Satu minggu sudah kedekatan Damar dan Drisa. Hari ini adalah hari ke 27 taruhan itu berlangsung, Satya dan Rendy sangat yakin mereka tidak akan kalah, Dicky pun sudah resmi berpacaran bersama Ajeng.
"Sisa tiga hari lagi sebelum waktunya abis" batin Damar
Damar sangat yakin ia tidak kalah begitu pun dengan Satya, Dicky dan Rendy
Ini adalah hari yang tepat untuk meminta Drisa menjadi pacarnya.
Saat Satya dan Rendy pergi ke kantin, Damar langsung menghampiri Dicky
"Dic, bantuin gue nembak si Drisa dong" pinta Damar
"Gampang mar, mau pake cara apa? Lo mau ngomong langsung?" Tanya Dicky
"Jangan.. jangan.. gue ga bisa, pake surat aja" usul Damar
"Payah lo es batu" ejek Dicky
Dicky pun membantu Damar membuatkan surat untuk Drisa karna Damar tidak tau bagaimana caranya menembak cewek, dengan senang hati Dicky membantu Damar tanpa sepengetahuan Satya dan Rendy
"Kalo aja bukan karna taruhan, gue ogah nih kaya gini" kata Damar
"Diem lo, udah dibantuin juga" jawab Dicky
Bel tanda bubar pun berbunyi
"Tringgggggggg"
Seluruh siswa/siswi berhamburan keluar kelas. Saat Drisa dan Shinta keluar kelas ada yang memanggil mereka
"Sa, Shin" panggil Tina
"Eh Na, kenapa?" Tanya Drisa
"Hari ini balik bareng ya? Gue ga di jemput nih" ujar Tina
"Oke ayoo" jawab Drisa dan Shinta kompak
Saat menunggu angkutan umum melintas, Drisa melihat dari jauh jika Damar akan menghampirinya
"Jangan ge'er dulu Sa, siapa tau bukan kesini" batin Drisa
Dan ternyata tebakan Drisa salah, Damar memang menghampirinya
"Hai, ada sesuatu buat lo" kata Damar
"Apa?" Tanya Drisa singkat
"Ini" sambil memberikan selembar kertas yang lipat rapi.
Drisa pun menerima kertas itu "terlihat seperti surat" batin Drisa
"Bacanya dirumah aja ya Sa" kata Damar
"Ah ternyata memang surat" batin Drisa
"Ini surat?" Tanya Drisa polos
"Iya, tapi bacanya di rumah aja" kata Damar
"Oke" jawab Drisa
"Gue duluan, udah di tunggu temen-temen. Jangan lupa suratnya di baca" pamit Damar sambil melambaikan tangan Damar melangkah meninggalkan Drisa yang sedang tersenyum.
"Duhhh jantung gue" batin Drisa
Ketika sudah berada di angkutan umum, karna rasa penasarannya Drisa membuka surat itu lalu ia membacanya
Dear : Drisa
From : DamarPertama kali aku melihatmu, aku sudah menaruh hati padamu. Aku tau aku salah, tapi aku terlanjur suka sama kamu. Maukah kamu menjadi pacarku? Kalau ga mau juga ga apa-apa, aku ga maksa :)
Salam cinta
DamarDengan rasa tidak percaya Drisa memberikan itu pada Shinta dan Tina, tidak lama kemudian Shinta dan Tina pun tertawa puas di dalam angkutan umum
"Gilaaaa, lo di tembak Sa ini mah" kata shinta
"Ga percaya gue, terus menurut kalian gimana?" Tanya Drisa
"Yaa menurut gue sih kalo lo suka kenapa engga? Iyakan Na?" Tanya Shinta
"Tapi gue cuma belum percaya aja gitu" ujar Drisa
"Apa salah nya di coba Sa, tapi lo harus inget dia anak Alaska" Tina memperingati
"Iya bener tuh kata Tina" ujar Shinta
Sesampainya dirumah Drisa langsung menuju kamarnya yang berada di lantai dua.
"Duhhh gimana nih? Terima ga ya?" batin Drisa sambil menghitung menggunakan jarinya
"Terima"
"Engga"
"Terima"
"Engga"
"Terima
"Engga"
"Terima"
"Engga"
"Terima"
"Engga""Ahhh ko engga sih? Terima aja kali ya" batin Drisa
"Tapikan dia anak Alaska, apa beneran suka sama gue? Ahhhh bodoamat pokonya gue suka dia, senyumnya, idungnya yang mancung, tingginya, keren ah sukaaaa.. besok gue harus jawab" batin Drisa
KAMU SEDANG MEMBACA
SAMAR (Drisa&Damar) {COMPLETED}
Novela JuvenilBerawal dari Taruhan Damar diharuskan mencari pacar dalam waktu 30 hari, jika tidak ia harus menjalankan sanksi selama 30 hari juga. karna bagi Damar gengsi diatas segalanya terpaksa Damar menyetujui ide gila teman-temannya. Akankah berhasil? Drisa...