6. Dijenguk

11.5K 764 45
                                    

"Angga ganteng datang!!" Triak Angga saat masuk ke dalam rumah Kana diikuti oleh Arif dan Billy.

Tio yang kebetulan baru saja keluar dari dapur sambil membawa sepiring mie goreng di tangannya menatap aneh pada Angga, "Masuk tuh salam kutil bukan treak-treak." Ucap Tio sebelum menyuapkan mie goreng ke mulutnya.

Angga nyengir, "Hehe maap mas."

"Langsung ke kamar aja." Ujar Tio yang baru menelan mienya.

"Oke." Angga dan yang lainnya segera menuju kamar Kana.

Tanpa mengetuk terlebih dahulu Angga langsung membuka pintu kamar Kana. Mereka disambut oleh Ayu yang memang berada di dalam kamar.

"Eh kalian, masuk ayo." Sambut Ayu.

"Eh kirain ga ada bunda." Ujar Angga, kemudian ia mencium tangan Ayu begitu juga dengan Arif dan Billy.

"Kayak di rumah siapa aja, kebetulan kalian dateng nih, bunda keluar sebentar ya? Kana nya lagi tidur tapi bentar lagi juga bangun." Ucap Ayu.

"Ah bunda kayak sama siapa aja." Kali ini Billy yang bersuara.

"Yaudah bunda tinggal ya? Kalo ada apa-apa panggil aja ya." Ujar Ayu sebelum keluar kamar.

Sepeninggal Ayu mereka semua langsung mencari tempat untuk dirinya masing-masing. Arif dan Billy duduk di lantai beralaskan karpet bulu. Sedangkan Angga langsung menghempaskan tubuhnya di sofa, "Gue ga liat panda dari tadi."

"Di belakang biasanya kan." Sahut Arif.

Si pemilik kamar yang masih bergulun dengan selimut tebalnya sayup-sayup mendengar suara obrolan Angga dan yang lainnya. Kana menggeliat kecil sebelum ia membuka matanya.

"Bangun kebo."

Kana hanya melirik Angga sekilas namun tidak berniat untuk bangun, tubuhnya masih lemas. Ia malah semakin merapatkan selimut yang melapisi tubuhnya, "Udah lama?" Tanyanya.

"Udah dari jaman firngaun." Jawab Billy.

"Lah ngelawak bocah? Kita baru sampe kok ka." Ujar Arif, Kana hanya mengangguk.

"Ka?" Panggil Angga.

"Hmm."

"Kemaren cerita nya gimana si?"

"Cerita apaan?" Kana balik bertanya.

"Ale bisa nolongin elu?"

"Nah! Gue penasaran nih dari kemaren." Timpal Billy.

Kana nampak berfikir, benar juga. Ia baru ingat kemarin saat dirinya kambuh Ale lah yang menolongnya. Kana sangat ingat saat Ale mengusap punggungnya dengan lembut. Kana juga sangat ingat dengan telaten Ale yang menginterupsi dia agar bisa bernafas dengan baik. Dan yang Kana sangat ingat adalah saat dengan beraninya Ale membuka dasinya.

"Ya gitu." Jawab Kana.

"Ya gitu gimana jelasin dong." Gemas Angga.

"Pas gue sakit dia deketin gue trus kayak ngintrupsi gue buat napas yang bener kayak yang biasanya om Kevin lakuin, trus." Kana menjeda ucapannya, "Trus dia buka dasi gue."

"Hah? Anjirr cewek super nekat." Heboh Billy sambil menggelengkan kepalanya.

"Itu bukan nekat si sebenernya, demi nolongin Kana." Sahut Arif.

"Gue liat Ale itu orangnya baik deh, tulus gitu sama orang. Ga genit ataupun caper gitu sama cowok. Gak kayak kebanyakan cewek lain gitu ka." Ujar Angga.

"Ya terus?" Tanya Kana.

"Ya gapapa, ngomong doang." Kata Angga.

Kana kemudian mengubah posisinya menjadi duduk dan menyingkap selimutnya, "Bunda mana?"

I Can't [Complete] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang