41. KEPUTUSAN DRISA

2.8K 126 1
                                    

Setiap hari Drisa terus memikirkan kata-kata Damar, apa yang di maksud dengan jaga hati, sebuah kalimat sederhana dan singkat yang mampu membuat pikiran Drisa jungkir balik. ketika saat bersama Reyhan pun pikiran Drisa masih bercabang, ia harus segera memutuskan salah satu, ia harus mengambil keputusan secepatnya.

"Kalau gue pilih Rey, tapi hati gue lebih ke Damar. Kalau gue pilih Damar, siapin lagi hati lebih kuat buat ngadepin es batu" gumam Drisa

Saat sedang memikirkan keputusannya, Hp Drisa bergetar

"Drrrrt..drrrtt.."

1 message receive
Reyhan Mahendra

Sasa Drisaaaa :*

Apa Rerey?
Sent✅

Ko Rerey, jelek banget :(

Emang haha :D
Sent✅

Lagi apa? Kangen

Tiduran, kamu?
Alay-, tiap hari juga ketemu
Sent✅

Aku lagi prepare
Ada pelatihan kempo dibandung

Jadi berangkat?
Berapa hari?
Sent✅

Jadi, cuma 2 hari kok
Kangen yaaa?

Trus izin?
Alay deh :@
Sent✅

Iya, kamu jangan nakal

Emang aku anak kecil-_-
Sent✅

Emang :p

Yaudah lanjut prepare sana
Aku mau belajar
Sent✅

Siap kapten :*

Drisa tidak membalas, ia menyimpan Hp nya diatas nakas lalu Drisa kembali memikirkan tentang keputusannya itu
"Apa gue putusin Rey pas balik kempo aja ya? Jahat ga sih, jadi galau" gumam Drisa pada dirinya sendiri.

Setelah memikirkan itu Drisa membuka buku pelajarannya, dengan maksud ingin belajar. Namun, bukannya belajar Drisa malah memikirkan Damar lagi.
"Ko Damar ga kirim pesan lagi ya? Coba gue kirim pesan duluan deh, persetan dengan gengsi"

Drisa membuka laptop milik kakak laki-laki nya yang ia pinjam untuk mengerjakan tugas, namun bukan tugas yang ia kerjakan melainkan untuk berselancar di sosial media miliknya.
Lalu Drisa mengirimkan pesan pada Damar.

Drisa Anastasya
Damar

1 menit, 3 menit, 5 menit, 10 menit, 30 menit. Drisa mengklik logout pada akun nya lalu mematikan laptop milik kakaknya dan menyimpannya kembali.

"Ko ga bales ya, tumben ga on"

Drisa sama sekali tidak tau kejadian waktu Damar datang kebogor untuk menemui Haris dan mencari Drisa ke tempat sejuta kenangan. Jika Drisa tau sudah pasti Drisa yang akan menemui Damar.

⚛⚛⚛

Dua hari kemudian
Reyhan sudah selesai mengikuti pelatihan kempo di kota Bandung, ia pun kembali ke sekolah seperti biasanya.
Namun Reyhan merasa ada yang berbeda dengan sikap Drisa hari ini.
Saat Drisa sedang berada di kantin, Reyhan menghampirinya.

"Sasaaaa" sapa Reyhan dengan senyum

"Eh Rey" jawab Drisa sekenannya

"Kamu sakit? Aku liat diem aja sih"

"Engga Rey" jawab Drisa tersenyum

"Kamu marah ya 2 hari ini aku ga ada di sekolah?" Selidik Reyhan yang membuat Drisa terkekeh

"Apaan deh Rey, aku ga apa-apa dan ga marah sama sekali wooo" jawab Drisa yang membentuk bibirnya seperti duckface.

"Yaudah, makannya aku yang bayar aja ya" kata Rey

"Ga usah Reyyyyyy"

"Saaaaaaaa" Rey memperingati

"Oke.. okee.. tapi aku langsung ke kelas ya"

Rey mengangguk lalu mengacak-acak rambut Drisa dengan lembut. "Kebiasaan" gumam Drisa yang masih terdengar oleh Rey, Rey pun terkekeh mendengar gumaman Drisa.

Saat sampai di kelas Drisa mengeluarkan Hp nya, lalu mengirimkan Reyhan pesan.

Rey..
Pulangnya tunggu aku ya
Aku mau ngomong
Sent✅

Ngomong apa?
Serius banget siiiiih

Nanti ya
Sana belajar yg bener :)
Sent✅

Oke, kamu jugaaa :*

"Semoga ini keputusan yang tepat" batin Drisa

Sepulang sekolah Drisa menghampiri Reyhan yang sudah menunggunya di gerbang. Dengan perasaan yang tidak menentu Drisa mendekati Reyhan yang terlihat sedang sibuk dengan Hp nya.

"Rey" panggil Drisa

Reyhan menoleh

"Aku mau ngomong, tapi ga disini, yuk" ajak Drisa mencekal lengan Reyhan untuk mengikutinya.

"Kenapa Sa? Ko serius banget sih?" Tanya Reyhan dengan wajah yang penasaran.

Setelah menemukan tempat yang tepat, Drisa melepaskan cekalannya pada lengan Reyhan.

"Aku mau jujur" ucap Drisa to the point yang membuat kedua alis Reyhan berkerut

"Ada apa?"

"Sebenernya aku masih ada status sama orang lain" jawab Drisa lemah

"Siapa?"

"Damar"

"Jadi selama ini aku jadi yang kedua?"
Drisa mengangguk

"Maaf Rey, aku harus milih" jawab Drisa dengan raut wajah yang terlihat merasa bersalah.

"Lalu?"

"Aku pilih Damar, aku ga bisa lupain dia. Aku suka kamu tapi aku sama Damar itu lebih besar. Maaf Rey"

"Kenapa harus bohong Sa?" Tanya Reyhan dengan nada suara lembut yang membuat Drisa makin merasa bersalah.

"Maaf Rey" Drisa tertunduk, rasanya sulit untuk menjelaskan lebih jauh lagi.
Setelah mengatakan maaf Drisa berbalik melangkahkan kakinya meninggalkan Reyhan yang masih diam terpaku.

"Sa, tunggu" panggil Reyhan mencoba mensejajarkan langkahnya dengan Drisa, Drisa terus melangkah dengan cepat karna tidak ingin terlalu lama bersama Reyhan, ia takut perasaannya akan berubah lagi.

"Maafin aku Rey" batin Drisa

SAMAR (Drisa&Damar) {COMPLETED}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang