✔ Twenty-five

2.3K 195 41
                                    

Karena Kei lagi seneng jadi, Kei update hhaha

Vote and comment jangan lupa

Happy reading ❤




Wajah Selda sudah merah padam, keringat perlahan menetes dari pelipisnya. Kedua tangan Selda, ia gunakan untuk memukul-mukul meja entah apa tujuan gadis itu melakukannya.

Beruntung sebagian teman sekelasnya keluar untuk makan di kantin atau sekedar mencari udara segar di luar kelas, jika tidak mungkin saat ini semua pasang mata tertuju pada Selda.

"Aaaa ...," Selda menjulurkan lidah dan mengibas-ngibaskan tangannya, berharap rasa pedas di lidahnya mengilang.

Cowok dengan rambut coklat yang sedikit terang itu mengalihkan pandangannya dari novel terjemahaan yang sedang, ia baca.

Alkha mendengus, memperhatikan Selda yang sedari tadi berisik dan menganggu ketenangannya.

"Lo kenapa, sih?" tanya Alkha ketus.

Selda menoleh, "Pedes," ucapnya sambil berusaha mengilangkan rasa pedas dan panas di mulutnya.

"Lo bisa diem nggak?"

Selda berdecak sebal, "Gue lagi kepedesan, Alkha gimana mau diem coba."

"Yaudah, biasa aja," Alkha menautkan kedua alisnya, "emang kalau, lo berisik pedes, lo bakal ilang apa?"

Alkha menutup novel di tangannya, mendorong kursi yang, ia duduki dan berjalan keluar kelas meninggalkan Selda.

Selda memutar bola matanya malas, tidak peduli jika, Alkha merasa terganggu olehnya, yang Selda pikirkan sekarang adalah bagaimana mengilangkan rasa pedas itu.

Mungkin nanti jika, Selda bertemu Rara, ia akan memarahi Rara yang sudah memesankan siomay yang pedasnya kelewat pedas daripada omelan, Bu Beti.

Sebenarnya, ini bukan sepenuhnya kesalahan Rara karena, Selda sendiri yang meminta, Rara memesankan dirinya siomay pedas sebab, Selda ingin makan yang pedas-pedas hari ini.

Akan tetapi, Rara justru tidak memikirkan nasib, Selda akibat siomay pedas tersebut dan sialnya botol minum Selda tertinggal di rumah gara-gara, ia berangkat terburu-buru tadi pagi.

Selda menundukkan kepalanya, kedua tanganya, ia gunakan untuk menyangga kepala. Bibir merah muda alami gadis itu terlihat bertambah merah akibat rasa pedas.

Selda menyadari kehadiran seseorang yang duduk di kursi sebelahnya. Namun, ia tidak peduli karena Selda masih mencoba menetralkan rasa kebas di lidahnya.

"Minum," ucap orang itu sambil menggeser segelas teh manis.

Selda mendongakkan kepalanya, lantas memperhatikan cowok yang kembali membaca novel. Selda meraih minuman yang diberikan cowok itu, Selda langsung menyemburkan teh manis yang, ia seruput sedikit.

Selda kembali mengibas-ngibaskan tangan pada lidahnya.

"Alkha!" gadis itu memukul lengan Alkha.

"Apaan?" sewot Alkha mengusap-usap lengan kanannya.

"Lo, ikhlas beliin gue minum nggak, sih?"

"Ikhlas," singkat Alkha.

"Kalau ikhlas, kenapa beli minumnya panas kayak gini? Tambah pedes tau nggak!" sewot Selda.

Alkha memutar bola matanya malas, "Kalau, gue beliin lo minuman dingin yang ada, lo tambah kepedesan."

"Yang ada minuman panas, yang bikin gue tambah kepedesan."

[TBS 2] : Brother RivalryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang