2. Sekolah

14K 960 74
                                    

Kelas XI MIPA-2 sudah nampak ramai, beberapa anak sibuk membersihkan kelas, para perempuan sedang bergosip ria dengan teman-temannya, dan ada juga yang sibuk menyalin tugas milik teman sebangkunya, seperti Angga yang sedang menyalin tugas matematika milik Kana.

"Gila si tuh guru baru seminggu ngrasain jadi kakak kelas tugas udah bejibun gini." Gerutu Angga sambil terus menyalin tugas Kana.

"Ngomul lu, tugas nyalin punya Kana terus juga luh." Ujar Billy yang duduk di belakang Angga.

"Kapan sih Angga ngerjain tugas sendiri." Sindir Arif.

"Cott!" Sungut Angga.

Ketimbang mendengarkan perdebatan para sahabatnya yang tentunya tidak ada gunanya, Kana lebih memilih memainkan ponselnya.

Bunda Cantik :
Semangat belajarnya anak bunda 😊
Jangan makan yg aneh-aneh!

Me :
Iya bunda bawel :)

Bunda Cantik :
😘💙

Kana tersenyum membaca balasan dari Ayu. Belum ada lima menit ia sampai di sekolah, bundanya sudah mengirimi dia pesan peringatan, sungguh Kana tidak habis fikir dengan bundanya itu.

🌙🌙🌙

Sudah hampir satu jam lebih guru berperawakan tinggi besar itu menerangkan berbagai rumus matematika di papan tulis lalu menyuruh para siswa untuk mencatat apa yang ia terangkan. Tapi sedari tadi beberapa anak terus menggerutu pelan, bagaimana tidak guru yang biasa dipanggil pak Yus itu menerangkan semua materi dengan sangat cepat bahkan tanpa jeda sehingga para siswa kesusahan dan terus tertinggal saat mencatat materi yang diterangkan.

"Pelan-pelan pak!" Seru salah satu anak laki-laki dari barisan paling belakang.

"Makanya kalo nyatet tuh jangan main-main, yang serius. Gimana si?!" Jelas pak Yus.

"Iya serah dah serah, guru mah selalu benar." Gumam Angga yang ternyata didengar oleh pak Yus. "Bicara apa kamu Anggara?"

"Hah? Enggak pak, itu yang nomor tiga ga keliatan jadi saya nanya sama Kana." Alibi Angga.

"Kalo ga keliatan kan bisa tanyakan dengan saya, yang guru kan saya bukan Kanaka. Lagian saya denger ya tadi."

"Iya pa maaf." Jawab Angga sambil menunduk.

Arif dan Billy yang berada di belakang Angga hanya cekikikan ketika Angga dimarahi oleh pak Yus, "Mamposs."

"Sial." Umpat Angga.

Setelahnya pak Yus menerima telepon yang sepertinya itu adalah telepon penting, dan benar saja setelah menutup telepon, pak Yus berpamitan dan mengatakan bahwa ada tamu yang menunggunya di ruang guru.

"Jangan lupa untuk dicatat! Dharma! Jaga kelas supaya tetap kondusif." Perintah pak Yus pada si ketua kelas sebelum ia pergi meninggalkan kelas.

"Udah gausah dicatet woy! Jangan ada yang nyatet, awas aja lu pada nyatet!" Seru Dharma, si ketua kelas. Ketua kelas aneh memang, tapi justru ketua kelas seperti itulah ketua kelas yang disegani oleh anak-anak. Tidak galak, tidak sok berkuasa, dan yang pasti tidak egois. Ketika disuruh mengumpulkan tugas, tetapi ada satu anak di kelas yang belum menyelesaikan tugasnya maka Dharma akan menunggu sampai anak itu selesai mengerjakan tugasnya, bahkan dengan suka rela ia memberikan tugas miliknya dan menyuruh anak itu untuk menyalinnya. Dharma selalu berkata 'Solidaritas man, brantas egois, bego bareng-bareng, pinter juga bareng dong!'

I Can't [Complete] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang