Dua remaja laki-laki yang umurnya hanya terpaut dua tahun itu sama-sama duduk di lantai beralaskan karpet bulu berwarna coklat. Keduanya sibuk dengan aktifitasnya masing-masing, sampai tidak menyadari kehadiran seseorang di dekat mereka.
"Ini kenapa tv nya yang nonton kalian, bukan kalian yang nonton tv nya." Ujar Ayu.
Kana yang sibuk membaca bukunya sambil bersandar di bahu sofa mendongak melihat bunda nya yang sudah duduk di sofa, "Jam segini kan acara buat ibu-ibu semua."
"Hah?" Ayu tidak paham dengan ucapan Kana, sedangkan Kana hanya mendengus dan kembali membaca bukunya.
"Acara infotainment ya ka? Yang isinya gosip semua." Sahut Tio sambil meletakkan ponselnya di atas meja.
"Oh jadi maksud kamu bunda ini tukang gosip gitu?" Ayu mengacak-acak rambut Kana membuat anak itu kesal seketika, "Aaaa bunda yang ngomong kan mas Tio!"
Setelah puas mengacak rambut Kana, Ayu terkikik geli melihat ekspresi kekesalan Kana yang amat menggemaskan terlebih dengan rambut lebatnya yang sudah sangat berantakan akibat ulah dirinya.
"Ketawain aja terus." Sungut Kana sambil berusaha merapihkan rambutnya kembali.
"Mas liat deh adek kamu, ngambek tuh." Ujar Ayu pada Tio.
"Ngambekan emang bun kek anak perawan." Jawab Tio membuat Kana semakin kesal.
"Adek kamu cowok tulen lho mas bukan anak perawan." Ujar Ayu.
"Ada apa si rame banget kayaknya?" Adhi yang baru keluar dari kamarnya langsung menghampiri keluarga kecilnya.
"Lagi ngapain bro?" Tanya Adhi setelah duduk di samping Tio.
"Balesin chat gebetan dong yah." Jawab Tio sambil terus mengetikkan sesuatu di ponselnya.
"Gebetan yang mana lagi? Yang komplek sebelah? Apa yang mana?" Kali ini Ayu yang bersuara.
"Ya ampun bunda sebanyak apa si gebetan aku."
"Nih yah mas bunda bilangin, serius tuh sama satu perempuan aja jangan banyak-banyak. Jadi ga ada yang tersakiti gara-gara kamu. Kalo gitu kan dosa kamu juga makin kurang. Jangan kayak ayah kamu dulu pacarnya dimana-mana." Tutur Ayu sambil mengelus rambut Kana. Ya anak itu sudah tidak ngambek, sekarang ia merebahkan badannya di sofa dengan menggunakan paha Ayu sebagai bantalnya.
"Kok jadi ayah yang kena si?" Heran Adhi yang mengundang gelak tawa dari Tio maupun Kana.
"Ck, yang tabah ya yah." Tio mengusap-usap punggung ayahnya seolah-olah sedang menguatkan.
"E tapi bener kata bunda kamu jangan permainin hati perempuan, karena laki-laki yang suka nyakitin hati perempuan itu bukan laki-laki sejati." Jelas Adhi.
"Ya ampun ayah sama bunda tenang aja si, tadi aku cuma becanda. Lagian baru juga masuk kuliah, aku mau fokus kuliah dulu." Jawab Tio.
"Nah ini baru anak ayah." Ujar Adhi sambil mengacak rambut Tio.
Ayah dan anak itu kemudian larut dalam pentandingan sepak bola yang disiarkan oleh salah satu stasiun televisi. Sorak khas suporter sepak bola memenuhi ruang keluarga tersebut kala tim kebanggaan mereka berhasil mencetak gol.
"Golllll!!!!" Seru Adhi dan Tio bersamaan.
Ayu yang melihat kelakuan suami dan anaknya itu hanya menggelengkan kepalanya sambil terus mengelus kepala Kana yang berada di pangkuannya. Tio memang sangat hangat dan humoris terhadap siapapun, sangat berbeda dengan Kana yang terkesan pendiam dan dingin, terlebih dengan orang yang baru dikenalnya. Kana memang sangat berbeda diantara semuanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Can't [Complete]
Teen FictionIni hanya kisah Kanaka di dunia bersama para bintangnya.