Oke thanks, gue balik ke kelas ya" jawab Drisa tersenyum lalu melangkah meninggalkan Aji.
Saat menuju kelas Drisa tampak berpikir
"Aji? Siapa lagi Aji? Semenjak gue buang Satya kenapa banyak cowok aneh sih" batin Drisa
"Arggggh bodoamat" gumam Drisa
Baru saja Drisa akan sampai di kelas, Drisa di hadang oleh 5 orang cewek yang tidak Drisa kenal, Drisa memang sering melihat mereka di kelas lain namun Drisa tidak tau dan tidak mau tau nama-nama mereka.
"Oh jadi ini playgirl itu?" Ucap salah satu cewek itu
"Ngapain tadi lo di kantin sama cowok gue?" Tanya cewek berambut ikal dan berwajah ke arab-araban.
Drisa masih belum fokus, ia masih berpikir dengan siapa tadi ia di kantin.
Lalu Drisa teringat dengan cowok yang membayarkan minumannya."Ah, maksud kalian Aji?" Tanya Drisa yang langsung mendapat tatapan tajam dari ke 5 cewek itu.
"Lo pura-pura bego?"
"Aduuuuh, ini ada apa ya? Dan apa masalahnya sama gue?" Jawab Drisa belum mengerti
"Ga usah pura-pura bego, tadi lo ngedeketin cowok gue kan?"
"Ohh, jadi Aji itu cowok lo? Dia cuma bayarin minuman gue terus minta nomer gue lalu ngajak gue jalan. Ada masalah?" Jawab Drisa enteng
Setelah Drisa mengatakan itu, cewek yang mengaku sebagai pacar Aji hendak menarik rambut Drisa, namun belum sempat tangan itu menyentuh rambut Drisa seseorang menghentikannya.
"Apa-apaan sih? Ini sekolah, mau masuk BP lo pada?"
Drisa menoleh dan ia melihat Dicky yang menghentikan aksi ke 5 cewek itu.
"Ayooo Sa" ajak Dicky pada Drisa
"Dasar murahan" teriak salah satu cewek yang Drisa tidak tau siapa
Drisa menulikan pendengarannya, memang sepertinya ia harus lebih terbiasa lagi dengan semua ini.
"Thank Dic udah nolongin, tapi sebetulnya itu ga perlu karna gue bisa sendiri" ucap Drisa lalu meninggalkan Dicky.
Sesampainya di kelas, Drisa menuju mejanya yang kosong. Drisa duduk dan menenggelamkan kepalanya pada meja kayu itu.
Drisa merasa kesepian, ia kehilangan sosok nya yang dulu yang selalu ceria karna sekarang yang ia dengar hanya perkataan kasar yang orang lain lontarkan padanya. Semua ini bermula dari taruhan itu, Drisa marah dan itu membuat ia jadi berubah seperti sekarang ini. Di mulutnya ia memang mengatakan ia membenci Damar, namun hati.. siapa yang tau?
Teman-teman Drisa mengira Drisa tertidur di atas meja jadi tidak ada yang menyapa Drisa saat itu, padahal ia sedang memikirkan seseorang yang belum tentu memikirkan ia juga.
"Damar, apa gue harus ketempat itu lagi buat cari lo? Kenapa gue ga bisa benci sama lo?!" Batin Drisa
KAMU SEDANG MEMBACA
SAMAR (Drisa&Damar) {COMPLETED}
Teen FictionBerawal dari Taruhan Damar diharuskan mencari pacar dalam waktu 30 hari, jika tidak ia harus menjalankan sanksi selama 30 hari juga. karna bagi Damar gengsi diatas segalanya terpaksa Damar menyetujui ide gila teman-temannya. Akankah berhasil? Drisa...