Kehidupan Baru - Part 4

807 19 0
                                    

"Anto!" sapa Isaac dari kejauhan dan segera berlari menghampirinya.

Joseph menarik napas panjangnya. Baiklah, sekarang namanya adalah Louis Antonio. Ia harus mengingatnya sebaik mungkin dan menengok saat seseorang menyebut namanya.

"Oh, Isaac? Ada apa?" dengan cepat, Joseph mengingat wajahnya.

"Ini adalah pengumuman untuk seluruh murid. Tolong sebarkan ini," Isaac menyodorkan setumpuk kertas dipenuhi tulisan yang meriah ke tangan Joseph.

Sekarang, Joseph berpikir apakah ini bagian dari tugas anggota osis? Karena di London, ia tidak pernah mengikuti organisasi apapun. Ia seorang penyendiri dan tidak mungkin ada orang yang memanggilnya.

"Aku akan melakukannya," Joseph hendak melangkah maju setelah menerima kertas itu saat Isaac menahan langkahnya.

Isaac menatapnya dengan saksama dan menggelengkan kepalanya, "Kau yakin baik-baik saja?"

Jantungnya segera berdegup kencang. Apa hal yang tidak ia ketahui? Atau apakah ia terlihat seperti Anto yang palsu?

"Maksudmu?" Joseph berusaha tetap tenang selagi Isaac masih memerhatikan wajahnya.

"Lupakan saja. Kau memang seperti itu," Isaac mengatakannya dengan nada mencemooh dan segera pergi meninggalkannya.

Joseph berjalan menuju kelasnya dan ia segera menghampiri Austin. Wajah Austin begitu terkejut, "Kau sudah membaik? Aku turut menyesal untuk mendengarnya," Austin segera berdiri dan menghampirinya.

Joseph tersenyum canggung, "Jauh lebih baik."

"Mengapa kau tidak pernah mengatakannya?" yang Austin maksud adalah penyakit yang dimiliki Anto.

"Aku tidak menyangka itu akan menjadi parah," jawab Joseph dengan santai.

Austin mengangguk-angguk mengerti. Kemudian, teringat akan sesuatu dan kembali menengok, "Bagaimana isi suratnya?"

Wajah Austin begitu berbinar sementara Joseph mengerutkan dahinya dengan bingung.

"Surat? Surat dokter?" tanya Joseph dengan polosnya.

Austin menampar pelan dirinya sendiri, kemudian berbisik pelan ke arah telinga kanan Joseph, "Surat Anaz...," dengan nada agak kesal.

"Anaz...?" Joseph yakin ia tidak pernah mendengar nama itu. Oh, mungkin itu hanya wanita yang menyukainya karena kabarnya Anto sering sekali mendapat surat cinta.

"Kau tidak membacanya?" Joseph menaikkan kedua alisnya.

"Tentu tidak. Aku bisa mati jika ketahuan membacanya," Austin dengan cepat menjawabnya.

"Lalu di mana kau menaruhnya?" tanya Joseph yang semakin penasaran.

"Entahlah, di kamarmu? Di atas buku fisikamu," Austin berusaha mengingatnya kembali.

Beberapa detik suasana menjadi hening.

"Astaga, kau belum membacanya?" Austin baru sadar dan itu mengejutkan Joseph.

Joseph menggelengkan kepalanya dengan santai dan tanpa rasa bersalah.

"Kau aneh, Anto," Austin mengatakannya dengan cepat.

Joseph seketika duduk dengan tegak, "Apa yang aneh?"

"Kau belum membaca suratnya, sehingga seharusnya kau belum mengetahuinya. Kau selalu membeli dua buah susu di kantin dan menemui wanita itu. Sekarang? Kau tidak akan berusaha mencarinya?" Austin berusaha menangkap reaksi Joseph.

PAINFUL LIES (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang