35. Rumah

5.3K 576 83
                                    

Kana tersenyum tipis. Kakinya yang menyentuh lantai ia gerak-gerakkan sedangkan tangannya di sisi tubuh berpegangan pada pinggiran bed rumah sakit. Setelah sepuluh hari harus mendapatkan perawatan di rumah sakit, hari ini Kana diperbolehkan pulang dan beristirahat di rumah.

"Nih pake." Adhi memakaikan jaket ke tubuh Kana.

Dokter mengatakan kondisi Kana benar-benar menurun. Kondisi jantungnya semakin memburuk. Terlepas dari penyakitnya, Kana lahir prematur sehingga imun tubuhnya tidak sekuat anak lainnya. Ia sangat mudah sakit.

"Udah beres semua kan?" Tanya Ayu yang baru selesai merapikan tas berisi keperluan selama di rumah sakit untuk dibawa pulang.

"Segitu doang kan? Tadi sebagian udah dibawa Tio." Adhi membantu Kana turun dari tempatnya duduk.

"Ayah Kana nya pake kursi roda aja kali." Ayu menggantikan Adhi, menggandeng lengan kanan Kana. Membiarkan Adhi membawa tas-tas untuk ditaruh di mobil.

"Bunda aku bisa jalan, ga usah pake kursi roda." Ujar Kana. Ia sudah melangkahkan kakinya ingin segera pulang ke rumah.

Ayu tersenyum mengerti, "Yaudah tapi bunda pegangin ya biar tambah kuat?"

Kana mengangguk, ia berjalan keluar dari kamar rawatnya dengan digandeng sang bunda. Dan ayahnya mengikuti di belakangnya. Sedangkan Tio sudah pulang terlebih dahulu karena ia bilang harus ke kampus. Jadilah Kana pulang dari rumah sakit hanya bersama ayah dan bundanya. Ayahnya juga mengendarai mobilnya sendiri, tidak meminta mang Didi untuk menjemputnya.

"Kok di dalem kaya rame bun?" Tanya Kana begitu mobil yang ia tumpangi sudah memasuki halaman rumahnya.

"Perasaan kamu aja kali." Ujar Ayu. Ia turun terlebih dahulu lalu membantu Kana dan menuntun anak itu masuk ke dalam rumah.

"WELCOME BACK!!!!"

"Astaghfirullah." Kana mengusap dadanya sendiri  begitu masuk ke dalam rumahnya. Confetti popper warna-warni disemprotkan bersamaan saat Kana masuk. Balon warna-warni juga berserakan di mana-mana.

Kana mendengus melirik satu persatu orang dihadapannya, "Dasar bocah."

"Ya ampunnn mas Kanaka!! Kita nyiapin ini semua dengan sepenuh hati tau gaa? Ini tuh untuk menyambut kepulangan lo! Malah dikatain bocah." Kesal Angga merasa usahanya sia-sia.

"Ga boleh gitu dong." Ayu mengelus kepala Kana. Sebenarnya Ayu sendiri yang menyuruh teman-teman Kana untuk datang ke rumah saat Kana pulang, sebagai rasa syukur karena Kana sudah diperbolehkan pulang, Ayu mengundang mereka untuk makan bersama di rumah. Tapi mengenai pesta balon mendadak di rumahnya Ayu benar-benar tidak mengetahuinya.

"Ga tau aja si ka, Billy sama Angel hampir mati kehabisan napas niupin semua balon ini." Ujar Ale sambil menunjuk balon yang berserakan di lantai.

"Udah mana jadi bau jigong kan balonnya." Timpal Arif.

Kana berdecak namun sedetik kemudian sudut bibirnya terangkat membentuk senyum tipis. Entahlah di balik kekonyolan para sahabatnya, Kana dapat melihat niat tulus dari mereka yang benar-benar menyambut kedatangannya. Kana bersyukur memiliki mereka yang selalu ada untuknya.

Kana melangkah mendudukkan dirinya di sofa tepatnya di samping Tio yang sedang memakan kripik kentang.

Kana menatap Tio tidak suka, "Katanya ke kampus."

Dengan santainya Tio menoleh, masih sambil mengunyah kripik kentang di mulutnya, "Ke kampus kok gue."

"Sama Ale, nyari balon di toko deket kampus itu, di deket sini balonnya jelek-jelek." Lanjut Tio.

I Can't [Complete] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang