32. This Is Life

5.6K 558 60
                                    

Tio selalu bersyukur dulu ia ditempatkan di panti asuhan yang mau menampung dan merawatnya bukan di tempat sampah. Dan Tio sungguh sangat bersyukur ketika Tuhan mengirimkan sepasang suami istri yang mau mengadopsinya dan menjadikannya seorang anak.

Sejak saat Adhi dan Ayu resmi menjadi orang tua angkatnya, hidup Tio berubah. Tio tidak pernah merasa kurang sedikit pun. Di hari-harinya Tio selalu bahagia. Hidupnya dilimpahi kasih sayang dan juga harta. Adhi dan Ayu selalu menyayanginya seperti darah daging mereka sendiri, Adhi dan Ayu juga memenuhi semua yang Tio ingingkan. Bahkan sampai Kana lahir pun, Adhi dan Ayu tidak memebedakan kasih sayang antara Tio dengan Kana. Mereka diperlakukan sama.

Tio benar-benar bersyukur akan itu. Sampai ia sendiri kadang lupa bahwa orang tuanya itu hanya lah orang tua angkat. Dan ia hanya anak angkat. Tio lupa tentang orang tua kandungnya, karena ia sudah mendapatkan sosok orang tua yang sesungguhnya. Hingga kini orang tua kandungnya datang, Tio sampai tidak tau harus senang atau tidak.

Ceklek.

Tio membuka perlahan pintu kamar rawat Kana. Sejak kejadian di cafe, Tio memang tidak langsung kembali. Ia pergi ke taman rumah sakit untuk menenangkan pikirannya. Tio baru kembali setelah bundanya berkali-kali mengirimkannya pesan dan menelponnya, menanyakan keberadaannya.

"Dari mana aja si kamu, mas." Tio sampai terperanjat saat Adhi menegurnya begitu masuk.

Tio mengusap dadanya, "Astagfirullah aku kaget yah." Ujarnya sebelum ia meraih tangan Adhi dan menciumnya.

"Dari mana kamu, jam berapa ini?" Merasa pertanyaannya belum dijawab oleh anaknya, Adhi kembali bertanya.

"Kana gak papa kan?" Tio balik bertanya ketika melihat adiknya tertidur dengan dipeluk oleh sang bunda.

Adhi berdecak, kebiasaan anaknya jika ditanya malah balik bertanya. "Tadi suhu tubuhnya naik." Jawab Adhi pada akhirnya.

Tio membulatkan matanya, kemudian menghampiri bed adiknya. Ayu yang menyadari keberadaan Tio terbangun, ia mencium dahulu wajah Kana sebelum melepas pelukannya, dan turun dari bed membiarkan Kana terlelap.

"Kamu udah pulang mas," ujar Ayu seraya berjinjit mengelus kepala Tio

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Kamu udah pulang mas," ujar Ayu seraya berjinjit mengelus kepala Tio.

"Adek kenapa?"

Ayu tersenyum, "Biasa, kondisinya masih naik turun. Udah ga papa kok."

Tio sedikit lega, tapi tetap saja ia khawatir. Ia mengelus kepala Kana kemudian membenarkan selimut yang menutupi sebagian tubuh Kana.

"Kamu dari mana si? Ditelpon ga diangkat, di chat ga dibales. Adek kamu nungguin tau."

Tio menunduk, ia kembali merasa bersalah karena sudah pergi terlalu lama dan tidak memberi kabar. Padahal ia sudah berjanji hanya pergi sebentar.

"Maafin aku ya, tadi aku abis ketemuan sama temen kampus. Bahas susunan acara di kampus. Aku jadi panitianya." Dustanya, bukan waktunya ia untuk jujur sekarang. Jujur di saat seperti ini hanya akan memperburuk situasi.

I Can't [Complete] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang