CLIMAX

207 13 0
                                    

Matanya terus memperhatikan secara detil setiap pergerakan benda itu, wajahnya sangat terperangah melihat benda sebesar itu. Calissa memundurkan langkahnya, bersamaan kaca besar itu yang mulai menutupi kota New York.

Sebuah tudung kaca seperti bola yang dibagi 2, menutupi kota New York perlahan. Wanita itu tak bisa menyembunyikan rasa takjubnya, mulutnya menganga tak percaya. Ia pun menutup mulutnya dengan kedua tangan dan menatap peter penuh tanya.

"Aa...apa.. apa ini?" Tanya Calissa terbata-bata. Peter tersenyum tipis dan menekan salah satu tombol pada remote yang ia pegang.

"Persiapan yang dibangun oleh kakekku dulu 10 tahun yang lalu" Jawab peter santai dan menatap keatas. Tudung itu sengaja tak ditutup seluruhnya, membiarkan sinar matahari masuk. Dan, juga terdapat lubang-lubang kecil disetiap sisi untuk pertukaran udara.

"Kau sudah mempersiapkan ini dari dulu? untuk percobaan zat ini? Kau sudah tau akan ada proyek zat imun dari dulu?" Tanya Calissa menginterogasi Peter. Peter memberikan remote itu pada salah satu pegawainya dan memasukan tangannya dalam saku.

Peter tertawa kecil mendengar pertanyaan itu dan duduk diatas kap mobilnya. "Roosevelt corps sudah berdiri 30 tahun. Semuanya sudah diperhitungkan, termasuk kaca ini. Kaca ini, kakekku yang mengusulkannya untuk melindungi kota New York jika ada ancaman dari luar. khususnya virus, selain anti peluru kaca ini melindungi kita dari wabah virus. Dan, aku pun baru menyadari fungsi kaca ini sekarang" Jelas peter. Calissa terdiam dan duduk disamping peter.

"Kenapa hanya New York? dan bangunan itu?" tanya Calissa lirih dan menunjuk bangunan besar yang ada dihadapannya, ia tak tahu harus berkata apa lagi. Ia meremas tangannya menahan sakit.

"Karna pusat kita di New York, mungkin karna seluruh keluargaku di New york juga. Gedung itu pusat penelitian kedua milik Roosevelt. Jika di Manhattan gedung kita penuh kecanggihan, berbeda dengan gedung ini. Bukan berarti tak ada teknologi disini, kita hanya lebih memanfaatkan memanfaatkan tenaga manusia disini" Ucapnya terpotong, peter meminum Americano miliknya dan melanjutkan penjelasannya.

"Kita bekerja sama dengan WHO, gedung ini juga merupakan gedung riset WHO yang kedua. Suasana disini lebih damai, bangunan ini ada 3 bagian. Paling kanan atau kita menyebutnya sayap kanan, disana tempat penelitian hal baru atau tahap awal. Sampel asli semua ada disana. Dan di tengah atau gedung utama, disana tempat meeting dan pertemuan. Dan di gedung utama, ada jalan yang menghubungkan dengan pintu kaca ini. and last, sayap kiri ialah tempat uji coba eksperimen yang sudah jadi. Semua hasil eksperimen ada disini. Dan Gerbang besar disana, itu jalan keluar dari kaca ini jika kita ingin melakukan survey penelitian diluar sana." Jelas peter lalu menghabiskan kopinya.

Calissa menundukan kepalanya dan mengayunkan kedua kakinya. "Kau marah? aku baru memberitahumu?" Tanya peter dan menatap Calissa. Calissa menggelengkan kepalanya dan mendongakan kepalanya menghapus air matanya.

"Aku hanya teringat kedua orang tuaku di paris, apakah mereka baik-baik saja?" Jawab Calissa lirih. Peter menoleh kearah Calissa dan tersenyum memberikan semangat.

"wabah ini hanya ada di Benua Amerika, untuk saat ini" Jawab peter dan turun dari kap mobil itu. "Aku sangat ingin memberitahumu soal ini 2 tahun lalu, tapi itu bukan saatnya menurutku" Sambung peter.

Seorang pegawai mendekat kearah mereka dan membawa beberapa data ditangannya. "Masih ada 5 imuno lagi yang berkeliaran, namun 3 dalam proses pengejaran. 12 imuno sudah mati tertembak dan sudah dikubur, 5 lagi kritis di tempat pengasingan" Ucap pegawai itu, peter menaikan alisnya dan mengangguk mengerti.

Peter meregangkan tubuhnya dan berjalan kearah pintu mobil. "Saatnya kita berburu IMUNO. Steve tolong siapkan semua peralatan termasuk baju pelindung" Ucap Peter dan masuk kedalam mobil hitamnya.

Calissa langsung turun dari kap mobil dan menatap aneh Peter. Tak lama, peter menengokan kepalanya dari kaca mobil. "Kau akan ikut kan? ayo masuk" Ajak peter dan membuka pintu mobil. Calissa menurunkan alisnya dan berjalan ragu kearah peter. Ponselnya berdering saat ia ingin masuk kedalam mobil.

°°°

Edmund berjalan bolak-balik di ruang kerjanya. Ia menggenggam kedua tangannya menghilangkan rasa gugupnya. Ia berhenti tepat didepan meja kerjanya.

Edmund berjalan menuju meja kerjanya dan mengambil ponsel yang tergelatak diatasnya. Ia tatap layar ponsel itu, dan tak lama ia langsung menelpon seseorang dari ponselnya, Calissa.

"Hello?" Ucap Calissa dibalik telpon. Edmund masih terdiam, Terdengar suara Calissa yang semakin kesal karna tak ada jawaban, Edmund pun langsung berbicara.

"Aku menerima tawaran, menjadi fotografer Roosevelt selama Kasus ini" Ucap Edmund. Seperti dugaannya, Calissa langsung tak percaya dengan perkataannya.

"Apa katamu? kenapa kau menerimanya? Kau tahu kan jika itu berbahaya?" Jawab Calissa dengan nada khasnya. Edmund tertawa pelan, tangannya mengelus kamera miliknya. Ia menatap kearah bingkai di meja kerjanya, yang berisi foto dirinya dan Calissa.

Edmund menghela nafasnya dan tersenyum melihat foto besar Calissa yang terpasang di dinding dengan foto model yang lainnya. "Agar aku bisa menjagamu" Jawab Edmund dan mematikan telponnya.

Edmund berjalan menuju foto besar Calissa, Ia tertawa kecil saat berada didepan foto itu memperhatikan setiap sudut foto itu. Foto candid Calissa yang memakai syal dan mini skirt yang ia berikan, saat berada di taman dengan senyum yang merekah indah di bibirnya.

"Apakah aku bisa melihat senyummu ini, disaat seperti ini?" Tanya Edmund dan tertawa singkat. "Tersenyumlah walau hanya 1 cm, aku tak ingin melihat wajah depresimu nanti" Ucap Edmund pada foto itu.

Edmund mengambil lensa kameranya dan mencobanya dengan kameranya. Semuanya sudah siap, ia menghela nafas lalu menatap seisi ruangan kerjanya lalu keluar.

°°°°°

#AN

IMUNO ialah manusia seperti zombie, yang tubuhnya sangat pucat, tak mampu berbicara hanya mengerang, Ia menyerang manusia yang sehat rata-rata dibagian leher sampai dada.

IMUNOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang