BACK TO PAST

257 14 0
                                    

"Apakah kau gila?" Ucap wanita yang sejak bertemu tadi tak melihatkan senyumnya. Wanita itu terus melihatkan ekspresi kesalnya dan menatap ke luar kaca mobil.

"Hey, come on. Ini kan hanya kebetulan, aku janji tidak akan menggangumu lagi di kantormu" Ucap edmund dan tertawa geli melihat ekspresi wanita disebelahnya.

"Kau kira ini lucu? kita sudah sepakat tidak saling mengenal jika bertemu diantara kantor kita" Ucap Calissa, edmund hanya bisa tertawa melihat sikap dari Calissa dan fokus mengemudi.

"Maafkan aku, aku janji tak akan melakukannya lagi" Jawab Edmund dan mengelus rambut Calissa. Calissa langsung membuang tangan Edmund dan menatapnya dengan sinis.

"aku dengar ada kedai icecream baru di time square" Sambung edmund dan melirik pada Calissa yang masih cemberut. Calissa tak menjawabnya, ia hanya membenarkan posisi duduknya dan melihat kearah jalan.

°°°

"Apakah ini belum cukup membuatmu memaafkanku?" Ucap edmund yang membawa icecream lalu duduk di kursinya. Calissa hanya menatapnya dingin dan mengelap mulutnya.

"Janjimu yang akan memaafkanmu" Ucap Calissa dan melanjutkan memakan banana ice chocolate. Edmund tertawa kecil dan memakan ice cream blueberrynya.

"Ohya, kau sudah tau pacar baru emmily?" Tanya edmund dan memakan icecreamnya. Calissa berhenti dari makannya, dan menurunkan alisnya bertanya-tanya.

"Kau tau darimana?" Jawab Calissa.

"Kemarin aku bertemu dengannya di studio saat pemotretan, Pacarnya menemaninya. Kau pasti terkejut mendengar siapa pria itu" Ucap edmund dengan nada misterius di akhir kalimat.

"Siapa?" tanya Calissa penuh penasaran. 2 hari terakhir Calissa dan emmily memang tidak berkomunikasi karna kesibukan mereka, tapi biasanya emmily akan bercerita padanya tentang laki-laki yang dekat dengan dirinya. Dan jika ia baru berpacaran, Calissa adalah orang yang pertama kali ia beritahu.

"Kenapa kau bertanya padaku? kita kan sedang bertengkar" Jawab edmund lalu tertawa licik. Calissa langsung memundurkan tubuhnya sehingga bersender pada sofa kedai itu. Ia memalingkan kepalanya kesal dengan jawaban edmund.

"Lucas, mantan kekasihmu saat SMA" Ucap edmund setelah melihat Calissa yang kesal penuh penasaran. Calissa langsung memajukan tubuhnya terkejut, ia tak bisa mengekspresikan rasa terkejutnya sehingga ia hanya duduk dengan tatapan kosong.

"Aku sedang serius. Kau pasti bercanda" Ucap Calissa, ia langsung mengambil i-phone nya dan mengirim sms pada emmily.

"Kapan kau akan percaya padaku?" Jawab edmund dan menghabiskan icecreamnya.

°°°

"Kenapa kau disini?" Ucap Calissa kesal. Sejak tadi ia berada di balkon apartmentnya tak menatap temannya yang duduk di ruang tamunya.

"aku tau ini salahku, aku minta maaf" Ucap gadis itu penuh sesal. Calissa berjalan menuju ruang tamu dengan tatapan malas dan kecewa.

"Kenapa kau tidak memberitahuku?" Tanya Calissa dan duduk di sofa depan gadis itu, emmily.

"aku takut kau memarahiku dan melarangku berpacaran dengannya" jawab emmily pasrah. Calissa meneguk secangkir bir dan menuangkannya lagi.

"Jika kau tahu jawabannya mengapa kau masih melakukannya?" sahut Calissa dan meneguk secangkir bir lagi. "Kau gila. Dan, kenapa kau disini?" sambung Calissa dan menatap tajam emmily.

