PART 8

13.5K 559 17
                                        

Xavier membuka pintu coklat besar dan didalam ruangan itu terdapat meja kerja yang besar diatasnya terdapat set lengkap komputer canggih dan beberapa peralatan elektronik lain yang berhubungan dengan komputer, serta kursi besar dibelakang meja tersebut yang terlihat nyaman.
Sofa besar ditengah ruangan beserta meja kacanya, dan buku-buku yang tersusun rapi dirak yang tertempel disalah satu sisi ruangan, membuat kesan ruang kerja yang maskulin.

Xavier memasuki ruangan itu dengan langkah yang berat, dan langsung menuju sudut ruangan berdiri dengan posisi hidung menempel didinding seperti yang diperintahkan xander.

Setelah berdiri disudut sekitar 1jam, tiba-tiba ada yang masuk ruang kerja xander, dan xavier tau itu pasti xander.

Xander duduk dikursi kerjanya.

"Kemari" perintah xander pada xavier.

Xavierpun berjalan kearah meja kerja xander dan berdiri didepannya dengan kepala yang tertunduk tidak berani menatap xander.

"Aku sudah mendengar cerita dari sisi mom and dad, sekarang aku mau mendengar cerita versi mu sebelum aku memutuskan HUKUMAN untukmu"ujar xander dengan menekankan pada kata hukuman.

"Hmm......a..aa.......mmm......." xavier tidak bisa berkata-kata dia hanya bisa menelan salivanya, karena dia tau kali ini dia benar-benar dalam masalah besar.

"LIHAT AKU DAN BICARA YANG JELAS KAU ITU LAKI-LAKI" teriak xander.

Xavier hanya bisa diam dengan keringat yang mulai mengalir dari dahinya dan degup jantung yang semakin cepat.

"Tidak ada pembelaan versimu?!" Tanya xander sekali lagi dengan tatapan tajam.

Xavier hanya menggelengkan kepalanya menunjukkan tidak.

"Jawab dengan kata-kata" bentak xander.

"Ti.....ti..tidak ada sir" jawab xavier gugup karena bentakan dan tatapan xander yang bisa mencacah tubuhnya seandainya tatapan itu bisa mengeluarkan pisau.

"Baiklah kalau begitu........keputusan sudah dibuat, sekarang kau pindah ke new york, tinggal denganku" ucapnya dengan tegas dan tidak ingin di bantah.

"WHATTTT......NOOOO......SHITTTT......" teriak xavier.

"Jaga bicaramu"ucap xander tajam.

"Ma....maaf....tapi ke....na...pa??? tanya xavier panik.

"Mom and dad sudah tidak bisa menanganimu lagi jadi mulai sekarang kau tanggung jawabku artinya aku wali resmimu" jawab xander datar.

"Ohhhh.......Noooo......God please help me" ujar xavier kesal, bingung dan panik sambil mengacak-acak dan menarik rambutnya sendiri.

"Aku janji tidak akan macam-macam lagi, tapi pleaseeeeeeeee biarkan aku kembali ke inggris dan tinggal dengan mom and dad" xavier memohon sambil menyatukan kedua telapak tangannya kearah xander.

"Too late" jawab xander singkat.

"Pleaseeee.......i beg you sir" mohon xavier lagi walaupun dia sudah tau apa yang sudah diputusan xander tidak bakalan berubah lagi tapi dia masih berusaha mencobanya.

"Aku sudah sering memberikan warning, tapi kau tidak pernah menanggapinya dengan serius, kau semakin membuat ulah".

"Hhhhhhhh..........GOD kill me"xavier menghembuskan nafas kasar, sepertinya nasibnya sudah diputuskan ditangan malaikat maut.

"Bagaimana dengan kuliahku.....aku harus kembali ke inggris dulu untuk membereskan semuanya bahkan laptopku masih disana sekalian membawa barang-barangku" jawab xavier masih berusaha dengan niat untuk kabur dari xander.

CEO AND HACKER GIRL Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang