✔ Six

4.1K 297 41
                                    

"Sumpah, ya ulangan tadi bikin gue laper," Selda menyeruput es teh manisnya, "mana soalnya banyak banget lagi."

"Bu Beti, mah emang kayak gitu kalo kasih soal. Betah-betah aja, lo pindah ke sini, Sel," ucap Rara yang kini menjadi sahabat Selda.

"Lo, mah enak sebangku sama Alkha, dia, kan anaknya paling pinter," lanjutnya sambil menggulung pasta miliknya dengan garpu.

"Lo tinggal tanya jawabaan sama dia aja."

"Nggak mau, dia ngeselin." Selda memanyunkan bibirnya.

Setelah itu keduanya terdiam, asik dengan makanan mereka masing-masing.

Selda mengigit apel merah yang tadi ia beli, buah kesukaan Selda, menurutnya apel itu rasanya unik. Rasa asam dan manisnya bercampur menjadi satu saat digigit.

Manik mata dark brown-nya menjelajah seisi kantin yang untuk hari ini terlihat penuh sesak, memang biasanya seperti ini.

Sekolah yang kini menjadi sekolah Selda memang cukup besar pantas saja kantin sebesar ini masih terlihat penuh.

Tak ada penjual di kantin yang terlihat sepi, siswa dan siswi terlihat saling berebut agar pesanan mereka didahulukan.

Kebiasaan orang Indonesia, tidak sabaran dan tidak mau antre. Pikir gadis itu.

Perhatian gadis itu teralih saat melihat kelima cowok berjalan melewati padatnya kantin.

Dua di antaranya Selda sangat kenal, tetapi tiga cowok yang lain dia tidak tahu itu siapa, yang jelas di antara tiga cowok asing itu ada satu yang membuat Selda mengernyitkan dahinya.

Saat kelima cowok itu berjalan melewati meja dimana Selda dan Rara duduk, mata Selda bertemu dengan mata cowok pemilik rambut cokelat gelap yang dengan langsung dapat Selda simpulkan dia adalah cowok bengal.

Kelima cowok itu berjalan menuju meja tepat di belakang Selda.

"Minggir kalian," perintah salah satu di antara mereka.

Tiga siswa kelas sepuluh itu berdiri sebelum akhirnya mereka memutuskan untuk pindah saat kelima cowok itu datang dan menempati meja mereka.

Selda kembali mengernyit, siapa sebenarnya mereka sampai para siswa itu memilih pindah mencari bangku yang kosong dan itu cukup sulit karena semua bangku terlihat sudah sangat penuh.

"Ra," panggil Selda.

Rara mendongakkan kepalanya dengan mulut penuh terisi pasta, "Apa?" ucapnya masih mengunyah makanan di dalam mulutnya.

"Mereka siapa, sih?" Selda menolehkan kepala ke belakang tanpa membalikkan badannya.

Rara mengikuti arah pandangan gadis di depannya, "Oh, mereka?" ucap Rara setelah menelan makanan di mulutnya.

Selda menatap serius Rara menunggu penjelasan dari gadis itu.

"Cowok yang rambutnya warna cokelat itu Alkha, yang duduk di samping Alkha namanya Dani. Mereka berdua temen sekelas kita dan Alkha itu temen sebangku lo," ucap Rara tanpa dosa.

Selda memutar bola matanya, "Gue udah tau kalo itu, Ra."

"Iya-iya, kan, gue belum selesai jelasinnya," ucap Rara sambil terkekeh.

"Yang lagi minum es jeruk itu, yang rambutnya hitam, namanya Elzan. Ganteng, ya? gue suka, deh sama dia." Kekeh Rara dengan wajah yang tersipu.

"Cowok yang matanya warna abu-abu itu namanya Fino, dia juga ganteng, baik lagi. Terus yang duduk di depan Alkha itu namanya Alfa."

[TBS 2] : Brother RivalryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang