✔ Eighteen

2.4K 201 44
                                    

Teman atau dendam?-Keano Alfarenzi-

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Teman atau dendam?
-Keano Alfarenzi-

happy reading ❤

*

*

*

Malam ini dia terlihat tampan, meski hanya menggunakan kaus putih yang dibalut dengan jaket hitamnya.

Alkha berjalan sendirian di salah satu mall, tangan kanannya memegang segelas Caramel Frappuccino dingin yang baru saja ia beli, padahal udara saat ini sedang dingin.

Tidak biasanya cowok itu pergi sendiri seperti saat ini.

Alkha mengedarkan pandangannya ke segala arah, mencari objek yang menurutnya menarik. Tak jarang gadis-gadis yang berpapasan dengannya memekik, gemas.

Namun, Alkha tidak menghiraukan itu semua, ia tetap berjalan santai seakan tidak ada yang terjadi.

“Alkha,” seru seseorang dari arah belakang.

Yang merasa dipanggil menghentikan langkahnya dan menoleh ke belakang. Mata cokelatnya menyipit saat melihat seorang gadis dengan sweater biru pastel dan celana jeans putih berlari kecil ke arahnya.

“Hai,” sapanya sambil tersenyum simpul.

Alkha mengangkat sebelah alisnya, menatap gadis di hadapannya.
Selda berdeham pelan, menyelipkan anak rambutnya ke belakang telinga.

“Lo ngapain di sini?”

“Lo sendiri ngapain di sini?” Alkha balik bertanya.

Selda memukul lengan cowok di hadapannya, “Kok malah balik nanya, sih?” ucapnya gemas.

“Ini cewek nggak bisa lembut dikit apa gimana, sih?” gumam Alkha mengusap lengan kanannya.

“Salah sendiri rese,” Selda memajukan bibirnya kesal.

“Lo kayak bebek kalo manyun-manyun gitu.” Alkha terkekeh setelahnya.

“Enak aja kalo ngomong,” Selda kembali memukul lengan cowok di depannya, tidak memedulikan beberapa pengunjung yang terkikik melihat mereka berdua.

Cowok berambut cokelat itu berbalik dan melangkah pergi tanpa mengucapkan sepatah kata pun pada Selda. Selda yang melihat itu sontak membulatkan matanya lantas mendengus kesal.

“Dasar, ya. Udah gue samperin malah maen pergi seenak jidat.” Sewot Selda, berusaha mengejar Alkha yang berjalan dengan langkah lebar.

“Alkha, tungguin!” teriak Selda.

Alkha memutar bola matanya saat mendengar suara Selda yang terus meneriaki namanya. Tentu saja itu menjadi perhatian para pengunjung.

Alkha menghentikan langkahnya.

[TBS 2] : Brother RivalryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang