OUR STORY

371 18 0
                                    

tingtong.... suara bunyi pintu yang dibuka tak mengusik tidurnya sama sekali. Wanita itu masih bergulat dengan mimpinya dan menghiraukan segalanya.

"hey..... lihat! Matahari lebih rajin darimu, ia sudah diatas langit tapi kau masih di mimpimu. bangunlah!" Ucap edmund dan membuka tirai kaca kamarnya, sehingga sinar matahari langsung menusuk Calissa yang masih terlelap dalam mimpinya.

"aku masih lelah" jawab Calissa setengah sadar, ia berpindah posisi menjadi menghadap kanan membelakangi jendela dan ia juga menarik selimutnya.

"its time to vacation, hurry up!" Ucap edmund menarik selimut dan Calissa sehingga ia terduduk dari tidurnya. Calissa menggelengkan kepalanya sambil mengusap wajahnya. Edmund yang gemas pun langsung mendorong Calissa ke arah kamar mandi, dengan enggan Calissa masuk kedalam kamar mandi.

braaak..... belum ada 2 menit Calissa di dalam kamar mandi, wanita itu langsung membuka pintunya dengan kencang dan menatap tajam edmund yang sedang membuat sereal di dapur setelah ia merapihkan kasur Calissa.

"Bagaimana bisa kau masuk?!!" Tanya Calissa panik, ia tidak peduli jika ia hanya memakai hotpants dan handuk. Edmund sudah tahu jika Calissa akan menanyakan hal ini dengan tatapan dan kepanikan khas Calissa. Ia membalikan tubuhnya kearah Calissa dan meminum whitecoffe yang ia buat.

"sudah berapa kali aku mengingatkanmu untuk mengganti password kamarmu setiap sebulan sekali?" Jawab edmund santai. Calissa langsung terdiam tak percaya lalu menutup kamar mandi lagi. Edmund hanya bisa menyeringai dan tertawa geli lalu melanjutkan membuat sereal.

°°°

"kau ini perempuan, masa kau kalah denganku. lihat, kamarmu dan kamarku lebih rapih kamarku. apakah kau tidak malu?" Ucap Edmund dan memakan buah pisangnya.

Calissa masih memakan serealnya dan menghiraukan perkataan edmund. "Buat apa aku malu? kamarmu rapih karna bibi mary yang merapihkannya. Kamar ku rapih setiap minggu pertama setiap bulan" jawab Calissa. Ia merapihkan mangkuk yang dipakai untuk sarapan dan membawanya ke dapur.

"Lagipula, setidak rapihnya aku kau tetap terpesona karna kecantikan ku" Ucap Calissa dan meletakan mangkuk yang ia cuci pada rak.

"aku terpesona padamu karna kau menggodaku" jawab edmund dan memakai sepatunya. Calissa langsung muncul dibalik pintu kamarnya dengan tatapan tidak setuju.

"Kapan aku menggodamu?" Ucap Calissa tak terima, ia melilitkan syal pada lehernya dan memakai wedgesnya. Hari ini, mereka akan berjalan-jalan menikmati kota New York. Calissa memakai hotpants berwarna hitam dengan t-shirt putih polos dibalut Cardigan coklat dan syal coklat.

Sedangkan edmund, ia memilih chino selutut dengan sweater berwarna coklat dengan patch disiku berwarna coklat tua serta sebuah kamera slr yang ia gantungkan di lehernya.

"Kau menggodaku saat kita pertama kali bertemu di universitas. Coba saja, saat itu kau tidak membantuku merapihkan foto-fotoku yang terjatuh. Aku tidak akan jatuh cinta padamu" Ucap edmund menjelaskan dan tersenyum menggoda pada Calissa. Calissa tak menghiraukan senyuman nakal itu, dan berjalan meninggalkan edmund yang mengunci kamar apartment Calissa.

°°°

"Bagaimana perjalananmu ke Miami, bersama peter menggunakan jet pribadi?" Tanya edmund pada Calissa yang asyik memakan kentang gorengnya sambil berjalan.

"aku lebih suka pesawat komersial" jawab Calissa, tetap berjalan dan memandangi orang-orang yang sibuk berlalu lalang dikeramaian kota New York.

"Mengapa?" tanya Edmund dan mengarahkan kameranya pada Calissa, klik.... sebuah foto Calissa dengan wajah dinginnya sambil memakan kentang gorengnya.

"aku merasa sangat ringan dalam sana, tapi hatiku tidak bisa tenang karna setiap goncangan sangat terasa" Jawab Calissa, ia berhenti pada sebuah toko CD. Matanya tertuju pada album baru Maroon5. Calissa menatap edmund, menandakan sesuatu..... ia minta dibelikan.

edmund sudah tau maksud dari tatapan wanita itu, ia pun masuk bersama Calissa membeli CD itu dan melihat CD-CD yang lain.

°°°

Tidak terasa, hari mulai malam. Calissa dan edmund berhenti di Central Park setelah setengah hari mengelilingi Times Square. Seperti yang Edmund duga, berangkat tangannya kosong dan pulang tangannya penuh paperbag berisi barang yang dibeli Calissa.

"Kau tahu? Saat aku ke salah satu daerah di Miami, aku merasakan aku bukan di Amerika lagi namun di Afrika" Ucap Calissa yang sibuk memakan icecream coklat yang ia beli. "why?" ucap edmund dan memainkan kameranya.

"Di Pusat kota kita melihat peradaban, namun di daerah daerah sangat jauh dikatakan jika mereka baik baik saja. Kondisinya hampir sama seperti di Mexico city, masih banyak warga yang kelaparan disana" Jawab Calissa yang tanpa sadar ia meneteskan air matanya.

"ada apa? kenapa kau menangis?" Tanya edmund, ia mendekatkan kepala Calissa ke pundaknya dan mengelap airmata Calissa.

"Disana, aku bertemu seorang anak perempuan berumur 15 tahun. Dia hidup bersama kakek nenek dan adik laki-lakinya, ayah ibunya meninggal dalam kecelakaan. Dan...." Ucap Calissa terpotong, Ia masih terisak dan belum sanggup melanjutkan ucapannya.

"Dan dia terkena aids saat berumur 14 tahun, saat itu ada seorang laki-laki pengidap aids yang memeperkosanya. Dia diasingkan dalam kamarnya, karna mereka takut aidsnya menular" Lanjut Calissa, kini ia bangkit dari dekapan edmund dan menghapus air matanya.

"bukankah aids tidak menular secara fisik?" ucap edmund, Calissa mengangguk pelan dan mengelap hidungnya dengan tissue.

"Setidaknya itu pelajaran untukmu, kau harus bersyukur masih mempunyai orang tua walau mereka di paris" Ucap edmund menenangkan Calissa.

°°°

Waktu sudah hampir tengah malam, saatnya mereka pulang karna besok mereka harus bekerja.

"itu bukannya Dane? dengan siapa dia?" Ucap Calissa dengan penasaran dan mendekati Dane yang sedang berdiri disalah satu tempat makanan memesan sesuatu.

"Hai Dane?! kita bertemu lagi, dengan siapa kau disini?" Ucap Calissa dan mengalihkan pandangannya pada orang-orang yang ada disana.

"Wow, rupanya kau sudah dewasa. Jadilah laki-laki yang baik jangan seperti kakakmu ini" Sambung Calissa dan menyikut edmund, setelah melihat seorang perempuan disamping Dane. Dane hanya tersenyum malu, dan menyapa kakaknya lalu pergi meninggalkan Calissa dan edmund penuh canggung.

"apakah kau dulu seperti dia? tertangkap basah pacaran dan meninggalkan yang lebih tua dengan senyuman?" Tanya Calissa pada edmund.

"Tidak. Dulu aku tidak pernah tertangkap basah saat pacaran, aku akan beritahu semua temanku jika aku punya pacar dan tidak pacaran diam-diam" Jawab edmund dan mendapat cubitan dari Calissa.

°°°°°

Haaaii^^ maaf yah updatenya lama, kemarin abis liburan. Maaf kalo banyak yg typo, dan maaf buat yg comment ga di bales, gabisa ngirim balesan.

Terus vote and comment for next part yah!

IMUNOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang