13. Teman

6.8K 605 33
                                    

Awalnya Ale tidak ingin ikut ke rumah sakit untuk menjenguk Kana, namun karena dipaksa oleh Angga dan sejujurnya dirinya pun penasaran dengan kondisi Kana, akhirnya ia bersama Angel ikut menjenguk Kana.

Saat dirinya memasuki ruang rawat Kana, hal pertama yang ia lihat adalah Kana yang sedang tertidur pulas ditemani bundanya di sisinya dan ayahnya yang berada di sofa sambil menonton tv. Kana terlihat sangat pucat dengan nasal canula yang menghiasi hidung mancungnya.

"Kana nya baru tidur sih," ujar Ayu sambil membereskan beberapa obat-obatan Kana di atas nakas.

"Namanya juga sakit, pasti bawaannya lemes pengen tidur mulu bun," jawab Ale kemudian tersenyum pada Ayu.

Ayu balik tersenyum, "Jangan berdiri, ayo duduk di sini nak," Ayu menggeser kursi yang barusan ia duduki, mempersilahkan Ale untuk duduk.

"Nih yang lainnya duduk di sini," Adhi bangkit, menyuruh yang lainnya untuk duduk di sofa. Bagaimana pun juga teman-teman Kana adalah tamu, tidak mungkin dirinya tega membiarkan mereka berdiri.

"Om mau kemana?" Tanya Angga.

"Om mah di balkon aja sekalian nyari angin, udaranya lagi enak nih," jawabnya sambil berjalan menuju balkon kamar rawat Kana.

"Oh iya. Kurang satu ya?" Adhi sempat berbalik badan sebelum benar-benar keluar ke balkon.

"Uminya Arif lagi syukuran om, jadi Arif gak bisa ngikut," jelas Billy.

"Ooh kirain kenapa."

Ayu menghampiri suaminya, "Dhi, bilang mas Tio nanti pulangnya mampir beli makanan ya, temen-temen Kana pasti belum pada makan dari pulang sekolah." Ujar Ayu sedikit berbisik supaya tidak didengar oleh teman-teman Kana.

"Makanan apa nih?"

"Udah apa aja, Tio lebih ngerti pasti." Sahut Ayu sambil melenggang masuk meninggalkan suaminya sendirian di balkon.

Ayu memperhatikan Angel yang berdiri di samping Ale sambil tersenyum tipis, kemudian ia berjalan mendekat, "Angel bunda gemes deh sama kamu."

Angel reflek menoleh, menatap Ayu dengan tatapan bingung, "Gemes kenapa bun?" Tanyanya polos.

"Pipi kamu tuh ishhh gemes tau, kayak bakpao imut-imut gitu," Ayu menangkup pipi Angel lalu menepuknya pelan karena gemas, sontak hal itu membuat pipi chubby Angel bersemu merah. Jika kebanyakan orang yang mengenalnya akan mengatakan dirinya gendut dan sebagainya, namun Ayu malah memujinya imut.

"Yah Angel terbang yahhhh."

Angel pura-pura tidak mendengarkan Billy, "Bunda bisa aja deh," ujarnya masih tersipu malu dan membuat Ayu lagi-lagi semakin gemas.

"Kamu tuh imut tau, kalo Alecia itu manis, senyumnya bikin hati sejuk." Ujar Ayu, tangannya terangkat menyentuh pucuk kepala Ale dan tersenyum ketika Ale mendongak.

Ale menatap Ayu heran, 'ia tidak salah dengar kan?'

Masih tetap tersenyum Ayu menatap wajah bingung Ale. Nalurinya sebagai seorang ibu mengatakan bahwa Ale adalah gadis yang baik dan tulus. Tingkahnya selalu ceria, dan entah mengapa feelingnya mengatakan Ale bisa membawa perubahan pada putra bungsunya.

"Bunda," pandangan ketiganya langsung tertuju pada Kana yang memanggil bundanya dengan mata yang masih terpejam.

Ayu membungkuk, mengelus kepala Kana kemudian mengecup kening putra bungsunya itu, "Iya bunda di sini, ga kemana-mana."

Mendengarnya, Kana langsung membuka matanya memastikan bahwa bundanya memang ada di dekatnya atau tidak.

Kana sedikit bingung ketika netranya melihat ada Ale dan Angel yang sedang menatap dirinya. Terutama Ale yang menatap dirinya dengan senyum yang mengembang di bibir tipisnya.

I Can't [Complete] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang