20 hari sudah taruhan berlangsung tapi Damar belum juga mendekati Drisa, bukan belum hanya saja ia bingung harus memulai dari mana dan harus bagaimana?
Ketika Damar berangkat ke sekolah ia melihat Drisa sedang berjalan melewati daerah rumah nya, ya karna memang jarak rumah mereka yang tidak terlalu jauh.
Damar pun kebingungan, ia bingung harus bagaimana memulainya, ia terlalu payah jika meyangkut soal cewek
"Pokonya gue ga mau jadi babu Satya, Dicky dan Rendy" batin Damar
"Oke Damar.. relax, you can do it"
Ia mencoba menyemangati dirinya sendiriDengan perlahan dan salah tingkah Damar mulai mensejajarkan langkahnya dengan Drisa.
"lo Drisa kan?" Tanya Damar tiba-tiba menghentikan langkah Drisa
"Iya, siapa ya?" Alis Drisa terangkat, karna ia merasa tidak mengenali cowok yang berada di sampingnya saat ini
"Gue Damar temen nya Dicky" jawab Damar sambil membetulkan letak topi sekolah nya
Drisa tampak berpikir "Ah iya gue inget, yang kemarin di depan gerbang itu kan? Sorry gue sempet lupa" jawab Drisa tersenyum
"Iya ga masalah ko, oiya salam kenal ya"
Drisa pun hanya tersenyum dan melanjutkan langkahnya begitu pun dengan Damar.
"Oiya lo tiap hari jalan ke pangkalan?" Tanya Damar yang mensejajarkan lagi langkahnya dengan Drisa
Drisa menoleh "Ga sih, kalo lagi pengen aja"
"Jadi sekarang lagi pengen?"
"Iya, mumpung masih pagi juga. Anggap aja olahraga" jawab Drisa dengan senyumnya yang manis, semanis pagi yang cerah ini.
"Boleh bareng ke pangkalannya kan?" Tanya Damar dengan wajah yang menurut Drisa sangat menggemaskan.
"Lucu" batin Drisa
"Emmm, boleh" jawab Drisa singkat dan tersenyum karna ia pun belum terbiasa jalan berdua dengan seorang cowok.
"Oiya lo deket sama Dicky?" Tanya Damar memecah keheningan
"Engga juga, dia tetangga gue yaa cuma kenal-kenal selewat aja karna dia sering sewa motor tetangga depan rumah gue" jawab Drisa jujur
Damar mengangguk
Tidak terasa sampailah mereka di pangkalan angkutan umum menuju sekolah
"Shinta" panggil Drisa
"Eh, lama banget si lo?" Omel Shinta
"Sorry tadi gue jalan kaki hehe" jawab Drisa dengan cengiran khas nya
"Lo sama.." belum sempat Shinta melanjutkan perkataannya Drisa pun memotong
"Ah itu tadi gue ketemu di jalan sama Damar, dia temen Dicky tetangga gue" jelas Drisa
"Ooooo" Shinta hanya ber oh ria saja
Drisa pun menoleh kepada Damar
"Gue duluan ya, thanks udah nemenin jalan" kata Drisa pada Damar
"Lo ga bareng aja mar?" Tanya Shinta yang terlihat sangat antusias mengetahui temannya bersama seorang cowok ganteng
"Engga, kalian duluan aja gue nunggu anak-anaknya dulu" jawab Damar
"Oke bye mar" kata Shinta melambaikan tangannya
Drisa dan Shinta pun menaiki angkutan umum yang mulai di penuh oleh siswa/siswi 28.
"Eh shin, ngapain sih pake ngajak Damar bareng segala" omel Drisa
"Kenapa emangnya?" Tanya Shinta
"Yaa gapapa sih" jawab Drisa singkat
"Cieee lo salting deket-deket dia?" Goda Shinta dengan memicingkan matanya
"Apaan sih lo? Udah berisik tuh banyak yang liatin kita" jawab Drisa kesal
Drisa memalingkan wajahnya menghadap kaca dan dia melihat Damar sedang tersenyum padanya, Drisa membalas senyuman Damar dengan wajah yang memerah.
"Ah jantung gue" batin Drisa
KAMU SEDANG MEMBACA
SAMAR (Drisa&Damar) {COMPLETED}
Novela JuvenilBerawal dari Taruhan Damar diharuskan mencari pacar dalam waktu 30 hari, jika tidak ia harus menjalankan sanksi selama 30 hari juga. karna bagi Damar gengsi diatas segalanya terpaksa Damar menyetujui ide gila teman-temannya. Akankah berhasil? Drisa...