Hari yang di tunggu-tunggu Drisa pun tiba, Drisa terbangun dari tidurnya. Setelah mandi Drisa menghampiri ibu dan ayahnya yang terlihat sedang mengobrol di teras.
"Pagi ibu..ayah.." sapa Drisa
"Pagi Sa, udah bangun tumben" kata ayah Drisa
"Udah dong yah, udah wangi gini" kata Drisa bersemangat
"Sarapan dulu Sa" kata ibu Drisa
"Engga ah bu males, siang aja" jawab Drisa
"Kamu ini kalau udah berasa itu maag baru deh nangis-nangis" omel ibu Drisa
Drisa hanya tersenyum lebar memperlihatkan deretan giginya sebagai jawaban.
"Bu.. Yah.. ntar sore Drisa main ya" izin Drisa
"Main kemana? Sama siapa?" Tanya ibu Drisa
"Ketemu temen bu, boleh ya boleh?" Bujuk Drisa
"Temen apa temen? Apa mau ketemu siapa tuh kata Yaya kemarin bu?" Goda ayah Drisa
"Maksud ayah Damar? Ihhh temen ayah" jawab Drisa kesal
Ibu dan Ayah Drisa pun tertawa melihat wajah Drisa yang menurut mereka sangat lucu kalau sedang merajuk.
"Yaudah, tapi hati-hati dan inget jangan malam-malam pulangnya" kata ayah Drisa memberi izin
"Siap kapten!" Jawab Drisa dengan tangan seperti prajurit yang sedang hormat pada jendral nya.
Ketika Drisa akan berbalik ayah Drisa memanggil
"Sa.." panggil ayah Drisa
"Apa lagi yah? Jangan bilang ayah berubah pikiran?" Selidik Drisa memicingkan matanya
"Nih" kata ayah Drisa sambil memberikan sebuah kotak berisikan Hp baru untuk Drisa
"Apa ini yah?"
"Buka aja"
Setelah Drisa membuka kotak tersebut Drisa langsung memeluk ayah dan ibunya itu, Drisa sangat senang akhirnya ayahnya mengizinkan Drisa menggunakan Hp.
"Waaaah, hp baru. Ini buat Drisa?" Tanya Drisa senang
"Iya.." jawab ibu dan ayah Drisa kompak
"Jadi Drisa udah boleh pegang hp sendiri?"
Ayah Drisa hanya mengangguk sebagai jawaban.
"Makasih ibu ayah, mwah mwah silahkan di lanjutkan berpacarannya" ujar Drisa sambil mencium pipi kedua orangtuanya bergantian
Ibu dan ayah Drisa hanya tersenyum dan menggelengkan kepala mereka melihat tingkah laku anak bungsunya itu.
"Sudah besar anak kita bu" kata ayah Drisa.
Drisa meninggalkan ibu dan ayahnya dan kembali ke kamarnya untuk melihat Hp barunya.
"Wah udah ada kartunya, ayah terbaik memang" batin Drisa
Saat kartu sudah terpasang, Drisa memasukan beberapa dijit angka yang adalah nomor telpon Damar yang sudah dihafalnya.
"Sms Damar ah" gumam Drisa
Damar
Sent✅Siapa?
Ini nomer baru gue
Drisa
Sent✅Oh Drisa, yang lama?
Yang lama hapus aja
Sent✅Oke Sa :)
Pukul 14.45
Drisa selesai bersiap-siap menuju lapangan SMA 30 yang di katakan Damar. Ia mengirim pesan untuk mengabari Damar jika ia akan segera berangkat.Damar, Sebentar lagi
gue jalan kesana
Sent✅Lo jadi kesini?
Jadi, ini udah mau jalan
Sent✅Oke hati-hati di jalan Sa
Langsung duduk di kursi batu aja
Pinggir lapangan, gue main duluOke semangat mainnya :)
Sent✅Setelah mengabari Damar, Drisa pamit pada ibu dan ayahnya. Lalu ia menunggu angkutan umum yang melintas, jarak dari rumah Drisa dan SMA 30 memang tidak terlalu jauh masih bisa di tempuh jika berjalan kaki namun Drisa memilih untuk menaiki angkutan umum saja.
"Akhirnya ketemu Damar lagi, eh tapi kenapa jadi deg-degan gini" batin Drisa
KAMU SEDANG MEMBACA
SAMAR (Drisa&Damar) {COMPLETED}
Fiksi RemajaBerawal dari Taruhan Damar diharuskan mencari pacar dalam waktu 30 hari, jika tidak ia harus menjalankan sanksi selama 30 hari juga. karna bagi Damar gengsi diatas segalanya terpaksa Damar menyetujui ide gila teman-temannya. Akankah berhasil? Drisa...