"Tadi, Lucas memintaku menunjukan dimana apartment mu. Dan, saat kita sampai di depan apartment mu, kebetulan kau menelponku. Aku kira, kau mencariku jadi aku langsung masuk ke apartmentmu" Jelas emmily. Calissa hanya bisa menganga tak percaya dan meneguk bir dari botolnya.

"Kau benar-benar gila. Lalu, kemana Lucas? kau memberitahu kamarku?" Tanya Calissa dan menatap kearah jendela apartmentnya. Emmily hanya mengangguk menyesal.

°°°

"Aaaaaah" rengek Calissa, Ia mengacak-acak meja kantornya dan rambutnya. Ia mengusap wajahnya dengan kedua tangannya dan menghela nafasnya.

"Kenapa kau harus seceroboh itu" desahnya dan menidurkan kepalanya di atas meja kerjanya sambil mencoret-coret kertas yang ada di atas meja.

"Wow, coretan tanganmu sangat bagus" Ucap seorang pria yang baru saja masuk ruangannya. Calissa mencoba menghiraukan perkataan itu dan tak ada niat sedikitpun menanggapi pria itu.

"Coretan tanganmu memang bagus dan akan lebih bagus jika kau membuatnya di kertas kosong, bukan di surat pengesahan ini" Ucap peter datar dan meletakkan kertas itu di meja lalu menatap aneh Calissa.

Calissa terbangun dari meja kerjanya, tatapannya kosong menatap kertas itu. Ia hanya bisa menganga dan meringis malu, lalu mengambil kertas itu lalu menyelipkan dalam tumpukan kertas diatas meja kerjanya.

Calissa menekan tombol telpon pada meja kerjanya dan berbicara pelan. "Angel, tolong berikan surat pengesahan yang baru untukku" Ucap Calissa berbisik. Calissa langsung memutarkan kursi kerjanya menghadap kaca dan memandangi kota new york, ia mengigit bibirnya merasa malu atas yang sudah ia lakukan.

"Aku tidak akan pergi sebelum aku mendapatkan surat pengesahan itu darimu" Ucap peter tenang sambil membaca majalah yang ada di atas meja tamu. Calissa langsung membalikan kursinya mendengar ucapan itu.

"Aku akan mengantarnya keruang kerjamu nanti, jadi kau bisa ke ruanganmu sekarang" Ucap Calissa canggung.

"Aku tidak suka menunda-nunda pekerjaan. Lagipula, aku tidak bisa melanjutkan tugasku jika kau belum menandatangani surat itu" Jawab peter, Calissa hanya bisa menggigit bibirnya merasa malu.

°°°

Waktu terasa sangat lama hari ini, setelah menandatangi surat itu Calissa langsung pulang ke aparmentnya, sebelumnya ia pergi ke ruang eksperimen melihat kondisi Uno.

Surat pengesahan tadi, ialah surat yang menyatakan bahwa percobaan pada sampel telah berhasil. Karna Calissa ketua tim inti jadi ia harus menandatanganinya, Lalu peter selaku ketua umum percobaan itu akan menandatanganinya sebelum di sahkan oleh Pemerintah Amerika.

Calissa berjalan santai menuju apartmentnya sambil memainkan gadgetnya. Ia berhenti pada sebuah restoran italia, ia membeli makan malam lalu membawanya ke apartment.

Decit mobil terdengar sangat keras, Calissa menghentikan langkahnya dan menatap mobil yang berhenti tepat didepannya. Ia menurunkan alisnya saat seseorang keluar dari mobil itu. Mulutnya terasa kaku dan tubuhnya lemas saat melihat orang yang keluar dari mobil itu.

"Lucas?" ucap Calissa pelan bahkan terdengar seperti desahan Calissa. Pria itu, Lucas tersenyum kearah Calissa yang masih terkejut akan kehadirannya secara tiba-tiba.

°°°°°

Bingung nulis note apa haha, keep vote and comment for next part yah^^

IMUNOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang