By chitaputs01
"Jaehwan!"
Hening.
"Kim Jaehwan!!"
Ini sudah ke sekian kalinya aku memanggil kekasihku ini namun tak dihiraukan, ia malah fokus dengan ponselnya membuatku kesal dan mengentakkan kakiku ke lantai kelas. Tak peduli jika tingkah laku-ku diperhatikan seisi kelas.
"Yak!! Kim Jaehwan!!!"
Diam. Tak ada suara sahutan.
"Yak!! Pacaran saja dengan ponselmu, aku akan kembali ke kelas!!" teriakku emosi tapi seseorang menahan tanganku.
"Kamu mau kemana?" tanya Jaehwan dengan mata yang masih fokus dengan ponsel dan tangan satunya menggenggam tanganku.
Aku menyibak tangannya lalu ia mengalihkan pandangannya padaku. "Kamu gak dengar, aku ingin ke kelasku!" ucapku dengan menekan kalimat terakhir lalu pergi dari kelas Jaehwan.
Aku berjalan menjauh dan sesekali menengok ke belakang tapi ia tak mengejarku ataupun menahanku untuk tidak pergi.
Dengan langkah gontai, aku pergi ke toilet dan enggan masuk ke kelas karena ini masih jam istirahat.
Setiba di toilet, aku menghela nafas panjang lalu memperhatikan bayanganku di depan cermin yang sedang kupandangi.
Apa yang salah dengan semua ini? Sudah 2 tahun aku menjalin hubungan dengan Kim Jaehwan, tapi yang kurasakan hanyalah perasaan hampa. Dia selalu mendiamiku saat kami berdua. Kencan pun bisa dihitung dengan hitungan jari.
Lalu apa maksudnya ia menjadikanku pacar? Apa untuk pajangan saja atau untuk mainannya? Aku tak mengerti semua ini. Aku juga sudah merasa bosan dengan semuanya, berpikir jika Jaehwan bisa berubah seiring berjalannya waktu tapi semua pikiranku salah. Ia malah semakin menjadi. Mendiamkanku bak patung porselin yang hanya untuk dipajang.
Aku tak terima jika diperlakukan seperti ini. Sudah kuputuskan, aku harus membulatkan tekadku untuk berbicara dengannya dan mengakhiri semuanya dengan baik. Ya, aku harus lakukan itu.
Samar-samar dari bilik kamar mandi aku mendengar sesuatu, sesuatu yang mengejutkanku.
"Kau tau Kim Jaehwan bukan?" tanya seseorang dari balik bilik kamar mandi. Aku yakin ada dua orang perempuan disana.
"Ya, aku sangat tahu. Dia dari kelas musik bukan?"
"Ya, kau benar! Kau tahu, aku dijodohkan dengannya. Waah, aku sangat senang sekali jika perjodohan itu benar-benar terjadi."
"Waah, selamat. E-eh, tapi bukankah dia sudah punya pacar? Kau tahu siapa itu, yang dari kelas dance."
"Aku tahu, tapi bukankah mereka sudah putus? Aku melihat hubungan mereka semakin merenggang saja."
Nyut.
Dadaku sakit mendengarnya, wajahku memerah. Aku tak kuat mendengarnya lagi, kulangkahkan kakiku keluar dengan air mata yang meleleh di pipiku.
***
Saat di kelas pikiranku tak fokus karena memikirkan hal tadi. Bahkan sudah beberapa kali, aku dimarahi oleh pelatih karena gerakan danceku yang berantakan. Akhirnya kelas dibubarkan dan aku disuruh berlatih lebih keras lagi.
"Na.. Kamu kenapa?" tanya Woojin, sahabat Jaehwan sekaligus sahabatku.
"A-ah, aku tidak apa-apa kok," jawabku berkilah.
"Kamu yakin? Kalau ada masalah ceritakan padaku atau pada Jaehwan hyung saja!"
Aku merengut mendengar namanya lagi, pikiranku langsung tertuju padanya. "Masalahnya dia pasti tak mau mendengarkanku, Woojin!" jawabku dalam hati.
KAMU SEDANG MEMBACA
Oneshoot WannaOne
Short Story♦COLAB FF♦ Pernah kepikiran ga sih gimana jadinya kalo anak-anak wannaone lagi cinta-cintaan? ngelakuin hal-hal seru? Jackpot! Kalian sedang membaca deskripsi book yang tepat untuk memberantas rasa kepo kalian o(^▽^)o Tinggal klik baca dan rasakan...