By jihuntot
"Kak, gue kangen Daniel masa. Gak kuat gue kalau harus LDR gini."
"Dih, emang lo siapa Daniel pake bahasa LDR segala? Pacar bukan, deket kaga. Iya kali lo doang yang kangen, dianya enggak."
"Ih ngeselin ya lo! Gak lagi deh gue curhat ke lo. Gue pergi!"
"Alah lisan doang lo, Dek. Awas aja kalau curhat ke gue lagi."
Jisung tertawa gemas melihat punggung adek kelasnya itu menjauh, keluar dari ruang musik yang tadi mereka buat ajang keluh kesah.
Sudah menjadi kebiasaan Jisung mendengarkan Bunga yang setiap waktu bercerita tentang teman dekatnya, Daniel, orang yang ia suka.
Daniel, sang tokoh utama yang beberapa bulan lalu mendapat beasiswa ke Amerika.
Jisung sedikit menyesal pernah mengenalkan Daniel pada Bunga, dan hasilnya seperti ini, gadis itu tak pernah berhenti memuji betapa ganteng dan seksi pria itu.
Bukan, Jisung bukannya cemburu Bunga suka pada Daniel. Jisung cemburu karena ia tidak ganteng dan tidak seksi seperti Daniel.
Tapi tetap saja, namanya juga cemburu. Jadi, setiap Bunga bercerita tentang Daniel, Jisung selalu bereaksi sedikit sensitif.
-
Dari belakang, Jisung memasangkan helm pink bermotif bunga pada kepala Bunga, membuat gadis itu sedikit tersentak.
"Mau nunggu sampai kaki lo patah? Percuma, Daniel gak bakal jemput lo kesini. Ayo, pulang!"
Gadis itu berdecak sebal, Jisung masih saja suka menggodanya.
"Apa sih orang gue nunggu supir kok, gausah kayak gitu lo!"
"Yaudah, selamat menunggu. Gue balik dulu ya, Bunga Bangkai."
"Ck."
Lagi-lagi, Jisung tersenyum gemas begitu adek kelasnya itu berjalan mengikutinya dari belakang, seperti anak ayam dengan induknya.
Jisung menghentikan motornya di depan apotek, membuat Bunga merengut penasaran, "Mau ngapain?"
"Beli es krim, ya beli obat lah!"
"Ih, kalem dong gue kan cuma nanya!"
Jisung masuk ke dalam apotek meninggalkan Bunga yang masih terduduk di atas motor, biar nggak bayar parkir.
Selang beberapa menit, Jisung keluar dengan satu kantong kresek berisi obat merah dan kain kasa.
"Buat siapa? Siapa yang sakit?" Tanya Bunga.
"Siniin kaki lo!" Jisung menarik paksa kaki kiri Bunga yang masih bertengger di pijakan motor.
"Eh eh eh apaan nih pelecahan lo, Kak!"
Lisan Bunga memang meronta, tapi kakinya tak menolak begitu Jisung membersikan luka pada lutut dan pergelangan kakinya.
"Hadeh, untung ada gue yang baik hati mau ngobatin lo. Coba kalau nggak ada? Pulang pincang-pincang kali."
Bunga hanya memutar bola matanya kesal, "Ck."
"Kalau sakit itu bilang, nggak usah sok tegar gini. Lo kira gue nggak bakal tau?" Omelnya. "Jangan pas sakit hati aja lo curhat ke gue sampai nangis-nangis, kesehatan lo juga perhatiin!"
"Iya iya Umi cerewet banget sih."
"Bersyukur lo punya Senior cerewet tapi care kayak gue. Lo coba minta Daniel dah, mana mau dia terbang dari Amerika ke sini cuma buat ngobatin kaki burik lo."
KAMU SEDANG MEMBACA
Oneshoot WannaOne
Short Story♦COLAB FF♦ Pernah kepikiran ga sih gimana jadinya kalo anak-anak wannaone lagi cinta-cintaan? ngelakuin hal-hal seru? Jackpot! Kalian sedang membaca deskripsi book yang tepat untuk memberantas rasa kepo kalian o(^▽^)o Tinggal klik baca dan rasakan...