"Hahaha"
"Dia sangat lucu."
"Yak Daehwi-ah coba buat gaya yang lain."
Sejak tadi aku, Baek Soobin, mengepalkan tangan ku erat, menatap sinis ke segerombolan orang yang sejak tadi membuat kelas menjadi berisik.
Ya, di depan sana ada sebuah pertunjukan kecil yang membuat amarahku memuncak. Di depan kelas pria itu, Lee Daehwi, yang berstatuskan teman kecilku sedang dipermainkan oleh teman sekelas ku.
Dia diperintah untuk menari tarian gurita dan menirukan wajah hewan-hewan. Tentu saja aku marah melihat temanku diperlakukan seperti itu. Masalahnya, Daehwi diperlakukan oleh teman sekelas ku dengan seenaknya.
Mereka hanya mencari Daehwi ketika belum mengerjakan pr lalu setelah itu Daehwi ditinggal lagi.
Mereka hanya mencari Daehwi ketika merasa bosan dan butuh hiburan lalu setelah itu Daehwi kembali di hina dan diperlakukan tidak adil.
Aku muak karena walau sudah diperlakukan seperti itu, Daehwi tetap saja mau bermain dengan hewan-hewan itu.
Aku melihat dari kejauhan bahwa ada salah satu perempuan kelasku yang sedang mengeluarkan hand phone dari kantung seragamnya.
Aku tahu persis apa yang akan dilakukan orang itu, merekam tingkah Daehwi lalu di sebar luaskan untuk dipermalukan dan jadi bahan lawakan.
Dengan cepat aku mengambil paksa hand phonenya.
"Heh kembalikan hand phone gue!" pekik si cewek.
"Heh! Lo kira lo bisa dengan seenaknya ngerekam dan nyebar privasi orang di sosmed? Gak bisa," kataku.
"Kembalikan hand phone gue dasar jalang!" teriak wanita itu lalu menamparku.
Aku tertunduk diam, bukan berarti aku takut untuk melawannya. Tapi teman sekelas mulai menatapku, terutama Daehwi.
"Heh! Lo diem?! Gak berani kan lo?!" teriak wanita itu.
Dengan tiba-tiba, aku mencengkram leher wanita hina itu.
"Kalian semua! Mulai sekarang, jika kalian masih saja memperlakukan Lee Daehwi dengan seenaknya maka tunggu saja apa yang akan kalian dapat dariku, mau itu seorang wanita ataupun pria!" ancamku sambil mencekek leher wanita itu.
"Ya-akh lep-pakhs," wanita itu mulai kesusahan untuk berbicara namun aku tidak memedulikan nya.
Tiba-tiba seseorang menarik paksa tanganku, Daehwi? Kenapa ia?
"Cukup Soobin, kita bicara," katanya lalu menarik ku ke arah rooftop.
Saat sampai di sana, perlahan Daehwi merenggangkan pegangan tangannya.
"Kau kenapa Baek Soobin? Kenapa kau marah padanya padahal aku sendiri tidak apa-apa, kenap..."
"ITULAH KELEMAHANMU!!" aku memotong perkataannya.
"Itulah kelemahanku, kau masih bisa memaafkan orang yang memperlakukan mu seenaknya dan menganggap selama ini tidak terjadi apa-apa," kataku, sesekali aku terisak memikirkan jika aku berada di posisinya.
"Tapi Soobin, aku tidak masalah diperlakukan seperti itu, aku tidak masalah jika aku dicari disaat butuh saja, karena aku tahu...hanya kaulah yang tulus menerimaku apa adanya..." perkataannya membuatku semakin sakit. Ya aku lah yang merasakan sakitnya.
"Tapi Lee Daehwi aku sebagai teman kecilmu tidak terima jika kau diperlakukan seperti hewan yang hanya untuk menghibur majikannya, aku teman mu Daehwi, jadi akulah yang paling merasakan sakitnya," kataku dan kini aku mulai menangis.
KAMU SEDANG MEMBACA
Oneshoot WannaOne
Short Story♦COLAB FF♦ Pernah kepikiran ga sih gimana jadinya kalo anak-anak wannaone lagi cinta-cintaan? ngelakuin hal-hal seru? Jackpot! Kalian sedang membaca deskripsi book yang tepat untuk memberantas rasa kepo kalian o(^▽^)o Tinggal klik baca dan rasakan...