15

769 82 4
                                    

***

Atara mematika ponsel nya, dan berjalan menghampiri Gilang.

"Kak aku pulang duluan ya" ucap Atara, sambil mengambil tas di kursi.

"Gue anterin" jawabnya. Gilang berdiri dan berjalan menuju parkiran.

Mereka berdua pergi, sesampainya di depan rumah. Atara turun dan memberikan helmnya.

"Makasih kak, untuk malam ini" ucap Atara, namun tanpa senyuman di wajahnya.

"Iya, jagain bonekanya." ucap Gilang, dia berhasil membuat Atara merasa bahagia.

"Aku masuk!" Ucap Atara. Lalu dia masuk ke dalam rumahnya.

"Baru pertama kali liat senyumannya, ngebuat hati gue gabisa berpaling ke yang lain. Gue sayang lo ta" -Gilang.

Sesampainya di dalam, Atara terkejut melihat ibunya berdiri di dekat jendela. Dia menatap tajam kearah Atara.

"Siapa dia.?" Tanya ibunya. Dengan ekspresi dingin namun mematikan.

"Teman bu" jawab Atara, dia terlihat khawatir melihat ekspresi ibunya.

"Lebih dari teman, maksud kamu.?" Ucap ibunya.

"Enggak bu, dia emang teman aku." Jawab Atara. Dia berusaha terlihat rileks saat menjawab pertanyaan ibunya.

Bola mata ibunya berputar dan memperhatikan kearah boneka beruang pink yang Atara bawa.

"Terus apa itu.? Kamu mulai berbohong ya sama ibu.?" Ucap ibunya.

"Enggak bu, ini hadiah dari pasar malam. Dia menang main lempar gelang, dan hadiahnya ini" jawab Atara terus terang.

Namun ibunya seperti tidak memperdulikannya. "Masuk kamar!" Perintah ibunya.

Atara pergi dan meninggalkan ibunya, sebenarnya dia ingin sekali menanyakan soal pria paruh baya yang tadi duduk di sofa. Tapi sepertinya keadaan tidak memungkinkan.

***

Pagi hari, di sekolah.

Atara masuk ke kelasnya dan seperti biasa Vita dan temannya menatap tajam kearah Atara. Saat Atara duduk, Vita menghampirinya.

"Eh sejak kapan lo deket sama Angga.?" Tanya Vita yang membuat Atara terkejut.

"Sejak aku jadi wakil OSIS" jawab Atara, Dia membuat Vita terkejut dan tidak menyangka.

"Apa, lo jadi wakil OSIS, gamungkin banget" ucap Vita.

"Terserah kalau gak percaya" jawab Atara, dia terlihat percaya diri saat menghadapi Vita.

Vita semakin tidak suka dengan Atara, yang pertama dia dekat dengan Gilang, yang kedua dia juga sekarang dekat dengan Angga.

Tiba tiba Bu Siska datang, dan membuat kelas kembali hening.

"Selamat pagi" sapanya.

"Selamat pagi bu" jawab semua murid.

Comfort Zone Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang