✔ Thirty-six

1.5K 130 14
                                    


Tawa Alfa, Elzan dan Fino terdengar. Bahkan ketika, Alkha dan Dani yang mengekor di belakangnya masih menaiki tangga yang mengantarkan keduanya ke rooftop.

Ketika keduanya sampai, tawa ketiga cowok itu mereda. Mereka menatap dua cowok yang saat ini berdiri memperhatikan Alfa, Elzan dan Fino dengan tatapan yang berbeda-beda.

“Kenapa?” tanya Alfa memulai pembicaraan.

“Sini lo,” suara Alkha terdengar dingin, sampai membuat mereka bertiga saling melempar pandang bahkan, Dani yang berdiri di sebelah Alkha terkejut.

Mereka tahu Alkha orang yang dingin, tetapi baru kali ini mereka mendengar nada suara Alkha yang tidak seperti biasanya.

Alfa berjalan mendekat, kini ia hanya berjarak dua meter dengan Alkha.

“Gue udah tau rencana lo,” ucap Alkha.

Alfa mengernyit, masih tidak tahu kemana arah pembicaraan saudaranya itu. “Rencana apaan?”

“Selda.” Singkat Alkha.

Alfa tersenyum culas ketika tahu apa maksud dari ucapan Alkha, sedangkan Dani, Elzan dan Fino saling tatap tidak tahu apa yang sedang dibicarakan dua cowok kembar itu.

“Dia itu punya gue, Alkha. Gue berhak lakuin apa aja.” Alfa tersenyum angkuh, kedua tangannya ia masukkan ke dalam saku celana abu-abunya.

“Istirahat kedua, kita tanding basket. Satu lama satu,” mata Alkha menusuk ke dalam manik mata Alfa. “Kalau lo kalah, lo harus lepasin dia.”

“Kalau gue menang?” tanya Alfa meremehkan.

“Gue bakal biarin rencana lo berjalan,” suara Alkha terdengar datar. Namun, sebenarnya ia tidak yakin dengan apa yang baru saja ia katakan.

Alfa tersenyum miring, “Tawaran menarik.”

Setelahnya, Alkha berbalik neninggalkan rooftop tidak lagi menanggapi Alfa. Tanpa pikir panjang, Dani menyusul Alkha untuk meminta, cowok itu menjelaskan sesuatu padanya.

“Alkha, lo serius mau nantangi Alfa main basket?” tanpa Dani heboh ketika langkah mereka sudah sejajar.

“Iya,” jawab Alkha tidak peduli.

“Lo bego apa gimana, sih?!” sewot Dani.

“Lo kenapa, sih dari tadi ngatain gue bego mulu?!” Alkha tak kalah sewot.

“Lo lupa, Alfa itu siapa?”

“Kembaran gue.” Singkat Alkha.

Dani berdecak, “Alfa itu ketua basket di sekolah ini, Alkha. Menurut lo, dia nggak ngapa-ngapain langsung jadi ketua basket gitu aja? Dia yang paling jago basket di sekolah dan sekarang lo tiba-tiba nantangi Alfa cuman gara-gara Selda?”

“Lo nggak tau apa-apa mending diem.” Alkha menghentikan langkahnya, “Dan, lo remehin gue nggak bisa basket gitu?”

Lagi. Dani berdecak, lelah memang bicara dengan Alkha yang keras kepala.

“Bukan, gitu. Ya, secara lo kan nggak jadi anggota basket. Lo ikut eskul futsal kenapa tadi nggak ngajakin tanding futsal aja?”

***


“Alkha kenapa tiba-tiba jadi keliatan marah gitu, sih?” tanya Elzan heran.

“Lo lagi ada masalah sama dia, Al?” tanya Fino menatap Alfa yang duduk di pinggir Rooftop.

Alfa menggeleng, “Nggak ada,” ia memperhatikan kakinya yang berayun ke depan dan belakang, “gue juga nggak tau kenapa dia tiba-tiba kayak gitu.”

[TBS 2] : Brother RivalryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang