37. Terbongkar

5.4K 602 97
                                    

Siang ini, Kana menghabiskan waktu istirahatnya  di kelas dengan membaca buku. Angga dan teman-temannya yang lain pergi ke kantin dan Kana tidak ikut, ia terlalu malas berdesak-desakan dengan manusia-manusia kelaparan di kantin.

Kana memilih tetap di kelas dan membaca buku sambil memakan sebungkus roti isi berukuran sedang yang ia ambil dari atas meja makan.

Sesaat pandangannya mengedari suasana kelas yang terkesan sepi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sesaat pandangannya mengedari suasana kelas yang terkesan sepi. Hanya ada beberapa anak yang tetap di kelas, salah satunya penghuni kursi di depan Kana.

"It's the love shot!"

"Na nanana nananana."

Benar-benar suara yang memekan telinga Kana. Kana sampai tidak fokus dengan bukunya. Namun yang bisa ia lakukan hanya menggelengkan kepalanya, sedikit sudah terbiasa dengan kelakuan dua manusia di depannya.

"Kenapa ga dibuka semua Kai Zulkidhin!"

"Enak di elu dong!" Ujar Ale sambil menyikut Angel, kemudian ia tertawa kecil.

Melihat interaksi kedua sahabat yang sangat ajaib itu, Kana ikut terkekeh. Karena Kana sambil mengunyah roti di mulutnya, ia sampai tersedak.

Kana menepuk dadanya pelan, kebiasaan yang ia lakukan saat tersedak.

"Uhuk uhuk."

Suara batuk Kana berhasil mengalihkan fokus Ale dan Angel. Mereka sama-sama terbelalak kaget dan panik.

"Kana, jangan bilang lo ga bisa napas lagi." Gumam Angel. Ia trauma dengan Kana yang mendadak sesak napas seperti dulu.

Kana menggeleng cepat, "Air. Gue butuh air."

Ale langsung mengambil botol tupperwere berukuran sedang dari dalam tasnya dan menyerahkannya pada Kana, dan Kana langsung meminum air dalam botol tersebut hingga tersisa setengah.

"Kana lo kenapa ih! Gue takut." Ujar Ale.

Kana menyeka sisa air di area bibir dengan punggung tangannya, ia menghembuskan napas lega, "Gue keselek roti."

"Please deh gue sampe pause video jodoh gue. Gue udah panik Kana! Lo tau panik kan? Gue kira lo sesek napas lagi." Ujar Angel dengan luapan emosinya.

Kana memutar bola matanya malas, "Gue ga nyuruh lo untuk panik."

Ale meringis, "Tapi tanpa lo suruh panik ya tetep panik ka."

Kana tidak mengindahkan ucapan Ale, ia menyerahkan botol air milik Ale tanpa tutup, "Makasih airnya."

Mata Kana melirik tutup botol yang tergeletak di dekat bukunya, "Nih tutupnya! Nama lo akan tetap ada di kartu keluarga."

Ale nyengir, "Pengertian!" Ujarnya sambil menerima botol lengkap dengan tutupnya dari Kana.

Kana terkekeh. Seiring berjalannya waktu Kana dan Ale memang semakin dekat. Sangat berbeda dengan awal-awal mereka saling mengenal, Kana yang dulu selalu berusaha menghindari Ale kini mulai sadar. Sekuat dan sejauh apapun ia berusaha melangkah pergi, ia tidak akan berhasil. Karena Kana sadar Tuhan telah mengatur segalanya. Termasuk dengan kehadiran Ale di hidupnya.

I Can't [Complete] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang