THAT MY GIVE

151 10 0
                                    

"Tolong putarkan rekaman cctv pada saat kejadian itu" Pinta Calissa terhadap pegawai komunikasi. Peter mendampingi Calissa dan berdiri dibelakang kursi roda Calissa. Pegawai itu membuka kembali dokumen video saat kejadian spy penembakan senjata secara sengaja terjadi.

"Tolong putar di kamera utara setelah kita masuk philladeplhia" Pinta Calissa dan menunjuk salah satu folder di komputer itu. Calissa memerhatikan setiap detik video itu dengan teliti dan ke segala arah. "Dapat! bisa kau perbesar gambarnya?" Ucap Calissa setelah melihat seseorang berlari sendiri menuju gerbang.

"Wajahnya tertutup masker. Coba putarkan saat sebelum masuk ke philladeplhia saat di koridor utama untuk briefing" Ucap Peter, setelah mendapat hasil yang tak ia harapkan. Peter masih tak mengerti apa yang sedang dilakukan oleh Calissa, namun ia tahu bahwa Calissa sedang menyelidiki seseorang mengenai kasus itu.

"Tolong kembali ke 5 detik yang lalu dan perbesar" Ucap Calissa, ia mengigigiti kukunya menghilangkan gugup. "Benar.... itu dia" Ucap Calissa lirih, tubuhnya terasa ringan dan lemas saat mengetahui kebenaran yang sebenarnya. "Siapa dia?" Tanya peter ragu. Calissa masih menatap kosong kearah komputer itu, Peter memetikkan jarinya didepan wajah Calissa saat wanita itu terus melamun.

"Lucas, dari Mason corps. Yang memalsukan zat imun itu...... Mason corps" Jawab Calissa pelan bahkan seperti berbisik diakhir kalimat. Peter menaikkan alisnya ingin penjelasan yang lebih dari Calissa. "Orang ini yang menembakan pistol dengan sengaja agar imuno itu terpanggil" Ucap Calissa menjelaskan, ia menelan ludahnya dan mengalihkan pandangannya kearah lain.

Peter terdiam menatap Calissa sesaat. Ia berdeham dan mengambil ponselnya. "So, wait for what? Kita tangkap mereka" Ucap Peter dan menatap tanpa salah ke arah Calissa. Wanita itu menatap balik pria itu dan tertawa, tanpa menunggu lama peter langsung mendorong kursi roda Calissa.

°°°

Pasukan Tim CIA dan polisi, langsung memblokade gedung perusahaan itu. Seluruh sisi dikepung oleh pasukan bersenjata, pegawai perusahaan itu hanya bisa diam dan menturuti perintah polisi untuk diam ditempat. Beberapa anggota CIA langsung menggeledah dan mengambil informasi yang ada diperusahaan itu.

"Kalian ditangkap atas dugaan pemalsuan zat imun amerika" Ucap pimpinan tim kepada CEO perusahaan itu, Edison mason. Para polisi langsung memborgol orang-orang yang yang ada di ruangan itu, termasuk Lucas.

Calissa dan peter memasuki ruangan itu, wanita itu berhenti tepat dihadapan Lucas. "Hai. Sudah lama tak bertemu" Ucap Lucas dengan nada mengejek. Calissa hanya tersenyum tipis. "Kau sangat cantik dibanding dulu. Aku sangat menyesal kehilangan dirimu, tapi aku puas karna kau juga merasakan kehilangan orang yang kau cintai sekarang" Ucap Lucas dan tersenyum mengejek.

Calissa menggenggam erat pegangan kursi rodanya, dan membuang muka kearah lain."Apakah priamu sudah mati? jika ya Aku turut berduka cita, dan jika belum aku mengucapkannya sekarang karna mungkin saat ia mati aku ada dipenjara dan tak bisa mengucapkannya dan mengirim bunga" Polisi mengangkat tubuh Lucas agar berdiri.

Peter menyuruh polisi agar membawa orang-orang itu keluar. "Seharusnya aku juga membunuhmu" Bisik Lucas saat melewati Calissa. PRAAAANGG..... Vas bunga yang ada di buffet langsung dilemparkan Calissa dan tepat mengenai Punggung lucas. Calissa mencoba mengatur nafas dan emosinya, peter menahan Calissa agar tak terbawa emosi.

"Apakah kau manusia? Kenapa kau melibatkan orang lain di masalahmu?" Teriak Calissa, ia sudah mengangkat vas bunga yang lain namun Peter langsung mengambilnya agar tak dilempar lagi oleh Calissa. "Aku menyesal pernah bersamamu" Ucap Calissa lirih, Polisi langsung menarik tawanan itu keluar.

Calissa menenggelamkan kepalanya diantara kedua tangannya dan menangis sekencangnya. Ia terus mengumpat dan melempar barang-barang yang ada didekatnya. Peter menggenggam tangannya dan menahannya melempar sesuatu lagi, Ia menatap dalam Calissa yang masih menangis. "Dengar, menyesal hanya membuang waktu" Ucap peter dan melepaskan genggamannya, lalu membawa keluar Calissa.

°°°

"Apa kau ada di kantormu? aku di lobby perusahaanmu" Ucap seseorang dibalik telpon, Dane. Calissa berdeham mengiyakan, "Aku akan kebawah" jawab Calissa pelan lalu menutup telponnya.

Wanita itu meletakkan ponselnya diatas meja kerjanya dan memandangi bingkai foto dirinya dab edmund yang ada diatas meja. "Inikah rasanya kehilangan?" Ucapnya lirih, dan menyeka airmatanya. Ia langsung keluar menuju lobby perusahaan.

"Apakah pekerjaanmu menangis setelah ditinggal kaka?" Ucap Dane saat Calissa baru tiba. Wanita itu tersenyum tipis dan memukul pelan bahu pria itu. "Ibu menyuruhku mengajakmu berjalan-jalan agar kau mengistirahatkan pikiranmu" Ucap Dane dan mengulurkan tangannya.

Calissa memukul tangan Dane dan tertawa pelan. "Tak usah jika kau sibuk, lebih baik kau urus gadis-gadismu itu" Jawab Calissa. "Aku sudah mengatur jadwalnya soal itu" Ucap Dane dan diikuti tawa keduanya. Merekapun akhirnya keluar perusahaan dan menikmati suasana sore.

°°°

"Bagaimana kuliahmu?" Tanya Calissa dan memberikan pizza kepada Dane. Pizza itu langsung dimakan olehnya lalu meneguk soda kaleng itu. "Lebih menyenangkan dibanding sekolah" Jawab Dane dan menggigit pizzanya lagi.

"Ohya, aku dengar pembuat zat imun palsu itu Mason corps dan sudah ditangkap......" Ucap Dane, ia berhenti sejenak dan menatap Calissa yang berubah ekspresinya. "Dan... Lucas juga terlibat?" Tanya Dane, Calissa menundukan kepalanya dan tertawa kecil. "Benar. Aku tak tahu apa harus aku menganggapnya sebagai mantan kekasihku setelah apa yang ia lakukan?" Jawab Calissa dan meneguk birnya sampai habis.

"Kenapa dia melakukan itu? kau tahu?" Dane membuka kaleng minumannya lagi. "Entahlah, aku tak yakin. Karna uang dan kebetulan, kebetulan aku yang bertanggung jawab atas zat imun dan dia memanfaatkan emmily sebagai mata-mataku" Jawab Calissa.

"Apakah kau menyesal dengan yang dilakukan oleh emmily?" Tanya Calissa, Dane langsung menggeleng yakin. "Tidak ada yang perlu disesalkan, semuanya sudah terjadi. Aku yakin emmily tidak selicik itu jika tidak tertekan oleh pria itu" Jawab Dane yakin, Calissa mengusap rambut Dane dan tertawa. "Kau cukup bijak yah" Ucap Calissa.

"Hey, look this!" Ucap dane dan mengarahkan tangannya seperti ingin menampar Calissa. "wh..what?!" Ucap Calissa aneh dan takut. Dane menurunkan tangannya dan tertawa puas. "Benar kata Edmund. kau terlihat kuat tapi dibalik itu kau membuat orang ingin melindungimu terus" ucap dane dan menghabiskan sodanya. Calissa langsung menyubit tubuh Dane saat itu juga.

"Sudah saatnya kau kembali ke kandangmu, come on!" Ucap Dane setelah melihat jam tangannya, ia langsung mendorong kursi roda Calissa menuju kantornya.

°°°

"Orang itu sudah ditemukan dan sedang dalam perjalanan menuju Roosevelt" Lapor seorang asisten yang masuk keruangan. Ia langsung memutar kursinya menghadap asistennya.

"Bagaimana kondisinya? dan juga para tim?" Ucapnya antusias. "Semuanya baik-baik saja dan anggota tim semuanya utuh kembali" Jawab sang asisten dan terpotong melihat ponselnya. "Mereka sudah tiba" Ucap asistennya lagi. Peter langsung bangkit dari duduknya dan mengambil jas labnya.

"Siapkan tabung eksperimen tempat Uno diisolasi dulu. Kita akan meletakkannya disana" Ucao peter dan berjalan menuju lobby. Langkahnya terhenti saat melewati ruang laboratorium yang masih terang, ia lihat jam tangannya 03.25 am. Ia membelokan langkahnya dan mengecek laboratorium itu.

Peter masuk kedalam laboratorium itu. Dan pandangannya jatuh pada wanita yang tertidur dibalik tabung-tabung eksperimen, Calissa. Ia dekatkan dirinya pada wanita itu dan memperhatikan pekerjaan wanita itu yang ditinggal.

Peter melepaskan jas nya dan menyelimuti Calissa yang tertidur pulas. Ia menghela nafasnya dan menggelengkan kepalanya melihat Calissa yang tak pernah lelah mencari Vaksin bio itu. "Aku harap orang itu dapat mengurangi kebencianmu kepadaku" Ucap peter, lalu pergi menuju ruang tabung itu.

°°°°°

IMUNOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang