BANG!

212 14 0
                                    

"Hey, kenapa kau lama sekali?" Ucap edmund dari luar apartment, Edmund kembali masuk kedalam Apartment untuk mengecek Calissa yang tak kunjung keluar.

"Mau sampai kapan kau cemberut seperti itu?Kau tidak ingin jalan-jalan? ya sudah aku akan pergi sendiri" Sambung edmund dan kembali pergi keluar meninggalkan Calissa yang duduk di sofa dengan ekspresi cemberutnya.

"EDMUND!" teriak Calissa, ia langsung berlari mengambil syal yang tergantung di hanger,lalu memakai sepatu bootsnya sambil mengejar edmund. Edmund terus berjalan dengan tawa seringai, terkadang ia melirik kebelakang.

"Apakah kau sudah kaya dan meninggalkan apartmentmu dengan pintu terbuka?" Ucap edmund dan membalikan tubuhnya. Calissa yang sedang berlari dan memakai sepatu pun langsung menabrak edmund yang berhenti tiba-tiba.

Calissa membalikan tubuhnya dan menatap penuh lelah dengan nafas tak teratur kearah pintu apartmentnya. "Kau tega" Ucap Calissa lirih lalu kembali ke kamar apartmentnya untuk menutup pintu.

BRAAKK... Calissa menutup pintu apartmentnya dengan tatapan kesal kearah Edmund yang memperhatikan wanita itu dari depan Lift. Edmund menggidikan bahunya dan tertawa kecil lalu masuk kedalam lift itu.

°°°

"Kau mengajakku ke fifth avenue berarti kau akan mentraktirku shopping kan?" Ucap Calissa dengan tatapan menggoda kepada Edmund. Edmund hanya melirik kearah Calissa yang bergelantungan di bahunya lalu memainkan games di gadgetnya kembali.

"Mau diletakkan dimana bajumu? Kembali ke apartmentmu dan lihat isi lemarimu" Jawab Edmund lalu melilitkan tangannya ke leher Calissa dan berjalan merangkulnya.

"Kita akan ke Brooklyn brigde hari ini, setuju?" Sambung edmund dan terus berjalan. Tiba-tiba Calissa menggigit tangan Edmund yang melingkar di lehernya dan membuat Edmund meringis sakit.

"Setidaknya kau harus mentraktirku makan hari ini" Jawab Calissa dan membenarkan bowler hat miliknya.

"Bukankah setiap kita jalan-jalan aku selalu mentraktirmu?" Sahut edmund protes. Calissa menaikan alisnya memikirkan sesuatu lalu tertawa geli.

"Itu sudah kewajiban seorang pacar laki-laki" Ucap Calissa sambil menjukurkan lidahnya lalu berjalan cepat meninggalkan edmund.  Edmund pun mempercepat langkahnya mengejar Calissa dan melanjutkan perjalanannya menuju Brooklyn Bridge .

°°°

"Bukankan itu kamera yang kuberikan padamu 5 tahun lalu?" Ucap Calissa, ia memegang moccha latte ditangannya dan berdiri menyender memandangi pemandangan kota Manhattan dari atas sungai East River.

Edmund yang disampingnya sibuk memotret pemandangan itu pada Kamera kuno yang ia bawa. "Hadiah Ulang tahunku darimu, satu-satunya hadiah dalam hidupku yang diberikan tanpa bungkus kado dan tidak ada kotak kamera" Jawab edmund dan membidik ke arah Calissa diam-diam.

Calissa yang tahu pun langsung mengambil kamera itu dan menghapusnya lagi. "Tapi tetap saja, Kamera itu masih baru aku membelinya di paris. Aku lupa meletakkan kotaknya setelah mencoba kamera itu" sahut Calissa tak terima.

"Terima kasih telah merawat kamera ini" Sambung Calissa dan memberikan kamera itu kepada Edmund.

"Apa yang terjadi semalam? mengapa kau terlihat seperti ketakutan?" Ucap edmund dan membalikan tubuhnya. Calissa langsung terdiam ia menutup wajahnya dengan kedua tangan, lalu menarik nafasnya.

"Aku bertemu Lucas" Ucap Calissa singkat setelah menghela nafasnya. Edmund melirik dan menaikan alisnya kearah Calissa yang terlihat sangat resah. Edmund merangkulkan tangannya dari samping dan mendekatkan tubuh  Calissa sehingga dekat dengannya.

"Itu pasti sulit, bagaimanapun kau harus lebih terbiasa dengan itu" Jawab edmund menenangkan, Ia tahu apa yang dirasakan Calissa sehingga ia enggan bertanya lebih lanjut kepada Calissa.

Dering panggilan masuk terdengar dari tas Calissa, wanita itu langsung mengambil ponselnya dan mengangkat telfon itu. Edmund kembali melihat isi foto-foto yang ia ambil dengan kamera itu.

"what? are you kidding me?" Ucap Calissa setelah mengangkat telfon itu, wajahnya langsung berubah panik dan tak percaya. Calissa langsung menutup telfon itu dengan wajah kekesalannya.

"whats happen?" Tanya edmund, setelah Calissa menutup telfon itu. Calissa terduduk di salah satu kursi taman jembatan itu dengan wajah lesu dan tak percaya.

"Pemerintah meminta kita mempercepat proses dan memproduksi massal zat itu secepatnya" Ucap Calissa pelan dengan tatapan putus asa. Calissa langsung mengambil tasnya dan berdiri untuk meninggalkan tempat itu.

"Aku harus ke kantor" Desah Calissa dan meninggalkan Edmund disana. Edmund berdiri ditempat itu dan membiarkan wanita itu pergi sendiri.

°°°

halooo^^ maaf yaah lama postnya, keep read and Voment yah!

IMUNOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang