CALISSA PEVENSIE

1.5K 43 0
                                    

"20.30 pm, seharusnya para karyawan pagi sudah pada pulang dan hanya ada karyawan penjaga" ucap seorang pria bersamaan tutupnya pintu laboratorium secara otomaris. Pria itu langsung mendekati wanita yang sedang memerhatikan kera di dalam tabung kaca itu.

Wanita itu langsung menoleh dan tersenyum tipis pada pria itu. Peter Roosevelt. "Dan, biasanya jam segini untuk seorang direktur sudah ada dirumah bersiap untuk tidur atau ke pub seperti kebiasaanmu" jawab wanita itu dan kembali memerhatikan kera itu.

Pria itu tersenyum kecil dan menyentuh-nyentuh layar yang ada di sisi tabung kaca itu mengatur sesuatu. "untuk apa ada kamera cctv dan pegawai malam jika kau terus mengawasi seperti itu. sudah malam, pulanglah" ucap peter dan menoleh pada wanita itu.

wanita itu mengambil tas yang ia letakkan di lantai dan menoleh pada peter yang berdiri 5 langkah darinya. "i'll go home now" ucap wanita itu pelan dan tersenyum. wanita itu langsung pergi keluar bersamaan pintu yang terbuka secara otomatis.

°°°
"edmund kapan pulang ke new york?" tanya seseorang yang duduk di depannya. wanita itu masih terdiam, meminum Americano yang baru ia beli.
"sejam yang lalu, dia bilang minggu depan" jawabnya santai dan mengaduk gelas frappucino miliknya.
"what?  minggu depan? ngapain aja dia disana?" sahut gadis itu histeris dan menggeser gelas cappucinno agar bisa menopang kedua tangannya diatas meja. emmily rose. gadis berumur 23 tahun profesinya kini menjadi seorang model.
"apasih yang dilakukan seorang jurnalis? kalau tidak memotret yah  meliput. Konferensi dunia diundur 3 hari, jadi dia harus stay disana lebih lama" jawab calissa dan melepas kacamata hipster miliknya.
"kira-kira hadiah apa yah yang dikasih edmund dari london buat lo?" tanya emmily berbisik sambil mendekatkan kepalanya kearah calissa.
Calissa mematikan i-phone nya, ia juga mendekatkan tubuhnya sehingga sangat rapat dengan meja. "mau tau?" ucap calissa berbisik dengan tatapan mata penuh misteri. Emmily mengangguk penuh antusias dan mendekatkan kepalanya bersiap mendengar jawabannya.
"baju kotor" jawab calissa pelan dan langsung mendapat timpukan novel dan tatapan sinis dari emmily. Calissa hanya bisa tertawa puas melihat ekspresi dari sahabat lebih mudanya itu.
"setiap pulang dari tugasnya, dia pasti ngajak ke laundry cuci bajunya semua. Dengan alasan, gak mau bebanin bibi Mary buat cuci pakaian kotor dia" sambung calissa dan menyenderkan tubuhnya pada sofa café itu.
"seenganya, kalian bisa ngabisin waktu berdua kan? iya kan?" sahut emmily dan mengedip-ngedipkan matanya kearah calissa. Tatapan dingin dan sinis langsung tertuju pada emmily, gadis itu pun langsung menjauhkan dirinya dan menutup wajahnya dengan novel.

°°°
"semuanya sudah normal dan sudah sanggup berdiri tapi Uno masih belum bisa berjalan" Ucap seorang perempuan yang langsung menghampirinya saat ia baru sampai didepan pintu ruang kerjanya.
*Uno ialah kera percobaan, nama itu diberi oleh Calissa saat pertama kali melihat kera itu*
Calissa menempelkan idcard miliknya pada pintu kaca ruang kerjanya, ia pun langsung memasuki ruangannya setelah pintu terbuka otomatis. Ia langsung meletakan tasnya diatas meja dan duduk dikursi kerjanya.
"Tuan peter sudah tahu?" tanyanya saat melihat perkembangan data dari ipad yang diberi oleh asistennya.
"Aku rasa belum, aku belum melihatnya datang ke ruangnya" jawab angel, asisten pribadinya.
Calissa menghembuskan nafasnya, menenangkan dirinya setelah menempuh 30 menit perjalanan. Ia langsung mengambil jas lab di Hanger samping meja kerjanya, lalu pergi keluar disusul oleh angel.

°°°
"kau sudah datang?" ucap seorang pria. Calissa langsung mengalihkan pandangannya kearah suara, peter.
"seharusnya aku yang bertanya seperti itu" Jawab calissa sambil mencatat data dari kera itu, matanya melirik sebentar kearah peter yang sedang mengontrol kera itu dari sisi yang berhadapan dengan Calissa. "beri makan dia sekarang" ucap calissa pada salah seorang pegawai.

Tak lama, suara pintu otomatis terbuka. Semua orang langsung menoleh pada orang yang masuk itu. Mereka pun, langsung membungkuk hormat dan memberi salam pada Pria tua yang datang dengan senyuman ramah dan hangat. Tuan Roosevelt.

"Tidak usah terlalu kaku dan serius. bawalah santai semuanya" ucap tuan Roosevelt pemilik perusahaan ini, dan merupakan kakek dari Peter.
"kakek yang membuat kami terkejut dan kaku" jawab peter dan berjalan menuju kakeknya. Ia langsung memeluk kakeknya selayak seorang kakek dan cucu kesayangan. "aku rasa kakek lebih baik menonton siaran basket dirumah" sambung peter dan tersenyum bahagia pada kakeknya.
"Kakek belum setua itu untuk bersantai-santai dirumah, nanti akan ada saatnya kakek benar-benar istirahat" jawab tuan Roosevelt. Tatapannya kini beralih pada Calissa yang berdiri dengan senyum bersamaan melihat tingkah laku kakek dan cucu itu.
"sudah berapa lama kita tak bertemu? Apa yang membuatmu stres dan membuat tubuhmu kurus seperti itu" ucap tuan Roosevelt sambil menepuk pundak Calissa dan tersenyum penuh canda.

Calissa hanya bisa menunduk malu dan tersenyum sopan pada tuan Roosevelt. Dan pada akhirnya, mereka bertiga pun pergi dari ruang lab itu menuju kantin untuk berbincang-bincang.

#AN
Gimana menurut kalian 2 part ini? aneh atau annoying atau apa aja itu? kasih saran yaah, karna ini cerita fantasy pertama akuu:**

IMUNOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang