✔ Twenty-two

2.2K 175 13
                                    

Alfa berjalan santai menuju kelasnya, kelas IPA 3. Satu tangannya ia masukkan ke dalam celana, sedangkan tangannya yang lain, ia gunakan untuk memegangi tali tas yang hanya tersampir di salah satu bahunya.

Alfa bersiul nyaring sambil memasuki kelasnya. Dahi cowok itu mengernyit menatap teman-temannya yang membentuk beberapa kelompok, sedang sibuk menuliskan sesuatu pada buku mereka masing-masing.

“Woy, kampret lama banget, lo!” teriak Fino saat melihat Alfa di ambang pintu.

Alfa yang merasa suara tadi terarah untuk dirinya langsung menolehkan kepala ke satu gerombolan siswa di pojokan.

“Liat PR lo, dong, Al,” Elzan berjalan ke arah Alfa.

“PR apaan?” tanya Alfa.

“Nggak usah pura-pura, nggak tau.” Ketus Elzan, “Siniin buruan, lima menit lagi masuk, nih.”

Alfa mendengus pelan lalu membuka tas, mengambil buku tulis berwarna merah dari dalam tasnya.

Baru saja dirinya ingin memberikan buku tersebut pada Elzan, tetapi tiba-tiba Fino sudah merebut buku tersebut dan membawanya menjauh dari Elzan.

Kedua cowok itu menatap Fino dengan buku milik Alfa di tangannya.

“Woii, balikkin nggak!” galak Elzan.

“Gue pinjem bentar,” balas Fino,  menghentikan larinya dan duduk di bangku paling belakang.

“Gue duluan yang pinjem, cumi!” Elzan menghampiri Fino.

“Lo liat aja, tuh punya mereka yang udah selesai.” Jawab Fino menunjuk beberapa siswi yang sudah selesai mengerjakan dan sekarang sedang bergosip ria.

“Nggak! Gue mau punya, Alfa aja.” Elzan menggeleng tegas.

Fino dengan cepat menjauh dari Elzan, saat Elzan hampir sampai di bangku yang tadi ia duduki. Ia membawa lari buku Alfa membuat Elzan menjadi bertambah kesal.

“Fin, kampret, lo! Siniin, barengan liatnya.” Kesal Elzan yang terus mengejar Fino.

“Gue masih kurang banyak. Lo mau apa, liat gue dihukum gara-gara nggak selesai?” Fino masih menghindari Elzan, melewati beberapa siswi yang asik di bangku mereka.

“Heh, lo pada bisa diem nggak, sih?” ketus Rachel saat Fino mendorong punggung Rachel dan menginjak kursi yang diduduki gadis itu, “Nyoret, nih. Ganggu banget, sih!”

“Salah siapa, lo di situ.” Fino tak kalah ketus.

Rachel menatap Fino dengan kesal, “Kok, lo malah nyalahin gue, sih?”

“Lo mau, gue buang ini buku?” Rachel merampas buku Alfa yang sedari tadi dibawa lari Fino.

“Woii, itu buku gue!” seru Alfa menatap tajam ke arah Rachel.

“Gue pinjem bukunya,” celetuk Elzan saat berhasil merebut buku di tangan Rachel.

“Kan, gara-gara, lo.” Fino menyalahkan gadis yang saat ini menatap dirinya bingung bercampur marah.

***

“Zan, siniin. Gue juga mau liat.” Fino menggeser buku Alfa menjadi sedikit ke hadapan Fino.

“Gue, nggak keliatan, bego.” Kali ini Elzan yang menggeser buku itu kembali mendekat ke arahnya.

Fino berdecak, “Lo, kan tinggal sedikit lagi,”

“Ya, terus?”

Kedua cowok yang duduk di bangku belakang itu kini malah saling menggeser buku tulis milik Alfa.

[TBS 2] : Brother RivalryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang